Vladimir Putin Bersumpah Akan Terus Melanjutkan Invasi ke Ukraina Sampai Tujuan Tercapai

SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah akan melanjutkan invasi ke Ukraina sampai tujuan Rusia tercapai.

Putin mengancam akan membalas jika AS dan sekutunya memasok pemerintah di Kiev dengan rudal jarak jauh.

“Kami akan memenuhi tugas yang ditetapkan langkah demi langkah, hati-hati dan konsisten,” kata Putin kepada parlemen Rusia dan pejabat tinggi di Moskow.

“Satu hal yang harus jelas bagi semua orang, semakin banyak sistem Barat jarak jauh tiba di Ukraina, semakin jauh kita akan dipaksa untuk menjauhkan ancaman dari perbatasan kita," ujarnya.

"Sudah jelas," tegasnya.

Ketika perang Rusia di Ukraina mendekati tanda 12 bulan pada 24 Februari2023, Putin memfokuskan pidato kenegaraan pertamanya dalam hampir dua tahun.

Baca juga: Biden Tegaskan Rusia Tidak Akan Menang, AS Belum Selesai Habisi Rusia, Siapkan Sanksi Lagi

Dia berupaya mengalihkan kesalahan atas konflik tersebut ke AS dan sekutunya, di mana dia mengklaim ketidakbertuhanan dan pedofilia telah menjadi norma.

Dilansir AP, Rabu (22/2/2023) Putin mengatakan Rusia akan menangguhkan pengamatannya terhadap perjanjian START Baru.

Sehingga, memberikan pukulan keras pada kesepakatan terakhir dengan AS yang membatasi persenjataan strategis mereka.

Rusia tidak akan mengizinkan AS dan NATO memeriksa fasilitas nuklirnya, meskipun itu bukan yang pertama untuk melanjutkan pengujian senjata atomnya, kata Putin dalam pidato kenegaraannya.

Perjanjian yang diperpanjang pada 2021 akan berakhir pada 2026.

Menangguhkan perjanjian berarti AS dapat kehilangan akses ke data inspeksi dan pemantauan tentang jumlah hulu ledak nuklir Rusia yang dikerahkan.

Serta kendaraan berbasis darat dan laut yang digunakan untuk meluncurkannya.

Sekitar 200 inspektur yang ditarik dari Departemen Pertahanan, komunitas intelijen, dan Departemen Luar Negeri ditugaskan melakukan verifikasi di bawah START baru.(*)

Baca juga: Senator AS Sebut China Buat Kesalahan Serius dan Bodoh, Bantu Persenjataan ke Rusia