Opini

Kebangkitan Bahasa dan Sastra Aceh

Tujuan utama dari pendirian Prodi bahasa dan sastra Aceh adalah menjaga, melestarikan, dan membina bahasa dan sastra Aceh

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Kebangkitan Bahasa dan Sastra Aceh
FOR SERAMBINEWS.COM
RAHMAD NUTHIHAR ASN, dosen Kemdikbudristek aktif meneliti bahasa dan sastra Aceh

Tujuan utama dari pendirian Prodi bahasa dan sastra Aceh adalah menjaga, melestarikan, dan membina bahasa dan sastra Aceh.

Misalnya, rekomendasi dari Kongres Peradaban Aceh pada 2015 salah satunya adalah meminta perguruan tinggi untuk membuka program studi bahasa dan sastra Aceh.

Akan tetapi, karena satu dan lain hal program studi bahasa dan sastra Aceh belum ada satu pun perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan.

Sebagai kampus dengan ciri khas seni dan budaya, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh mencoba melihat ini sebagai peluang dan kekhasan yang dimiliki oleh institusinya untuk menyelenggarakan program studi bahasa dan sastra Aceh.

Keseriusan ISBI Aceh untuk membuka program studi bahasa dan sastra Aceh salah satunya terlihat dengan pelaksanaan focus group discussion (FGD) terkait penyusunan dokumen dan usulan program studi.

Dalam FGD tersebut, penulis berkesempatan menjadi salah satu narasumber untuk memberikan masukan terkait dokumen untuk pengusulan program studi bahasa dan sastra Aceh.

Kurikulum bahasa dan sastra Aceh yang disusun oleh ISBI Aceh benar-benar disusun berdasarkan kebutuhan dan realitas di lapangan.

Hadirnya Prodi Bahasa dan Sastra Aceh diharapkan dapat melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan membina bahasa dan sastra Aceh.

Peluang Pendirian program studi bahasa dan sastra Aceh pada ISBI Aceh akan menjadi tonggak kebangkitan bahasa Aceh.

Apalagi saat ini Qanun Bahasa Aceh akan segera terbit.

Rancangan Qanun tentang Bahasa Aceh dapat kita akses pada tautan (https://dpra.acehprov.go.id/media/2022.08/rancangan_ qanun_bahasa_aceh_ rdpu1.pdf) Pendirian program studi bahasa Aceh diharapkan dapat melahirkan para linguis, peneliti, penerjemah, sastrawan, penulis, penyunting, dan penyuluh yang berkompeten.

Baca juga: Mulai Tari, Kriya hingga Sastra, Rempah Mainkan Peran Penting dalam Kesenian Aceh

Tidak terkecuali, lulusan program studi bahasa dan sastra Aceh akan menjadi guru bahasa Aceh setelah mengikuti program profesi guru.

Program studi bahasa daerah sebenarnya telah diselenggarakan oleh beberapa perguruan tinggi di Indonesia.

Misalnya, Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan S-1 Pendidikan Bahasa Jawa.

Tidak hanya jenjang S-1, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa justru membuka Prodi S-2 Pendidikan Bahasa Bali.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved