Megawati Kisahkan Intel Selalu Awasi Dirinya Bahkan Sampai Pintu Kamar Tidur

Megawati Soekarnoputri mengisahkan bagaimana ia selalu diikuti oleh mata-mata, seorang inteliljen yang bertugas mengawasi selalu gerak-geriknya.

Editor: Faisal Zamzami
Kompas.com
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah kantongi sosok Capres yang akan diusung di Pilpres 2024. Sekjen PDIP, Hasto beri bocoran soal kriteria Capres pilihan Megawati. 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri mengisahkan bagaimana ia selalu diikuti oleh mata-mata, seorang inteliljen yang bertugas mengawasi selalu gerak-geriknya. 

Megawati lantas menceritakan, sejumlah intelijen mengawasi dirinya, khususnya saat  peristiwa mencekam di Kongres Luar Biasa (KLB) PDI di Sukolilo, Jawa Timur, tahun 1993. Jauh sebelum PDIP lahir. 

Hal itu diungkap Mega dalam wawancara eksklusif Harian Kompas bersama Presiden kelima RI itu di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Senin (9/1/2023). 

Saat itu, pemerintah Orde Baru tak mau mengakui terpilihnya Megawati sebagai Ketua Umum PDI berdasarkan perolehan suara terbanyak dari peserta kongres.

Mega mengaku, kondisi waktu itu panas dan mencekam. 

Alih-alih diakui pemerintah Orde Baru pimpinan Soeharto, peserta kongres dan dirinya justru terancam bahaya.

Hal itu, kata Mega, terlihat dari keberadaan sejumlah jeriken minyak tanah dan handuk di sekeliling gedung yang ditempati, serta intel yang banyak tersebar membuat suasana kian menakutkan. 

"Dulu ada intel selalu mengikuti saya," kata Mega Senin (9/1/2023) dilansir kompas.id

Baca juga: Sosok Tasdi, Mantan Sopir Truk yang Jadi Bupati, Diceritakan Megawati Sambil Menangis

 
Mega cerita sambil tertawa mengenang peristiwa itu, ketika intel tersebut mengikuti dirinya dan para kader PDIP.

Bahkan, intel itu mengawasi seluruh gerak-gerik dirinya, bahkan sampai depan kamar tidurnya. 

"Kadang-kadang saya intip, sudah keluar kepalanya dari pintu depan. Pas saya buka pintu, ia nutup lagi. Saya tangkap, geret masukin kamar, saya kunci," katanya. 

Intel itu,disuruh mengaku tapi hanya kebigungan. Tapi, tidak diapa-apakan oleh Mega. 

"Nanti kalau kamu diperiksa atasan, bilang saya ditangkap bu Mega di kamarnya. Jadi kamu tidak bisa melaporkan. Skenarionya tidak berjalan dengan baik," ceritanya. 

Intel itu lalu dibebaskan. 

Beberapa tahun setelahnya, ia ternyata ia diundang intel itu yang kini sudah punya jabatan di sebuah pernikahan di Balaikota, Jakarta. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved