Internasional
Taliban Abaikan Seruan Arab Saudi dan Internasional, Tetap Larang Perempuan Masuk Universitas
Menteri Pendidikan Tinggi Taliban Nida Mohammad Nadim, pada Kamis (22/12/2022) membela keputusannya melarang perempuan masuk universitas.
Meskipun pada awalnya menjanjikan aturan yang lebih moderat yang menghormati hak-hak perempuan dan minoritas, Taliban telah secara luas menerapkan interpretasi mereka terhadap hukum Islam, atau Syariah.
Mereka telah melarang anak perempuan dari sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.
Melarang perempuan dari sebagian besar bidang pekerjaan dan memerintahkan mereka untuk mengenakan pakaian dari kepala hingga ujung kaki di depan umum.
Wanita juga dilarang dari taman dan pusat kebugaran.
Baca juga: Taliban Larang Anak Gadis Sekolah, Lebih Baik Dinikahkan Daripada Menganggur di Rumah
Pada saat yang sama, masyarakat Afghanistan, meski sebagian besar tradisional, semakin merangkul pendidikan anak perempuan dan perempuan selama dua dekade terakhir.
Larangan itu telah ditanggapi dengan kecaman global yang meluas.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan larangan itu tidak Islami atau tidak manusiawi.
Berbicara pada konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Yaman, Cavusoglu meminta Taliban untuk membatalkan keputusan mereka.
“Apa salahnya pendidikan perempuan? Apa ruginya bagi Afghanistan?” kata Cavusoglu.
“Apakah ada penjelasan Islami? Sebaliknya, agama kita, Islam, tidak menentang pendidikan, sebaliknya justru mendorong pendidikan dan ilmu pengetahuan," tambahnya.
Sebelumnya, Qatar yang telah terlibat dengan otoritas Taliban juga mengecam keputusan tersebut.
Kementerian luar negeri Arab Saudi menyatakan keheranan dan penyesalan pada wanita Afghanistan yang ditolak pendidikan universitasnya.
Dalam sebuah pernyataan Rabu (21/12/2022) malam, kementerian mengatakan keputusan itu mengherankan di semua negara Islam.
Di ibu kota Kabul, sekitar dua lusin wanita berbaris di jalan-jalan Kamis, meneriakkan dalam bahasa Dari untuk kebebasan dan kesetaraan.
“Semua atau tidak sama sekali. Jangan takut. Kita bersama,” teriak mereka.(*)