Sejarah Pesugihan di Balik Pembunuhan Berantai di Cianjur, Telah Melekat di Indonesia Sejak Lama

Kasus pembunuhan berantai belakangan terungkap di Cianjur dan Bekasi, Jawa Barat. Modus pembunuhan ini pun mulai terungkap perlahan-lahan.

Editor: Amirullah
Kompas.com/ Totok Wijayanto
Mata uang rupiah -sejarah Pesugihan di Balik Pembunuhan Berantai di Cianjur 

SERAMBINEWS.COM - Kasus pembunuhan berantai di Cianjur dan Bekasi menghebohkan tanah air.

3 pria menjadi pelaku dalam kasus tersebut.

Modus pembunuhan ini pun mulai terungkap perlahan-lahan.

Menurut Kabis Humas Polda Metro Jawa Komisaris Besar Trunojoyo Wisnu Andiko menjelaskan, ada lima orang tewas dibunuh oleh pelaku di Cianjur.

Pelaku melakukan pembunuhan atas dasar ekonomi, untuk menguasai harta korban.

Pelaku pembunuhan yang sudah tertangkap polisi antara lain adalah, Wowon alias Aki, Solihin alias Dulor, dan M Dede Solehudin.

Sebagian besar korban adalah anggota keluarga pelaku Wowon dan Dede.

Sementara itu di balik pembunuhan keji yang dilakukan Wowon cs, Kriminologi Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala mencium adanya bau pesugihan menguat.

Ini jadi motif utama dalam kasus pembunuhan yang dilakukan Wowon cs terhadap para korban.

Menurut Adrianus Meliala, hal ini dibuktikan dengan korban pembunuhan di Cianjur yang motifnya bukan sekadar terdesak secara finansial.

"Dari segi motif di Cianjur tutup mulut untuk janji. Di Bekasi untuk membungkam yang tahu. Lalu menurut saya, ada motif pesugihan," katanya.

"Itulah kenapa ada korban anak-anak sebagai korban untuk meningkatkan daya supranatural mereka," katanya.

"Seperti ditemukan di dalam rumah Solihin, ada jimat dan benda yang mengarah pada pesugihan, tiga orang ini percaya akan hal-hal ini," jelasnya.

"Konsepsi tumbal yang ditumbalkan bukanlah harta tidak berharga, tapi harta yang paling berharga, dalam konsepsi kita kan keluarga ini harta berharga, begitu juga korban dan lainnya," katanya.

Sementara itu konsep sejarah pesugihan ternyata telah melekat di Indonesia sejak lama.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved