Opini
Kebangkitan Bahasa dan Sastra Aceh
Tujuan utama dari pendirian Prodi bahasa dan sastra Aceh adalah menjaga, melestarikan, dan membina bahasa dan sastra Aceh

Tentunya hal ini berbanding terbalik jika melihat fakta yang terdapat di Provinsi Aceh.
Perguruan tinggi negeri ataupun perguruan tinggi swasta tidak ada satu pun yang menyelenggarakan program studi bahasa dan sastra Aceh.
Dampak dari tidak adanya perguruan tinggi yang melahirkan sarjana bidang bahasa dan sastra Aceh, mata pelajaran bahasa Aceh cenderung diajarkan oleh sarjana yang tidak berkompeten bidang bahasa dan sastra Aceh.
Sejatinya, untuk menjadi pengajar bahasa dan sastra, diharuskan memiliki kemampuan bidang linguistik yang mumpuni.
Di samping itu, guru bahasa haruslah memiliki empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis).
Apabila bahasa Aceh diajarkan oleh pengajar yang tidak berkompeten, tidak salah bahasa Aceh ragam tulis yang berkembang saat ini tidak ada yang standar.
Untuk itu, sangat diperlukan guru yang mengajar bahasa Aceh adalah lulusan dari program studi bahasa dan sastra Aceh.
Dukungan Kekhawatiran yang agak besar terkait pendirian program studi bahasa dan sastra Aceh adalah tidak adanya peminat dan lapangan kerja lulusan dari program studi bahasa Aceh.
Hal ini sebenarnya dapat terbantahkan dengan kurikulum yang dimiliki oleh program studi.
Baca juga: Seniman Jakarta Rayakan Hari Puisi Dunia dari Kafe Sastra Balai Pustaka
Setiap perguruan tinggi saat mengusulkan program studi tentunya harus memenuhi instrumen pemenuhan syarat minimum akreditasi program studi.
Ada tiga hal yang paling mendasar terkait pendirian program studi, yakni kurikulum, dosen, dan unit pengelola program studi.
Ketentuan tersebut sepenuhnya diatur dalam peraturan perundangan sehingga lulusan dari program studi benar-benar memiliki kompetensi sebagaimana capaian profil lulusan (CPO) pada program studi.
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sangat relevan dengan keadaan saat ini.
Program studi yang akan diusulkan melalui kegiatan MBKM sangat mampu bersaing dan memperoleh pekerjaan karena telah dibekali pengetahuan dan pengalaman melalui kegiatan MBKM.
Selain itu, program ini sepenuhnya didukung oleh pemerintah melalui 8 kegiatan MBKM, yakni (1) magang mahasiswa, (2) KKNT, (3) proyek kemanusiaan, (4) kegiatan wirausaha, (5) studi/proyek independen, (6) penelitian/riset, (7) pertukaran pelajar, dan (8) mengajar di sekolah.