Internasional
Kebencian ke Pengungsi Suriah di Turkiye Bukan Hal Baru, Gempa Memperburuk Ketegangan
Turkiye sudah menjadi rumah bagi hampir 4 juta pengungsi Suriah, setelah membuka perbatasan yang melarikan diri dari perang saudara pada tahun 2011.
SERAMBINEWS.COM, ANKARA - Turkiye sudah menjadi rumah bagi hampir 4 juta pengungsi Suriah, setelah membuka perbatasan yang melarikan diri dari perang saudara pada tahun 2011.
Banyak yang terkonsentrasi di bagian selatan negara yang dekat dengan perbatasan Suriah.
Di kota Gaziantep, Turkiye, yang dilanda gempa parah, hampir setengah juta warga Suriah tinggal, yang merupakan seperempat dari populasi.
Kebencian terhadap Suriah bukanlah hal baru, tetapi gempa bumi telah memperburuk ketegangan.
Turkiye telah menghabiskan lebih dari $40 miliar sejak 2011 untuk menampung para pengungsi pada saat kesulitan ekonomi yang intens di negara itu.
Beberapa warga Turki memandang warga Suriah sebagai tenaga kerja murah yang mengambil alih pekerjaan.
Isu pengungsi Suriah ditetapkan menjadi tema utama dalam pemilihan presiden dan parlemen tahun ini.
Baca juga: Korban Gempa Suriah Yang Dilanda Perang Berjuang Mendapatkan Bantuan, Kondisi Semakin Memburuk
"Orang-orang Suriah berjalan-jalan dengan ransel kosong mereka dan mengisinya dari toko-toko dan ada banyak penjarahan di sini," kata Ahmet, seorang dokter gigi yang duduk di seberang puing bekas operasinya.
Beberapa tawaran bantuan di media sosial secara terbuka anti-Suriah, seperti dilansir AP, Selasa (14/2/2023).
"Para penyintas gempa dipersilakan untuk tinggal di rumah saya di Ankara selama setahun, asalkan mereka bukan orang Suriah," kata salah satu tweet, dengan gambar vila kayu.
Tawaran bantuan atau perumahan sementara lainnya telah menetapkan kondisi yang sama.
Mantan politisi oposisi Suriah, Mustafa Ali menjalankan tempat penampungan sementara di Mersin untuk sekitar 250 warga Suriah setuju untuk memisahkan mereka dari tempat penampungan pengungsi Turkiye.
"Ada perbedaan budaya, cara hidup, bahasa, dan pemisahan ini mungkin menyelesaikan banyak masalah ini," katanya
Baca juga: Bantuan Mulai Mengalir ke Korban Gempa Suriah, Assad Buka Dua Titik Perbatasan ke Pemberontak
"Awalnya banyak tempat penampungan yang tidak bertanya kepada orang-orang apakah mereka orang Turkiye atau orang asing," ujarnya.
"Tapi keesokan harinya, ketika ada keributan dan komentar rasis, kami pikir mungkin ada masalah yang bisa mereka dan kami lakukan," tambahnya.
Banyak orang Suriah awalnya menganggap Turkiye sebagai batu loncatan menuju kehidupan baru di Eropa.
Tetapi kemudian terjebak setelah Turkiye menandatangani kesepakatan dengan Uni Eropa untuk menghentikan arus migran ke Eropa.
Beberapa warga Suriah yang hidup tanpa dokumen yang layak di Turkiye dan terlantar akibat gempa bumi takut meminta bantuan pihak berwenang, karena akan membuat mereka kemungkinan dideportasi.
Menteri Luar Negeri yeTurki Mevlut Cavusoglu mengatakan masuknya pengungsi baru dari Suriah ke Turki tidak mungkin lagi.
Baca juga: PBB Perkirakan Korban Gempa di Turkiye dan Suriah Bisa Mencapai 56.000 Orang Meninggal
Abdallah Aqdi Al-Tayyar (22) seorang pengungsi Suriah dari Idlib yang telah mengungsi dari rumahnya di Maras, mengatakan permintaan tendanya telah ditolak sehingga berlindung di masjid.
"Beberapa orang mengatakan gempa menjadi kesalahan kami," katanya.
"Rasisme ini juga pernah ada sebelumnya, tapi sekarang lebih buruk dan sangat menyakitkan," jelasnya.(*)
Misteri Kematian Zara Qairina: Sidang Penentuan Pemeriksaan Digelar Hari Ini, 195 Saksi Diperiksa! |
![]() |
---|
Viral Video Zara Qairina Dimasukkan ke Mesin Cuci, Benarkah? Pengacara Bongkar Fakta Sebenarnya |
![]() |
---|
Fakultas Teknik Abulyatama Raih Juara 2 iCompEx 2025 di Malaysia |
![]() |
---|
12 Fakta Terbaru Kasus Kematian Zara Qairina Mahathir, dari Kronologi Hingga Beredarnya Hoaks |
![]() |
---|
Hindari Tarif AS, Indonesia Jadi Magnet Baru Investor China, Ini Alasannya! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.