Profil Abdullah Syafi'i, Mengenang Wafatnya Panglima GAM Teungku Lah 21 Tahun Silam

Profil Abdullah Syafi'i, mengenang wafatnya Panglima GAM yang akrab disapa Teungku Lah 21 tahun silam, akan diulas dalam tulisan ini.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
DOK SERAMBINEWS.COM
Profil Abdullah Syafi'i, mengenang wafatnya Panglima GAM yang akrab disapa Teungku Lah 21 tahun silam, akan diulas dalam tulisan ini. 

SERAMBINEWS.COM - Profil Abdullah Syafi'i, mengenang wafatnya Panglima GAM yang akrab disapa Teungku Lah 21 tahun silam, akan diulas dalam tulisan ini.

Diketahui Abdullah Syafi'i meninggal dunia pada 22 Januari 2002 dan hari ini bertepatan dengan 21 tahun wafatnya sang panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Teungku Lah meninggal dalam pertempuran sengit dengan pasukan TNI di hutan kawasan perbukitan Jim-jim, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya.

 

 

Kepergiannya kala itu menyisakan duka bagi rakyat Aceh dan GAM menyatakan berkabung selama 44 hari.

Baca juga: Mengenang 17 Tahun MoU Helsinki, Mengingat Kembali Butir Apa Saja yang belum Tertunaikan?

Ia merupakan salah seorang tokoh dan elite GAM yang paling disegani saat konflik berkecamuk di Aceh.

Abdullah Syafi'i atau Teungku Lah ini lahir di Bireuen, Aceh pada Minggu 12 Oktober 1947.

Dalam catatan Serambi yang ditulis jurnalis Subur Dani (2021), Teungku Lah merupakan sosok yang ramah dan santun serta konsisten di garis perjuangan GAM.

Baca juga: 17 Tahun MoU Helsinki, Wartawan Serambi Yarmen Dinamika Sebut Pusat Masih Berhutang Ini untuk Aceh

Ia adalah sosok bersahaja dan humanis.

Di balik sosoknya yang bersahaja, sopan, religius, dan dicintai rakyat Aceh, kisah perjuangan dan hidup Teungku Lah berakhir dengan tragis.

Teungku Lah meninggal bersama istrinya, Cut Fatimah serta dua pengawal setianya dalam pertempuran dengan pasukan TNI di hutan Jim-jim, Pidie Jaya 21 tahun silam.

Baca juga: Komite Muallimin Atjeh Kumpulkan Puluhan Eks Militer GAM Lulusan Tripoli, Ada Apa?

Meski sudah lama tiada, sosok Tgk Lah masih sangat melekat di hati dan pikiran masyarakat Aceh, terutama para eks kombatan GAM yang pernah berjuang bersamanya.

Dalam sejarah perjuangan GAM, sosok Teungku Abdullah Syafi'i tertulis dengan tinta emas.

Saban tahun, para eks kombatan memperingati meninggalnya Teungku Lah dengan berbagai cara.

Bahkan tak sedikit pula, masyarakat Aceh yang memposting ulang foto almarhum di medsos saban 22 Januari.

Baca juga: Air Krueng Keureuto & Krueng Pirak Meluap, Banjir di Aceh Utara Capai 3 Meter Lebih, Warga Terjebak

Ia juga dikenal sosok sederhana, taat beribadah dan tidak bicara sembarangan.

Sifatnya yang santun, membuat orang tidak pernah marah kepadanya dan bila ia berbicara berisi nasihat dan bijaksana.

Ia juga dikenal dengan sosok yang ikhlas berjuang di garis terdepan tentara GAM.

Sebulan sebelum ia syahid, Abdullah Syafi'i menuliskan wasiat yang seolah menjadi pertanda perjuangannya akan berakhir.

Wasiat terakhir Panglima GAM itu ditulis sebelum ia gugur dalam kontak senjata di kawasan perbukitan Jim-jim, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya pada 22 Januari 2002.

Baca juga: Mengenal Fahdlullah, Mantan Komandan Operasi GAM Pidie yang Kini Jadi Ketua Partai Gerindra Aceh

Berikut wasiatnya:

“…jika pada suatu hari nanti Anda mendengar berita bahwa saya telah syahid, janganlah saudara merasa sedih dan patah semangat. Sebab saya selalu bermunajat kepada Allah SWT, agar mensyahidkan saya apabila kemerdekaan Aceh telah sangat dekat. Saya tak ingin memperoleh kedudukan apa pun apabila negeri ini (Aceh) merdeka!”

Demikian profil Abdullah Syafi'i, mengenang wafatnya Panglima GAM yang biasa disapa Teungku Lah saat pertempuran melawan TNI 21 tahun silam.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved