Berita Viral

Kisah Pai Lin, Gajah Thailand yang Selama 25 Tahun Angkut Wisatawan, Kini Nasibnya Menyedihkan

"Meskipun gajah dikenal karena kekuatan dan ukurannya, punggung mereka tidak dirancang secara alami untuk menahan beban"

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
Wildlife Friends Foundation Thailand (WFFT)
25 Tahun Angkut Wisatawan, Gajah Ini Harus Menderita Cacat Tulang Belakang Permanen, Begini Nasibnya 

25 Tahun Angkut Wisatawan, Gajah Ini Harus Menderita Cacat Tulang Belakang Permanen, Begini Nasibnya

SERAMBINEWS.COM, BANGKOK – Catat fisik permanen harus dirasakan oleh seekor gajah di Thailand.

Ia divonis menderita cacat tulang belakang permanen yang disebabkan oleh aktivitasnya selama 25 tahun.

Selama hidup, seperempat abad ia habiskan untuk melayani turis-turis yang naik ke punggungnya untuk di bawa jalan-jalan.

Hal inilah yang meyebabkan gajah tersebut harus menderita menderita cacat tulang belakang permanen.

Nasib ini harus diderita Pai Lin, seekor gajah di Thailand.

Baca juga: Konflik Gajah Manusia di Aceh hingga Renggut Korban Jiwa, Ini Solusi dari Staf Ahli Menteri LHK RI

Catat fisik permanen harus dirasakan oleh seekor gajah di Thailand bernama Pai Lin
Catat fisik permanen harus dirasakan oleh seekor gajah di Thailand bernama Pai Lin (Wildlife Friends Foundation Thailand (WFFT))

Thailand memang dikenal dengan wisata alam, yang salah satunya adalah menunggangi gajah sambil menjelajah alam.

Meski hal ini menarik dan menyenangkan di mata pengunjung, namun faktanya banyak sisi gelap yang terdapat di dalamnya.

Binatang besar ini yang seharusnya nyaman hidup di hutan malah ‘diperbudak’ oleh manusia untuk mendapatkan uang.

Dilansir dari The Thaiger, Kamis (23/2/2023), mengungkapkan bahwa seekor gajah harus menanggung cacat permanen di punggungnya setelah lebih dari 25 tahun diperbudak untuk mengangkut turis.

Gambar-gambar Pai Lin terlihat tidak seperti gajah pada umumnya, ia memiliki tubuh yang abnormal, dengan tulang punggungnya turun ke bawah.

Menurut laporan, tulang belakang Pai Lin telah terkilir dan masuk ke dalam akibat beban yang harus diangkut setiap harinya secara berulang hingga 25 tahun.

Direktur Thai Wildlife Friends Foundation (WFFT), Tom Taylor mengatakan gajah tidak cocok sebagai moda transportasi meski ukurannya besar.

“Meskipun gajah dikenal karena kekuatan dan ukurannya, punggung mereka tidak dirancang secara alami untuk menahan beban, karena tulang mereka menjulur ke atas,” kata dia.

“Tekanan terus menerus pada tulang punggung mereka dari wisatawan dapat mengakibatkan kerusakan fisik permanen, yang dapat dilihat pada gajah kami, Pai Lin,” sambungnya.

Pai Lin menjadi salah satu gajah beruntung yang berhasil diselamatkan WFFT dari eksploitasi tersebut.

Kini dia berada dalam penangkaran WFFT dan sekarang usianya sekitar 71 tahun.

WFFT merawat Pai Lin bersama dengan 23 gajah lainnya, yang hidup bahagia di kandang gajah besar di cagar alam, dengan luas 44 hektar dan memiliki pepohonan alami, danau, dan area penggembalaan. 

Gajah disini masing-masing makan sekitar 300 kilogram makanan setiap hari.

Tempat ini juga menjadi rumah bagi lebih dari 700 hewan penyelamat lainnya, termasuk primata, burung eksotis, dan harimau.

“Sebagian besar gajah yang diselamatkan di WFFT telah mengalami pelecehan selama beberapa decade,” kata Taylor.

“Meskipun kami tidak pernah dapat memahami trauma yang dialami hewan-hewan ini di masa lalu, setidaknya mereka sekarang dapat menjalani sisa hidup mereka dengan damai di suaka,” sebutnya.

“Kami berharap foto-foto ini mendorong wisatawan untuk berpikir ulang berwisata menunggai hewan,” harapnya.

Saat ini diperkirakan ada sekitar 3.000 gajah peliharaan di Thailand – sebagian besar bekerja di industri pariwisata atau penggerek kayu. 

Sementara di alam liar, hanya tersisa sekitar 2.200 gajah yang hidup di padang rumput terbuka dan hutan yang tersebar di seluruh negeri. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved