Internasional

Penjarahan Marak, Toko-Toko dan Rumah Penduduk Korban Gempa Dibobol, 42 Orang Ditangkap

Wajahnya berlumuran darah saat terlihat berlari menyusuri gang bazaar tua di kota bersejarah Antakya.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Shadati / XINHUA
Anggota Tim SAR China melakukan operasi penyelamatan di Antakya, Provinsi selatan Hatay, Türkiye pada 11 Februari 2023. 

SERAMBINEWS.COM, ANTAKYA - Wajahnya berlumuran darah saat terlihat berlari menyusuri gang bazaar tua di kota bersejarah Antakya, Turkiye

Dia dikejar oleh penjaga toko dengan sebatang besi, menuduhnya melakukan penjarahan setelah gempa bumi besar di Turkiye.

Gempa berkekuatan 7,8 SR pada Senin (6/2/2023) mengguncang Turkiye dan Suriah, menewaskan hampir 30.000 orang dan menghancurkan ribuan rumah dan bisnis.

Penjarah telah mengeksploitasi tragedi di Turkiye, menghancurkan jendela dengan palu, dan mengambil apapun yang mereka temukan, termasuk ponsel mahal, seperti dilansir Arab News, Sabtu (11/2/2023).

Situasi tegang di Hatay, provinsi Turki selatan di mana polisi menangkap 42 orang karena dicurigai melakukan penjarahan.

Saat polisi menahan para tersangka, mereka membawa uang, smartphone, komputer, senjata, perhiasan dan kartu bank.

Baca juga: Tenda Tidak Mampu Hadang Terpaan Musim Dingin, Korban Gempa Turkiye Mulai Diserang Penyakit

Penjaga toko, seperti yang ada di bazaar, berjaga bersama aparat keamanan, siap memburu siapa saja yang menimbulkan kecurigaan.

Kota kuno itu sepi dan jalan-jalan yang tidak terpengaruh gempa menjadi sepi.

Memanfaatkan kesunyian yang menakutkan ini adalah para penjarah, berkeliaran di dalam toko-toko yang masih utuh.

Sementara beberapa orang, yang sangat membutuhkan makanan dan produk bayi, masuk ke supermarket setelah bantuan tidak segera tiba, para penjarah kini menggeledah toko elektronik dan pakaian.

Empat ATM dirobek dari depan dan dikosongkan.

Penduduk Hatay, Aylin Kabasakal, tidak bisa menyembunyikan kekesalannya atas situasi tersebut.

Di toko smartphone, hanya tanda-tanda label besar yang tersisa.

Baca juga: Belum Pulih dari Gempa, Bendungan di Suriah Jebol, Banjir Hantam Rumah Penduduk

Segala sesuatu yang lain telah diambil, selain dari beberapa bagian kemasan.

Di sebelah, manekin di jendela telah ditelanjangi dan dijatuhkan sementara rak dan rak telah dikosongkan.

Video telah muncul di media sosial, konon menunjukkan para penjarah dipukuli.

“Kami menjaga rumah dan mobil kami, tetai para penjarah teta menjarah rumah kami, sehingga tidak ada yang tersisa untuk dikatakan, sayangnya," katanya.

"Kami hancur, kami terguncang, karena apa yang kami lalui adalah mimpi buruk,” tambahnya.

"Pihak berwenang harus melindungi rumah kita," harapnya.

Baca juga: Tim Penyelamat Secara Ajaib Temukan Korban Selamat di Bawah Reruntuhan Bangunan Usai 100 Jam Gempa

Di provinsi yang berbatasan dengan Suriah, yang menampung lebih dari 400.000 pengungsi Suriah, kecurigaan menyebar seperti api terhadap penjarah asing.

Tapi penjaga toko Nizamettin Bilmez, yang menjual barang-barang putih, mengakui orang Turki juga bisa melakukan ini.

Penyedot debunya kurang menarik dibandingkan telepon yang dijual di sebelah, terutama karena runtuhnya flat di atasnya yang menghalangi sebagian pintu masuk ke tokonya.

Bagi Bilmez, bisa dimengerti mengapa orang masuk ke supermarket untuk mencari makanan.

“Biasa untuk tisu bayi, makanan, minuman,” katanya, karena bantuan tidak datang selama beberapa hari pertama.

Tapi pemerintah menindak para penjarah.

Dalam sebuah keputusan pada Sabtu (11/2/2023), tersangka yang dituduh melakukan penjarahan sekarang dapat ditahan selama tujuh hari, di bawah keadaan darurat yang mulai berlaku minggu ini selama tiga bulan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu juga mengatakan keadaan darurat berarti mulai sekarang, orang-orang yang terlibat dalam penjarahan atau penculikan harus tahu tangan tegas negara.

Sementara itu, beberapa seperti pedagang bazar mengambil keadilan dengan tangan mereka sendiri.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved