Internasional
Pasukan AS Didukung Milisi Kurdi Gempur Kelompok ISIS di Suriah Timur, Enam Orang Ditangkap
Pasukan Amerika Serikat (AS) melakukan tiga serangan di Suriah Timur dan menangkap enam anggota militan ISIS.
SERAMBINEWS.COM, BEIRUT - Pasukan Amerika Serikat (AS) melakukan tiga serangan di Suriah Timur dan menangkap enam anggota militan ISIS.
Komando Pusat pasukan AS mengatakan penyerangan dilakukan selama 48 jam di markas kelompok ISIS.
Salah satu militan yang ditahan bernama "Al-Zubaydi", Pejabat Senior Provinsi Suriah dari kelompok yang terlibat dalam perencanaan dan memfasilitasi serangan di Suriah.
Pemantau perang oposisi yang berbasis di Inggris Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan dua dari tiga serangan terjadi di Deir Ezzor dan Hassakeh, seperti dilansir AFP, Rabu (21/12/2022).
Ditambahkan, Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi juga terlibat.
Mereka mengidentifikasi empat orang yang ditahan sebagai pedagang senjata Turkmenistan yang berafiliasi dengan kelompok militan ISIS.
Baca juga: ISIS Serang Kirkuk, Truk Pengangkut Polisi Dibom, Korban Ditembak, Tujuh Orang Tewas
Dua pejuang SDF terluka dalam satu serangan.
“Penangkapan para agen ISIS ini akan mengganggu kemampuan organisasi teroris untuk merencanakan lebih lanjut," kata Jenderal Angkatan Darat AS Michael “Erik” Kurilla.
Ada sekitar 900 tentara AS di Suriah yang mendukung pasukan pimpinan Kurdi dalam perang melawan kelompok militan tersebut.
Mereka sering menargetkan militan ISIS, sebagian besar di bagian timurlaut Suriah di bawah kendali Kurdi.
SDF pada Senin (19/12/2022) mengatakan telah menahan seorang militan ISIS yang mengelola sel-sel di Suriah timur.
Suriah telah terperosok dalam perang saudara berdarah sejak 2011 yang telah menarik kekuatan regional dan global.
Presiden Suriah Bashar al-Assad telah mendapatkan kembali kendali atas negara itu.
Tetapi sebagian wilayah utaranya tetap berada di bawah kendali pemberontak, serta pasukan Turki dan Kurdi Suriah.(*)
Baca juga: Serangan ke Hotel China, Jadi Target ISIS-K Ganggu Kepentingan Internasional di Afghanistan