Berita Bireuen
Kapolres Bireuen Imbau tak Melintasi Jembatan Matang Bangka Jeunieb yang Sudah Putus
Jembatan itu menghubungkan tiga kecamatan di wilayah barat Kabupaten Bireuen, yakni Jeunieb, Pandrah, dan Simpang Mamplam.
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Mursal Ismail
Jembatan itu menghubungkan tiga kecamatan di wilayah barat Kabupaten Bireuen, yakni Jeunieb, Pandrah, dan Simpang Mamplam.
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM BIREUEN - Jembatan bailey di Desa Matang Bangka, Kecamatan Jeunieb, Kabupaten Bireuen berbatasan dengan Desa Calok, Kecamatan Pandrah, Bireuen, putus Sabtu (4/2/2023).
Jembatan itu menghubungkan tiga kecamatan di wilayah barat Kabupaten Bireuen, yakni Jeunieb, Pandrah, dan Simpang Mamplam.
Kapolres Bireuen, AKBP Mike Hardy Wirapraja SIK MH mengimbau untuk sementara waktu, warga tak melintas jembatan ini karena mengancam keselamatan.
Imbauan ini disampaikannya saat meninjau kondisi jembatan tersebut yang sudah ambruk itu, Minggu (5/2/2023).
Pasalnya, kata Kapolres meski sudah putus, saat ini masih ada juga masyarakat memaksakan diri untuk melintasinya, sehingga mengancam keselamatan mereka.
Baca juga: VIDEO Detik-detik Jembatan Putus Diterjang Banjir Bandang, Warga di Pegasing Aceh Tengah Terisolir
"Kami mengimbau kepada masyarakat tidak memaksakan diri melintas di jembatan Matang Bangka guna menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan," pesan Kapolres.
Demi kelancaran perekonomian masyarakat, Kapolres juga mengajak semua pihak sama-sama mencari solusi, segera dibangun jembatan tanggap darurat, agar warga di tiga kecamatan tersebut dapat melintasinya.
Selain itu, jika jembatan tersebut tidak segera diperbaiki atau diangkat, saat hujan deras debit air sungai yang tinggi tidak bisa mengalir ke laut, sehingga air sungai akan menghantam rumah penduduk dan merusak ratusan hektare di sekitarnya.
Jembatan Matang Bangka Jeunieb Amblas, Ke Seberang Harus Memutar Hingga 10 Km, Police Line Dipasang
Seperti diberitakan Serambinews.com, Sabtu (4/2/2023), dampak amblasnya jembatan bailey di Desa Matang Bangka, Kecamatan Jeunieb, Kabupaten Bireuen, Sabtu (4/2/2023) sekitar pukul 15.00 WIB, warga dari kedua kawasan di seberang jembatan itu harus memutar melintasi jalan nasional capai capai 10 kilometer (Km).
Amatan Serambinews.com di lokasi jembatan, sejumlah warga yang belum mengetahui jembatan ambruk dan hendak pulang ke desanya di Kecamatan Pandrah, Kabupaten Bireuen berhenti dan berbalik arah ke ruas jalan nasional.
Baca juga: VIDEO Tragedi Minibus Terjun ke Sungai Akibat Jembatan Putus di Bengkulu Selatan
“Harus memutar jauh, padahal lokasi rumah di seberang jembatan tidak jauh, harus memutar mencapai 10 kilometer lebih,” kata Rusli, warga Pandrah.
Warga mengharapkan dinas terkait segera membangun jembatan darurat sebelum dibangun jembatan permanen, sehingga minimal kendaraan roda dua bisa melintas.
Sementara itu, jajaran Polsek Jeunieb bersama anggota Koramil 03/ Jeunieb, Bireuen, beberapa saat setelah kejadian itu, langsung memasang police line
di kedua ujung jembatan bailey itu.
Tujuannya untuk mencegah jatuh korban karena warga tak bisa lewat lagi.
Kapolres Bireuen AKBP Mike Hardy Wirapraja SIK MH melalui Kapolsek Jeunieb, Ipda Arizal SH kepada Serambinews.com, mengatakan setelah longsornya jembatan itu, posisi jembatan miring sebelah dan tidak dapat lagi dilewati kendaraan.
"Setelah mendapat informasi dari warga, sejumlah anggota Bhabinkamtibmas dan Babinsa langsung menuju TKP dan memasang garis polisi guna memberikan tanda bagi masyarakat," kata Ipda Arizal.
Kapolsek Jeunieb mengatakan melihat kondisi jembatan yang ambruk, maka diperkirakan longsor terjadi akibat abrasi sungai hingga menyebabkan
terkikisnya beton penyangga dan akhirnya tanah amblas ke sungai.
Masyarakat diimbau tidak melintasi jembatan ini untuk sementara waktu, meski hanya berjalan kaki guna menghindari hal yang tidak diinginkan.
Bruk! Jembatan Matang Bangka Jeunieb Bireuen Tiba-tiba Amblas, Akses Warga Tiga Kecamatan Terputus
Seperti diberitakan Serambinews.com sebelumnya, satu jembatan bailey yang dibangun 15 tahun lalu, di Desa Matang Bangka, Kecamatan Jeunieb, Bireuen, tiba-tiba ambruk.
Jembatan yang menghubungkan Matang Bangka ke Gampong Calok, Kecamatan Pandrah tersebut, ambruk sekitar pukul 15.00 WIB, Sabtu (4/2/2023).
Dampaknya, akses ratusan warga pesisir di tiga kecamatan yakni Jeunieb, Pandrah, dan Simpang Mamplam, terputus total.
Koneksi warga di tiga kecamatan tersebut kini hanya bisa melintasi tambak udang atau via Jalan Nasional Banda Aceh-Medan.
Amatan Serambinews.com di lokasi jembatan yang berjarak sekitar 2 kilometer (Km) arah utara Keude Jeunieb tersebut, bagian sebelah timur jembatan sudah ambruk ke dasar sungai.
Sedangkan sebelah barat juga amblas dan juga terancam ambruk ke sungai.
Jembatan tersebut berukuran sekitar 40 x 6 meter, dibangun 15 tahun lalu melalui program rehab rekon BRR NAD-Nias.
Keuchik Matang Bangka, Jeunieb, Kafrawi (57), mengatakan, sebelum ambruk pada pukul 15.00 WIB, Sabtu (4/2/2023), warga seperti biasa melintas tersebut.
Karena jalan tersebut menghubungkan tiga kecamatan yaitu Jeunieb, Pandrah, tembus ke Simpang Mamplam.
Namun secara tiba-tiba dan tak terduga, jembatan ambruk dengan menimbulkan suara keras.
Warga sontak terkejut dan melihat posisi jembatan di bagian timur sudah jatuh ke sungai sedalam 5 meter lebih.
Tembok penahan ujung jembatan roboh ke arah barat, sehingga jembatan ambruk langsung.
Putusnya jembatan tersebut mengakibatkan akses utama masyarakat pesisir Kecamatan Jeunieb, Pandrah, dan Simpang Mamplam, menjadi putus total.
Kecuali warga menyeberang sungai atau melintasi jalan nasional secara memutar.
Menurut dugaan warga dan perangkat desa, penyebab jembatan ambruk karena beberapa waktu lalu kawasan tersebut dilanda banjir besar yang menyebabkan puluhan hektare tambak ikut tergenang.
Saat banjir besar itu, abutmen jembatan tersebut ikut terkikis derasnya air sungai.
Sehingga bagian bawah posisi penahan jembatan ikut terkikis dan ambruk.
Kafrawi menambahkan, pasca banjir beberapa hari lalu, kondisi kembatan itu memang semakin kritis.
Karena kikisan dan terjangan air bah menghantam sebagian besar pondasi jembatan terdampak sehingga penahan jembatan bagian bawah kosong dan akhirnya patah.
Keuchik mengharapkan dinas terkait segera melihat kondisi jembatan dan melakukan langkah yang terbaik agar akses warga dapat lancar kembali.
Jembatan alternatif sangat diharapkan segera dibangun agar mobilitas warga dari berbagai desa dapat lancar kembali.
“Kami sangat mengharapkan segera ditangani, salah satunya dengan membangun jembatan alternatif, agar warga dapat melintas,” urainya.
“Setelah jembatan alternative dibangun, jembatan pengganti diharapkan juga segera dibangun,” haraf Kafrawi yang didampingi sejumlah warga lainnya.
Babinsa Koramil 03/ Jeunieb, Serda Gusli mengatakan, mereka mendapat laporan dari warga dan segera ke lokasi melihat secara dekat kondisi jembatan, dan sudah melaporjan ke pihak terkait. (*)
Kejari Bersama Kapolres Bireuen Potong Senjata Laras Panjang, Barang Bukti Pengancaman Warga Peudada |
![]() |
---|
Diskominsa Bireuen dan PPSW Aceh Latih Relawan Keamanan Digital untuk Pelaku UMKM |
![]() |
---|
Pustaka Lueng Daneun Juara I Tingkat Provinsi Aceh, Ini Profil Pengelolanya |
![]() |
---|
Polda Aceh Serahkan Dua Tersangka Kasus Minyak Oplosan ke Kejari Bireuen |
![]() |
---|
Anggota DPR RI Turunkan Tim Survei Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Umuslim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.