17 Tahun MoU Helsinki

17 Tahun MoU Helsinki, Wartawan Serambi Yarmen Dinamika Sebut Pusat Masih Berhutang Ini untuk Aceh

Mengenang 17 Tahun MoU Helsinki, apa saja butir-butir yang belum tertunai hingga saat ini?

Penulis: Sara Masroni | Editor: Mursal Ismail
Redaktur senior Harian Serambi Indonesia, Yarmen Dinamika sedang presentasi dalam acara pelatihan jurnalistik dan kehumasan untuk mahasiswa FISIP Universitas Syiah Kuala dan UIN Ar-Raniry di Aula FISIP Universita Syiah Kuala, Minggu (25/12/2016) sore. Sementara itu, informasi terbaru dalam rangka memperingati 17 Tahun MoU Helsinki hari ini, Senin (15/8/2022), Yarmen Dinamika sebut pusat masih berhutang delapan butir MoU Helsinki lagi untuk Aceh. 

Mengenang 17 Tahun MoU Helsinki, apa saja butir-butir yang belum tertunai hingga saat ini?

SERAMBINEWS.COM - Setiap 15 Agustus menjadi tanggal penting dan bersejarah bagi masyarakat Aceh.

Karena pada momen itu ditandatanganinya nota kesepahaman damai antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Tahun 2022 ini tepat 17 tahun nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki antara Pemerintah RI dan GAM.

Peringatan 17 tahun MoU Helsinki dipusatkan di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh pada Senin, (15/8/2022).

Seperti apa sejarah hingga terjadinya MoU Helsinki, dan butir-butir mana saja yang belum tertunaikan dari nota kesepahaman itu hingga saat ini?

Ilustrasi headline Harian Serambi Indonesia. Mengenang 17 Tahun MoU Helsinki, apa saja butir-butir yang belum tertunai hingga saat ini?
Ilustrasi headline Harian Serambi Indonesia. Mengenang 17 Tahun MoU Helsinki, apa saja butir-butir yang belum tertunai hingga saat ini? (SERAMBINEWS.COM/SARA MASRONI)

Sejarah MoU Helsinki

MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005 lalu merupakan akhir dari konflik panjang antara Pemerintah RI dan GAM.

Konflik tersebut diketahui telah menyebabkan banyak nyawa melayang, sejumlah anak menjadi yatim, ayah dan ibu kehilangan buah hatinya dan masih banyak lagi.

Konflik antara Pemerintah RI dan GAM dimulai sejak 1976 dan berakhir pada 2005 silam.

Selama 29 tahun masyarakat bergumul dalam perang.

Suara letusan senjata, ledakan di sana sini dan mayat bergelimpangan di pinggir jalan menjadi pemandangan sehari-hari masyarakat Aceh kala itu.

Penyebab terjadinya konflik karena GAM menginginkan Aceh merdeka atau lepas dari Indonesia.

Gerakan tersebut dipimpin oleh Dr Tgk Muhammad Hasan Di Tiro, sang Deklarator GAM sekaligus tokoh kunci perdamaian Aceh.

Hasan Tiro mengeluarkan pernyataan perlawanan terhadap pemerintah RI di kawasan Kabupaten Pidie pada 4 Desember 1976.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved