Haba USK

LSM Seulanga dan USK Lepasliarkan Bayi Penyu

Sebanyak 75 ekor bayi penyu (tukik) jenis Penyu Belimbing (dermochelys coriacea) dilepasliarkan di Pantai Lhoknga, Aceh Besar.

|
Penulis: Indra Wijaya | Editor: IKL
Indra Wijaya
LEPAS TUKIK- Warga melepas bayi penyu atau tukik ke laut, di Pantai Lhoknga Aceh Besar, Sabtu(25/2/2023). Seekor tukik sedang berusaha mendekati bibir pantai. 

Laporan Indra Wijaya | Aceh Besar

SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Sebanyak 75 ekor bayi penyu (tukik) jenis Penyu Belimbing (dermochelys coriacea) dilepasliarkan di Pantai Lhoknga, Aceh Besar, Sabtu (25/2/2023).

Pelepasan bayi penyu ke habitat aslinya itu dilakukan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Seulanga Aceh bekerja sama dengan Fakultas MIPA Prodi Biologi Universitas Syiah Kuala (USK) yang didukung PT Bank Aceh Syariah serta PT Medco
Energi.

Pelepasan tukik tersebut yang dilakukan menjelang terbenamnya matahari mendapat antusias dari anak-anak dan remaja sekitar.

Ketua Prodi Biologi, FMIPA USK, Dr Ir Wira Dharma, mengatakan, ia sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh LSM Seulanga Aceh. Dimana gerakan yang dilakukan itu merupakan salah satu bentuk upaya konservasi penyu yang kini
mulai terancam punah.

“Secara global penyu populasinya ini mulai menurun. Hal itu pun dapat dibuktikan secara ilmiah. Kalau kondisi ini terus berlangsung, maka ha-rus dijaga. Karena jika Penyu hilang, tentu berdampak pada spesies lain juga,” kata Wira.
Dikatakan, upaya konservasi Penyu ini juga tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Melainkan ada gerakan bersama baik masyarakat dan unsur lainnya. Sebab saat ini trennya, banyak dari masyarakat yang mengkomersilkan telur dari
Penyu itu sendiri.

Baca juga: Data Terumbu Karang, ODC FKP USK Gelar Reef Check Day di Aceh Besar

Hal itu menurutnya patut diwaspadai. Pasalnya, jumlah telur yang dikeluarkan oleh Penyu itu sendiri, tidak sebanding eksploitasi yang dilakukan. Pantai Lhoknga sendiri merupakan salah satu kawasan, tempat Penyu itu mendarat.
“Artinya, pantai ini menjadi tempat mereka bertelur. Peran masyarakat sangat penting untuk menjaga ini. Kita lakukan survei populasinya juga, lalu dari survei itu nantinya kita dapat melihat, ada penambahan Penyu yang mendarat atau
tidak,” jelasnya.

Baca juga: Satgas SAR dan TDC Tanam Bibit Terumbu Karang di Bawah Mesjid Apung Tapaktuan, Ini Jenisnya

Dikatakan Wira, jika jumlah Penyu yang mendarat bertambah, secara ekologi upaya konservasi yang dilakukan berhasil. Begitu juga sebaliknya. “Makanya kita mendukung semua pihak akan upaya konservasi ini. Di Aceh sendiri dominan itu
Penyu Belimbing populasinya. Dia surveinya juga lumayan kecil juga,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua LSM Seulanga Aceh, Wardhana Prasetya, mengatakan, dalam tahun ini, pihaknya sudah melakukan tiga
kali pelepasan bayi Penyu ke habitatnya.
Dimana pada tahap pertama, ia bersama anggota lainnya melepasliarkan bayi
Tukik sebanyak 40 ekor, tahap kedua 70 ekor dan pada tahap ketiga ini ada 75 ekor.

Ia juga berharap, agar pemerintah ikut mendukung lebih intens dalam program lingkungan dan konservasi. “Kita harap dukungan pemerintah dalam program konservasi ini lebih intens. Karena Penyu sendiri memang ada regulasi untuk
perlindungannya,” pungkasnya.(iw)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved