Misi Kemanusiaan untuk Turkiye
Bagian 3- Ayo Bangun Masjid Aceh di Turkiye
Seorang kakek yg kebetulan berada di sana dan merupakan jamaah tetap masjid tersebut mengatakan entah kapan masjid ini bisa dibangun lagi.
Laporan Dr dr Safrizal Rahman SpOT, Ketua IDI Wilayah Aceh, melaporkan dari Adana Turkiye
GEMPA Turkiye dan Suriah tanggal 6 Februari 2023 meninggalkan banyak kisah dan berita duka.
Tidak saja karena hilangnya nyawa lebih dari 46.000 orang dan harta benda, tetapi juga pada rusaknya bangunan rumah ibadah yang berbilang jumlahnya, khususnya masjid-masjid bergaya Persia kebanggaan masyarakat Turkiye.
Pada hari kedua di Turkiye, 17 Februari 2023, kami mencoba datang mencari masjid untuk melaksanakan shalat Jumat.
Meskipun terdengar suara azan, tapi masyarakat masih belum berani pergi ke masjid.
• Bagian 1- Turkiye, Kamu tidak Sendiri
Bahkan di daerah bencana seperti Kahramanmaras dan Hatay banyak masjid belum dibuka meskipun panggilan azan tetap berkumandang, karena memang kebanyakan azan di berbagai masjid Turkiye direlay secara nasional.
Dari berbagai kerusakan yang kami amati, ada satu masjid kecil yang menyita perhatian.
Menurut masyarakat, masjid ini selalu ramai karena tempatnya yang strategis, di pinggir jalan.
Masjid ini runtuh saat gempa susulan terjadi pada tanggal 6 Februari yang berkekuatan 7 SR.
• Bagian 2- Masjid Banyak Roboh, Tapi Azan Tetap Berkumandang
Kubah utama masjid ini terlihat sudah menyentuh tanah dan dinding depan serta sampingnya sudah terlepas dari tiang penyangga.
Pintu-pintunya pecah dan pecahan bangunan berserakan di halaman masjid.
Kondisi berbeda terlihat pada menara yang masih berdiri tegak walaupun kami temukan retakan di berbagai tempat.
Kami tertegun lama melihat kondisi menyedihkan ini.
Seorang kakek yg kebetulan berada di sana dan merupakan jamaah tetap masjid tersebut mengatakan entah kapan masjid ini bisa dibangun lagi.
"Mudah-mudahan sebelum meninggal saya masih sempat shalat lagi di masjid ini kelak," katanya dengan mimik sedih.
Kami mengatakan bahwa Allah pasti punya rencana lain di atas musibah ini.
Kami pun larut dalam kesedihan dan mulai berdiskusi andai saja Pemerintah atau masyarakat Aceh bisa membantu membangun masjid itu kembali dengan bentuk dan arsitektur Indonesia dan mungkin saja bisa dinamakan Masjid Aceh atau Masjid Persaudaraan Aceh Turkiye.
Kami pun sadar ini bukan cerita mudah, tetapi melalui kerja sama 'government to government' insya Allah akan bisa terlaksana.
Saya sangat yakin, Pemerintah Turki mampu membangun kembali masjid-masjid yang roboh itu.
Kami menjadi saksi bagaimana pemerintah sangat cepat mengatasi dampak bencana ini, bahkan saat sedang melihat beberapa lokasi gempa, kami juga bertemu dengan petugas yang sudah mulai mendata kerusakan rumah untuk usulan dibangun kembali.
Ide membangun salah satu masjid ini semakin menguat, mengingat saat gempa Lombok, Pemerintah Aceh meminta kami mencari masjid yang rusak untuk dibangun kembali.
Saat ini masjid sumbangan rakyat tersebut telah berdiri megah.
Mudah-mudahan ide membangun masjid Aceh di Kahramanmaras ini mendapat sambutan dan bisa terlaksana.
Sejarah panjang Aceh dan Turki harus kita lanjutkan yang akan menjadi cerita indah bagi anak cucu kita nanti.
Saya pun teringat Masjid Oman yang sangat dikenal di Banda Aceh.
Padahal, nama aslinya adalah Almakmur, tetapi orang lebih mengenalnya sebagai Masjid Oman.
Itu karena masjid yang atap dan kubahnya ambruk menutupi lantai akibat gempa 26 Desember 2004 itu, dibangun kembali atas donasi Raja Oman.
Dengan donasi pembiayaan secara penuh dari Pemerintah Oman melalui Sultan Qabus, masjid ini dibangun kembali mulai tahun 2006 dan selesai pada tahun 2008 dengan luas yang sama.
Beberapa tahun kemudian masjid ini diperluas agar dapat menampung jumlah jamaah yang semakin bertambah, dengan menambah beranda kanan dan kiri, fasilitas tempat wudu, serta fasilitas bersuci lainnya, renovasi kubah, menara, dan mempercantik penampilan masjid ini sehingga kelihatan lebih indah dengan gaya arsitektur hypostyle yang berciri Islam.
Sejauh pengamatan kami, rakyat Turkiye khususnya yang berada di daerah pengungsian sangat respek terhadap Indonesia, khususnya Aceh.
Mereka masih ingat 2004 rakyat Turkiye bahu-membahu membantu saudaranya di Aceh.
Saya kira, kita pun siap membantu mereka.
Insyaallah.
• Pria Gampong Muara Garot Dibekuk Usai Masuk dalam Jebakan Polisi yang Menyaru jadi Pembeli Sabu
• Terungkap Alasan Thariq Halilintar dan Fuji Putus, Haji Faisal Berharap ThoFu Balikan Lagi
• Ferry Irawan Ngotot Pidanakan Venna Melinda, Kuasa Hukum Beberkan Alasan Kliennya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.