Internasional

Inggris Sebut Rusia Mulai Putus Asa, Minta Bantuan Persenjataan Korea Utara

Pemerintah Inggris, Jumat (23/12/2022) menyebut Rusia mulai putus asa atas perang di Ukraina yang sudah memasuki bulan ke-10.

Editor: M Nur Pakar
KCNA
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) dan putrinya berpose bersama tentara untuk berfoto di depan rudal balistik antarbenua Hwasong-17, di lokasi tak dikenal di Korea Utara 

SERAMBINEWS.COM, LONDON - Pemerintah Inggris, Jumat (23/12/2022) menyebut Rusia mulai putus asa atas perang di Ukraina yang sudah memasuki bulan ke-10.

"Fakta, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta bantuan Korea Utara sebagai tanda keputusasaan dari isolasi Rusia," kata Menteri Luar Negeri Ingris, James Cleverly

"Kami akan bekerja dengan mitra kami untuk memastikan bahwa Korea Utara membayar mahal untuk mendukung perang ilegal Rusia di Ukraina," jelasnya.

Korea Utara telah berusaha untuk memperkuat hubungan dengan Rusia karena sebagian besar Eropa dan Barat telah menarik diri dari Moskow.

Dilansir Reuters, pernyataan itu untuk menyangkal laporan media Jepang baru-baru ini, Korea Utara mengangkut amunisi ke Rusia dengan kereta api.

Pernyataan itu menyebut laporan itu salah dan "pengalih perhatian paling absurd, yang tidak layak untuk dikomentari atau ditafsirkan.

Baca juga: Rusia Tegaskan Pasokan Rudal Patriot AS ke Ukraina Tidak Akan Mampu Selesaikan Perang

Beberapa ahli mengatakan Korea Utara mungkin mencari bahan bakar Rusia serta transfer teknologi.

Khususnya, pasokan yang diperlukan untuk memajukan kemampuan militernya karena mengejar sistem senjata yang lebih canggih yang menargetkan Amerika Serikat dan sekutunya.

Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat karena kekhawatiran tentang program nuklir dan rudal balistik Korea Utara.

Korea Utara telah melakukan serangkaian demonstrasi senjata, sementara AS dan Korea Selatan meningkatkan latihan pertahanan bersama.

Duta Besar Linda Thomas-Greenfield, utusan AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pembelian Wagner berkontribusi pada ketidakstabilan di Semenanjung Korea.

Dimana, akan memberikan dana segar kepada Korea Utara untuk mengembangkan senjata pemusnah massal dan program rudal balistik yang dilarang.

Baca juga: Korea Utara Kembali Ujicoba Rudal Balistik, Diarahkan ke Lepas Pantai Negaranya

“Rusia tidak hanya membela Korea Utara karena terlibat dalam perilaku yang melanggar hukum dan mengancam," ujarnya.

"Rusia sekarang menjadi mitra dari perilaku tersebut,” tandas Thomas-Greenfield.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved