Jurnalisme Warga
Ceuraceu Pudeng, Mutiara Alami yang Tersembunyi
Air itu mengalir itu di antara tebing tebing dengan bebatuan. Saat itu wisata ini hanya tersorot oleh warga setempat dan masyarakat terdekat saja. Ja
Oleh Anisa Tari
Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Anggota UKM Jurnalistik Universitas Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh, melaporkan dari Lhoong, Aceh Besar
ADA begitu banyak tempat wisata yang memukau di kawasan Aceh Besar. Dari sekian banyak lokasi wisata itu, yang paling ramai dikunjungi masyarakat pastilah termasuk dataran tinggi seperti bukit dan gunung. Demikian pula pantai yang dihiasi tebing dan pegunungan serta sungai, mata air, dan air terjun.
Di Aceh Besar ada satu tempat wisata yang belum banyak terekspose oleh media dan masyarakat luas. Kalau dikatakan air terjun, objek yang satu ini bukanlah tampak seperti air yang sedang terjun dari ketinggian, melainkan mengalirnya datar, tapi bertingkat-tingkat. Di setiap tingkatnya terdapat kolam-kolam kecil yang alami.
Namun, jika tidak disebut air terjun maka disebut apa air yang seperti ini? Yang jelas, air ini turun dan mengalir dari ketinggian.
• Kuala Pawoen, Objek Wisata Pantai Ketiga di Kecamatan Jangka, Dikelola BUMG, Ini Lokasi & Fasilitas
Pengalaman perjalanan saya ke tempat ini tidak banyak, tetapi kenangan serta kenikmatannya masih tersimpan rapi di memori saya. Saat itu memasuki bulan Desember, ada begitu banyak tempat wisata, tetapi sayangnya sudah diborong habis oleh pengunjung, mengingat saat itu adalah liburan akhir tahun.
Saya bingung untuk mencari tempat lainnya yang masih sepi. Saat melakukan perjalanan menuju Puncak Gunung Geurutee saya masih belum memiliki tujuan akan tiba di mana. Saya berkendara menggunakan mobil bersama teman-teman saya. Tidak lama kemudian sampailah kami di Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar. Daerah Lhoong merupakan sebuah daerah yang dekat dengan laut dan gunung sehingga menjadikan daerah ini sangat cocok untuk berwisata.
Di Kecamatan Lhoong terdapat salah satu desa bernama Pudeng. Desa ini berada di kaki Bukit Gle Bruek. Tidak saya sangka, ternyata di tepian bukit ini mengalir air yang sangat jernih dengan suasana yang masih sangat asri pula.
Air itu mengalir itu di antara tebing tebing dengan bebatuan. Saat itu wisata ini hanya tersorot oleh warga setempat dan masyarakat terdekat saja. Jadi, sangat minim pengunjung serta lokasinya masih sangat bersih dan alami.
Perjalanan saya dari Kota Banda Aceh ke Desa Pudeng ini berjarak 58 kilometer dengan waktu tempuh sekitar dua jam. Saya berangkat pukul 08.30 WIB dan tiba pukul 10.30 WIB. Sepanjang perjalanan saya menuju ke tempat tak yang terduga ini melewati dua gunung, yaitu Gunung Kulu dan Gunung Paro. Saat itu saya termotivasi untuk memasuki Desa Pudeng karena mendengar pendapat dari salah seorang teman saya yang sering melakukan perjalanan dan mengetahui banyak tempat wisata.
Namun, ia belum mengetahui pasti apakah benar ada lokasi wisata di Desa Pudeng ini. Karena penasaran, saya turun dari mobil dan bertanya pada beberapa warga setempat. Setelah itu kami mengikuti arah dari salah seorang warga, akhirnya saya dan teman-teman berhasil sampai ke tujuan.
• Pantai Gosong Telaga Singkil Utara Objek Wisata Bahari yang belum Terjamah
Ternyata, pintu masuk menuju lokasi wisata ini merupakan salah satu kebun penduduk Desa Pudeng. Dengan begitu, ada baiknya saya dan teman-teman meminta izin terlebih dahulu untuk menyusuri jalan pintu masuk tersebut. Dari pintu masuk saya dan teman-teman mengikuti jalan setapak yang bersisian dengan irigasi. Irigasi tersebut berasal dari air terjun Pudeng itu sendiri. Jalan yang kami lewati juga terbilang terjal karena hanya beralaskan tanah liat yang licin dengan beberapa batu seukuran batok kelapa.
Saat menyusuri jalan tersebut dari pintu masuk kebun warga, kami menghabiskan waktu 30 menit. Dan itu terbilang sedikit jauh masuk ke dalam. Setelahnya kami melihat bebatuan yang menjulang tinggi menyerupai bentuk tebing dilengkapi dengan sedikit rumput dan lumut hijau muda serta aliran air jernih.
Hawa yang begitu sejuk di lokasi ini membuat saya dan teman-teman terpukau. Saya dan teman-teman tak henti-hentinya memotret dan memandangi kenikmatan alam yang sungguh luar biasa di lokasi ini.
Dalam bahasa daerah saya, yaitu Aceh, lokasi ini kami sebut Ceuraceu Pudeng atau kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia bermankan Air Terjun Pudeng.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.