Breaking News

Berita Banda Aceh

Kolektor Aceh Tarmizi A Hamid Dirikan Perpustakaan Manuskrip Digital 

"Proses digitalisasi dokumen manuskrip sudah dilakukan sejak empat bulan lalu dan sampai sekarang masih berlangsung," kata Tarmizi...

Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Nurul Hayati
FOR SERAMBINEWS.COM
ILUSTRASI - Pemilik Rumoh Manuskrip Aceh, Tarmizi A Hamid atau Cek Midi sedang menjelaskan tentang manuskrip Aceh kepada mahasiswa dari Prodi Kesejahteran Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry yang didampingi Dosen Hasan Basri M Nur dalam kegiatan belajar lapangan ke Rumoh Manuskrip Aceh di Ie Masen Kayee Adang, Banda Aceh, Senin (15/11/2022). 

"Proses digitalisasi dokumen manuskrip sudah dilakukan sejak empat bulan lalu dan sampai sekarang masih berlangsung," kata Tarmizi kepada Serambinews.com, Senin (6/3/2023).

Laporan Masrizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kolektor naskah kuno Aceh, Tarmizi A Hamid terus merawat dan melakukan pelestarian manuskrip kuno Aceh dan saat ini sedang mendirikan Perpustakaan Manuskrip Digital.

Saat ini, pria yang akrab disapa Cek Midi ini sedang memindahkan semua dokumen fisik manuskrip miliknya, ke dalam bentuk digitalisasi agar mudah diakses oleh semua pihak.

Proses digitalisasi manuskrip kuno sudah dilakukan bersama tim Rumoh Manuskrip Aceh, sejak akhir Desember 2022.

"Proses digitalisasi dokumen manuskrip sudah dilakukan sejak empat bulan lalu dan sampai sekarang masih berlangsung," kata Tarmizi kepada Serambinews.com, Senin (6/3/2023).

Proses alih media ini dilakukan oleh tim Rumoh Manuskrip Aceh, terdiri atas Tarmizi A Hamid selaku kolektor naskah kuno, Hermansyah Mth MA sebagai kurator, filolog, dan penanggung jawab katalog digital.

Selanjutnya, Masykur SHi sebagai kurator melayu dan Aceh, Teuku Farhan SKom sebagai professional IT dan consultant IT, Afrizal Hidayat sebagai manager IT.

Twk Mohd Iqbal ST MT sebagai konsultan IT digital dan jaringan, Hasan Basri M Nur SAg MA sebagai Pimpinan Redaksi dan narasi sejarah, Iskandar MA sebagai kurator sastra Arab, Salsabila Humaira SPdI spesialis bahasa Inggris, komunikasi dan diplomasi, dan konsultan hukum cagar budaya dan advokat Nourman Hidayat SH dan Partners.

Baca juga: Rumoh Manuskrip Aceh Cek Midi Gelar Zikir dan Kajian Tsunami Purba Bersama Filolog Aceh

"Proyek rancangan (digitalisasi manuskrip kuno Aceh) ini sumber dananya semuanya dari pribadi dan kawan-kawan," ujar Tarmizi.

Setelah semua naskah-naskah kuno koleksi Cek Midi di-scan, kemudian nantinya akan dipublis melalui website Aceh Manuskrip, setelah website tersebut di-launching.

"Perpustakaan Manuskrip Digital ini mungkin pertama di Aceh yang dirancang secara professional yang melibatkan sejumlah pakar sesuai keahliannya," ucap Tarmizi.

Tarmizi mengatakan, ada sekitar 800 dokumen fisik naskah yang di-input dan ribuan judul manuskrip kuno dalam bentuk digital.

"Proses digitalisasi ini kita lakukan untuk memudahkan masyarakat, khususnya peneliti luar negeri, mengakses dokumen manuskrip kuno, sehingga bisa diakses kapan saja dan dimana saja," ujarnya.

Selama ini ada banyak peneliti maupun mahasiswa baik dari dalam maupun luar negeri yang datang ke Rumoh Manuskrip Aceh--di kediaman Tarmizi A Hamid-- untuk mencari naskah kuno sebagai bahan penelitian.

"Dengan hadirnya museum digital manuskrip kuno, insyaallah satu-satunya di Aceh, bisa membantu masyarakat dalam melakukan penelitian," imbuh Tarmizi A Hamid.(*)

Baca juga: Peneliti Manuskrip Kuno Irak Berusaha Restorasi dan Digitalkan 47.000 Teks Berharga

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved