Internasional

Erdogan Tegaskan, Serangan ke Suriah Dapat Dilakukan Kapan Saja, Abaikan Seruan Presiden Assad

Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan menegaskan serangan ke Suriah dapat dilakukan kapan saja.

Editor: M Nur Pakar
AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan 

SERAMBINEWS.COM, JEDDAH - Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan menegaskan serangan ke Suriah dapat dilakukan kapan saja.

Pernyataan itu dikeluarkan, di tengah-tengah upaya pemulihan hubungan yang diprakarsai Moskow antara Damaskus dan Ankara.

Rusia sedang berusaha untuk mengakhiri lebih dari satu dekade permusuhan antara tetangga.

Dimulai ketika Turkiye mendukung upaya pemberontak untuk menggulingkan Presiden Bashar Al-Assad pada awal perang saudara Suriah.

Turkiye sejak itu juga meluncurkan serangkaian serangan ke Suriah utara, kebanyakan menargetkan pasukan Kurdi yang dianggapnya sebagai teroris.

Ibrahim Kalin, Penasihat Kebijakan Luar Negeri Erdogan mengatakan dorongan Rusia untuk perdamaian tidak berarti Turkiye mengabaikan opsi meluncurkan serangan baru yang telah diperingatkan Ankara.

Baca juga: Assad Minta Turkiye Mundur dari Suriah Utara dan Akhiri Dukungan ke Pemberontak, Jadi Syarat Dialog

“Operasi darat dimungkinkan kapan saja, tergantung pada tingkat ancaman yang kami terima,” kata Kalin kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Minggu (15/01/2023).

“Turkiye tidak pernah menargetkan negara Suriah atau warga sipil Suriah," tambahnya.

Komentarnya muncul dua hari setelah Assad mengatakan pembicaraan di masa depan dengan Ankara harus mengakhiri pendudukan oleh Turkiye di beberapa bagian Suriah.

Turkiye memiliki pangkalan militer di Suriah utara dan juga mendukung beberapa milisi lokal yang berperang melawan rezim Assad.

Erdogan, yang menyebut Assad sebagai teroris pada tahun 2017, telah membuka diri untuk bertemu dengan pemimpin Suriah iu menjelang pemilihan umum Turkiye, yang sekarang diperkirakan pada Mei 2023.

Kalin mengatakan kedua belah pihak akan mengadakan serangkaian pertemuan dalam persiapan untuk kemungkinan pertemuan puncak presiden.

Baca juga: Menteri Luar Negeri UEA Temui Presiden Suriah di Damaskus, Harapkan Kondisi Negeri Kembali Normal

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Kongres sedang mempersiapkan potensi penjualan jet tempur F-16 senilai $20 miliar ke Turkiye.

Hal itu langsung memicu keberatan langsung dari anggota parlemen senior AS yang telah lama menentang kesepakatan tersebut.

“Seperti yang telah saya jelaskan berulang kali, saya sangat menentang usulan penjualan pesawat F-16 baru dari AS ke Turkiye,” kata Senator Bob Menendez, ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat dari Partai Demokrat.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved