Internasional

Seorang Ayah Bersama Putrinya Diselamatkan dari Bawah Puing Bangunan Kota Antakya Turkiye

Tim penyelamat Turkiye berhasil menarik lebih banyak korban selamat dari bawah puing-puing bangunan yang runtuh pada Kamis (9/2/2023).

Editor: M Nur Pakar
Screenshot
Penyelamatan seorang bocah dari satu keluarga yang diselamatkan dari bawah bangunan Kota Antakya, Turkiye pada Rabu (8/2/2023) malam. 

SERAMBINEWS.COM, GAZIANTEP - Tim penyelamat Turkiye berhasil menarik lebih banyak korban selamat dari bawah puing-puing bangunan yang runtuh pada Kamis (9/2/2023).

Tetapi harapan mulai memudar untuk menemukan lebih banyak orang hidup, setelah lebih dari tiga hari gempa bumi dan serangkaian gempa susulan yang telah menewaskan lebih dari 16.000 orang.

Kru darurat yang bekerja sepanjang malam di Kota Antakya berhasil menarik seorang gadis muda, Hazal Guner, dari reruntuhan bangunan.

Tim penyelamat juga menyelamatkan ayahnya, Soner Guner, dua jam kemudian, lapor kantor berita IHA, Kamis (9/2/2023).

Saat mereka mempersiapkan pria itu untuk dimasukkan ke ambulans, kru penyelamat memberi tahunya, putrinya masih hidup dan mereka membawanya ke rumah sakit lapangan yang sama untuk perawatan.

"Aku cinta kalian semua," bisiknya samar kepada tim penyelamat.

Baca juga: Kisah Korban Gempa Turki-Suriah: Tidak Ada yang Keluar Hidup-Hidup, Lebih Buruk dari Pengeboman

Di Diyarbakir, sebelah timur Antakya, tim penyelamat menyelamatkan seorang wanita yang terluka dari sebuah bangunan yang runtuh pada dinihari, seperti dilansir AP.

Tetapi menemukan tiga orang di sebelahnya telah tewas di bawah reruntuhan, lansir kantor berita DHA.

Selain 12.873 orang tewas di Turki, badan penanggulangan bencana negara itu mengatakan lebih dari 60.000 orang terluka.

Di sisi perbatasan Suriah, 3.162 dilaporkan tewas dan lebih dari 5.000 terluka.

Puluhan ribu diperkirakan telah kehilangan rumah mereka.

Di Antakya, mantan penghuni bangunan yang runtuh berkerumun di sekitar api luar ruangan hingga Kamis (9/2/2033) malam, membungkus diri mereka dengan selimut untuk mencoba tetap hangat.

Baca juga: Kisah Penyelamatan Korban Gempa Dibawah Reruntuhan Bangunan di Suriah, Satu Keluarga Diselamatkan

Serap Arslan mengatakan banyak orang masih berada di bawah reruntuhan bangunan di dekatnya, termasuk ibu dan saudara laki-lakinya.

Dia mengatakan mesin baru mulai memindahkan beberapa beton berat pada Rabu (8/2/2023).

“Kami mencoba membersihkan puing-puing sendiri, tapi sayangnya usaha kami tidak cukup,” kata pria berusia 45 tahun itu.

Selen Ekimen menyeka air mata dari wajahnya dengan sarung tangan sambil menjelaskan kedua orang tua dan saudara laki-lakinya masih terkubur di bawah bangunan.

"Tidak ada suara dari mereka selama berhari-hari," katanya.

"Tidak ada apa-apa," jelasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved