Pilpres 2024

NasDem: Anies Baswedan Belum Punya Koalisi Resmi, Dukungan Demokrat dan PKS Masih Pernyataan

"Kenapa saya katakan belum ada koalisi resmi, karena yang ada dari PKS dan Demokrat adalah baru pernyataan dalam bentuk rilis," ujar Ali.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.com/ANDIKA BAYU SETYAJI
lustrasi kandidat cawapres untuk berpasangan dengan Anies Baswedan yang dideklarasikan Partai Nasdem sebagai capres pada Pemilu 2024. 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menegaskan hingga kini belum ada koalisi resmi yang mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).

"Sampai hari ini Anies itu belum memiliki koalisi secara resmi," kata Ali saat dihubungi, Jumat (17/2/2023).

Ali menampik jika Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah resmi mendukung Anies.


Menurutnya, dukungan Demokrat dan PKS hanya melalui sebuah pernyataan dalam bentuk rilis.

"Kenapa saya katakan belum ada koalisi resmi, karena yang ada dari PKS dan Demokrat adalah baru pernyataan dalam bentuk rilis," ujar Ali.

Dia menegaskan apabila dukungan tidak disampaikan melalui mekanisme resmi partai, masih rentan goyang.

"Jadi kalau kemudian itu tidak diambil dalam mekanisme yang resmi itu rawan untuk digugat," ucap Ali.

Karenanya, Ali meminta Demokrat dan PKS untuk segera menyelesaikan mekanisme masing-masing terkait dukungan ke Anies.

"Jadi NasDem mendorong PKS dan Demokrat untuk menyelesaikan itu secara internal, mekanisme internalnya. Jadi (supaya ada) keputusan itu keputusan resmi partai," ungkapnya.

Namun, dia menuturkan dukungan Demokrat dan PKS terhadap Anies secara moral sudah mengikat.

"Tapi pernyataan kemarin itu secara moral itu sudah mengikat," imbuh Ali.

Baca juga: VIDEO Safari Politik Anies Kerap Diganggu Salah Satu Institusi Negara Sebut Nasdem

Demokrat Respons Sikap PDIP yang Tidak Mau Ikut Koalisi Usung Anies Jadi Capres

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani memaklumi pernyataan politikus PDIP Masinton Pasaribu yang menyebut partainya tutup pintu berkoalisi dengan Koalisi Perubahan.

"Kami bisa memaklumi jika pernyataan Bang Masinton hanya dimaksudkan pada koalisi-koalisi yang dibentuk oleh parpol yang tergabung di pemerintahan Jokowi saat ini saja," kata Kamhar kepada wartawan, Jumat (17/2/2023).

"Bisa jadi secara pribadi beliau ada ketidaknyamanan untuk bersanding dengan partai oposisi atau dengan figur yang diusung sebagai capres dari Koalisi Perubahan yakni Mas Anies Baswedan," sambungnya.

Kamhar meminta Masinton agar memahami pameo dalam politik yakni tidak ada kawan dan lawan yang abadi, melainkan kepentingan.

"Dalam politik juga ada ungkapan ‘segala sesuatunya mungkin’. Ada pula ungkapan bijak ‘satu musuh terlalu banyak, seribu kawan belum cukup'," ucap dia.

Menurutnya, harusnya Masinton tak mengeluarkan pernyataan demikian apabila memahami peribahasa politik tersebut.

"Jika memahami ini mestinya sebagai politisi akan jauh dari cara pandang yang eksklusif atau tertutup seperti yang disampaikan Bang Masinton," ungkap Kamhar.

Lebih lanjut, Kamhar menegaskan rencana Koalisi Perubahan membuka pintu bagi parpol lain yang ingin bergabung sepanjang platform perjuangannya sama.

"Kami menyadari bahwa kolaborasi dan sinergitas seluruh elemen bangsa termasuk kerja sama antar partai politik menjadi keharusan merespon kompleksitas problematika bangsa ini ke depan untuk mewujudkan perubahan dan perbaikan," imbuhnya.

Baca juga: Umumkan Hasil Rakernas Partai Ummat, Amien Rais: Siap Dukung Anies Baswedan di Pilpres 2024


Sebelumnya, politikus PDIP Masinton Pasaribu menegaskan pihaknya tidak perlu membuka pintu kerja sama atau berkoalisi dengan Koalisi Perubahan yang mendukung Anies Baswedan sebagai bakal capres mereka di Pilpres 2024.

Pasalnya, dia menilai selama ini partai politik (parpol) koalisi pemerintah telah membuat banyak perubahan di bidang pembangunan selama Presiden Joko Widodo menjabat.

“Ini memang berjalan di rel perubahan. Banyak hal yang kita tadinya di republik ini kita tidak lihat, dan tidak kita rasakan, kali ini kita rasakan, pembangunan,” kata Masinton dalam diskusi Koordinat Wartawan Parlemen (KWP) di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (16/2/2023).

Anggora Komisi XI DPR RI itu mengaku heran jika ada koalisi partai politik (parpol) yang saat ini mengusung gerakan perubahan.

Sebab, menurutnya, bangsa Indonesia telah berjalan di jalur yang sudah tepat.

“Kalau PDI-P bergabung dengan teman-teman yang mau ubah rumahnya, apa lagi yang mau kita ubah?” ucap dia.

Bagi PDI-P, lanjut dia, yang harus diperjuangkan saat ini adalah mempertahankan perubahan yang sudah terjadi saat ini, sampai ke masa yang akan datang.

"Kita akan sempurnakan langkah-langkah perubahan ini terus-menerus, sampai target kita ke 2045 sebagai Indonesia Emas itu,” tandas dia.

Baca juga: Kericuhan di Stadion Jatidiri Semarang saat Laga PSIS Vs Persis Solo, Polisi Tembakan Gas Air Mata

Baca juga: Keajaiban Lagi Terjadi, Tiga Orang Selamat Usai 284 Jam Gempa, Korban Tewas Capai 43.844 Orang

Baca juga: VIDEO Viral Video, Nagita Slavina Bagi-bagi IPhone Sekardus untuk Karyawan

 

Tribunnews.com: Demokrat dan PKS Baru Sampaikan Pernyataan, NasDem: Anies Baswedan Belum Punya Koalisi Resmi

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved