Berita Langsa
Moeldoko Buka Jambore Petani Milenial Se-Aceh dan Tanam Padi di Langsa, Ini Pesan KSP
Setelah membuka Jambore, Moeldoko bersama Pj Wali Kota Langsa, Ketua HKTI Aceh, dan pejabat lainnya melakukan penanaman padi di lokasi acara.
Ir Said Mahdum menambahkan, framing media nasional selama ini cenderung menyudutkan Aceh yang dianggap tidak ramah terhadap investor karena sering mendapatkan gangguan.
Tetapi dirinya yakinkan bahwa itu tidak akan terjadi di Kota Langsa. Pemko, aparat penegak hukum, dan seluruh masyarakat Kota Langsa sangat terbuka dan mendukung investasi di Kota Langsa.
"Kota Langsa ini kota industri, jasa, dan perdagangan yang dikenal sejak jaman dahulu," papar Pj Wali Kota.
Beber Pj Wali Kota, Pelabuhan Kuala Langsa merupakan pintu keluar masuk barang dan orang dari dan ke negara-negara tetangga, khususnya Malaysia dan Thailand karena jarak yang cukup dekat, sekitar 140-an mil laut.
Baca juga: HKTI dan Kepala Perwakilan Perdagangan Rusia Bahas Teknis Kerja Sama untuk Kesejahteraan Petani
Pelabuhan Kuala Langsa justru mengalami kemunduran di era modern ini, tepatnya mulai tahun 2010, ketika keluar berbagai regulasi pemerintah pusat.
Khususnya dari Kementerian Perdagaangan dan Kementerian Pertanian yang melarang berbagai kegiatan importasi melalui Pelabuhan Kuala Langsa.
Hambatan importasi tersebut sama dengan menghambat kegiatan eksportasi karena ekspor dan impor merupakan kegiatan yang senafas.
"Bisa ekspor tapi tak bisa impor sama dengan mati sebelah karena tidak terjadi keseimbangan pembiayaan," pungkasnya.
Sementara Ketua HKTI Aceh, Dr Ir M Zulfri, mengucapkan terima kasih kepada Jenderal TNI (Purn) Dr H Moeldoko, SIP dan Ir Said Mahdum Majid dan seluruh tamu undangan yang sudah hadir pada kegiatan pembukaan Jambore Petani Milenial Se-Aceh.
Disebutkan M Zulfri, pertanian merupakan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan.
Baca juga: Jelang Jambore Petani Milenial, Pemuda Tani HKTI Aceh Buka Pendaftaran Competition Business Plan
Secara khusus, urai dia, Aceh selama ini juga dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki kekayaan sumber daya hayati yang luar biasa, tidak hanya padi ataupun gabah.
Tetapi Aceh juga unggul diberbagai komoditi lainnya seperti kopi, jagung, kedelai, karet, kakao, kelapa, pala, cengkeh, serta komoditas lainnya.
Oleh karena itu, dengan hadirnya HKTI Pusat dan HKTI Provinsi Aceh sangat membantu dalam meningkatkan konsolidasi petani, kesejahteraan dan pendampingan petani di Provinsi Aceh.
HKTI juga dapat membantu petani dalam hal koordinasi dan komunikasi dengan lembaga-lembaga terkait dalam mengembangkan komoditas usaha tani.
“Juga melakukan social engineering serta mendorong petani milenial Aceh menggunakan teknologi pertanian, sehingga meningkatkan harga pokok produksi dan harga komoditas pertanian,” ulasnya.