Internasional

Assad Minta Turkiye Mundur dari Suriah Utara dan Akhiri Dukungan ke Pemberontak, Jadi Syarat Dialog

Presiden Suriah Bashar Al-Assad memberi syarat untuk berdialog dengan musuhnya, Turkiye.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Presiden Suriah Bashar Al-Assad (kiri) menerima Utusan Khusus Rusia untuk negaranya, Alexander Lavrentiev (kanan) dan delegasi pendampingnya di ibu kota Damaskus . 

SERAMBINEWS.COM, BEIRUT - Presiden Suriah Bashar Al-Assad memberi syarat untuk berdialog dengan musuhnya, Turkiye.

Assad menjelaskan harus didasarkan pada tujuan untuk mengakhiri pendudukan tanah Suriah dan menghentikan dukungan untuk kelompok pemberontak.

Bahkan, dia menyebut terorisme, referensi yang jelas untuk pasukan Ankara di Suriah utara.

Dalam sambutan pertamanya yang dilaporkan secara publik tentang pembicaraan yang diawasi sekutunya Rusia, Assad mengatakan pertemuan harus dikoordinasikan antara Suriah dan Rusia terlebih dahulu.

Turkiye telah menjadi pendukung utama oposisi politik dan bersenjata terhadap Assad selama konflik Suriah selama 12 tahun, dan telah mengirim pasukannya sendiri ke wilayah utara negara itu.

Assad membuat komentar tersebut, yang dilaporkan oleh media pemerintah Suriah, dalam sebuah pertemuan dengan utusan presiden Rusia untuk Suriah Alexander Lavrentiev di Damaskus.

Baca juga: Menteri Pertahanan Turkiye, Suriah dan Rusia Bertemu, Bahas Penumpasan Kelompok Ekstremis Suriah

Moskow mendukung pemulihan hubungan antara Damaskus dan Ankara.

Lavrentiev mengatakan Moskow memandang pertemuan para menteri pertahanan secara positif di Rusia beberapa waktu yang lalu.

Dia berharap dapat dikembangkan pembicaraan sampai ke tingkat menteri luar negeri," lapor kantor berita Suriah SANA, Jumat (13/01/2023).

Sebuah sumber yang mengetahui negosiasi tersebut mengatakan Suriah ingin Turkiye menarik pasukannya dari wilayah utara dan menghentikan dukungan untuk tiga faksi oposisi utama.

Sumber itu mengatakan Suriah sangat ingin melihat kemajuan dalam tuntutan tersebut melalui komite tindak lanjut sebelum menyetujui pertemuan menteri luar negeri.

Assad mengatakan hasil harus didasarkan pada prinsip mengakhiri pendudukan dan dukungan untuk terorisme.

Baca juga: Sepanjang 2022, Sebanyak 3.825 Warga Suriah Tewas, Terendah Sejak Perang Meletus 2011

Sebuah istilah yang digunakan otoritas Suriah untuk merujuk pada semua kelompok bersenjata oposisi.

Menteri Luar Negeri Turkiye Mevlut Cavusoglu mengatakan dapat bertemu dengan timpalannya dari Suriah Faisal Mekdad pada awal Februari 2023 dan menolak laporan keduanya akan bertemu minggu depan.

Pertemuan itu akan menandai pembicaraan tingkat tertinggi antara Ankara dan Damaskus sejak perang Suriah dimulai pada 2011.

Belum ada komentar resmi Suriah tentang kapan pertemuan itu akan terjadi.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved