Berita Aceh Tamiang

8 Ribu Induk Sapi di Aceh Tamiang Ditargetkan Kawin Suntik

Target ini mengalami peningkatan dari capaian dua tahun terakhir, dimana pada tahun 2021 inseminasi buatan dilakukan untuk 6 ribu ekor sapi dan...

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ RAHMAD WIGUNA
Insemninator saat melakukan inseminasi buatan di Kampung Bukit Rata, Kecamatan Kejuruan Muda, Aceh Tamiang. 

Target ini mengalami peningkatan dari capaian dua tahun terakhir, dimana pada tahun 2021 inseminasi buatan dilakukan untuk 6 ribu ekor sapi dan 2022 hampir mendekati 8 ribu ekor.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Kabupaten Aceh Tamiang menargetkan inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik pada tahun ini dilakukan terhadap 8 ribu ekor induk sapi.

Target ini mengalami peningkatan dari capaian dua tahun terakhir, dimana pada tahun 2021 inseminasi buatan dilakukan untuk 6 ribu ekor sapi dan 2022 hampir mendekati 8 ribu ekor.

“Kami akan terus memberdayakan 24 inseminator untuk mengakomodir keinginan peternak yang ingin sapinya dilakukan inseminator buatan,” kata Kepala Distanbunak Aceh Tamiang melalui Kabid Peternakan, Muhammad Yunus, Rabu (8/3/2023).

Secara umum Yunus mengakui, minat peternak menyertakan sapinya dilakukan inseminasi buatan sangat tinggi.

Namun, tetap saja secara persentase proses kawin alam masih mendominasi 70 persen.

Secara perlahan Distanbunak akan terus meningkatkan persentase inseminasi buatan, karena hasilnya dinilai lebih baik dari perkawinan alami.

Hal ini disebabkan, sperma beku yang digunakan Distanbunak Aceh Tamiang merupakan bibit unggul.

Baca juga: Nova Praktikan Kawin Suntik Sapi

“Ukuran sapi hasil inseminasi buatan memang lebih besar, tentunya ini sejalan dengan program kami untuk meningkatkan kesejahteraan peternak,” kata Yunus.

Sub Kordinaator Bidang Produksi dan Peternakan, Adi Wijaya menambahkan kendala yang sering dihadapi inseminator ialah kebiasaan peternak yang melepas-liarkan sapinya.

Padahal, kebiasaan ini dinilainya tidak baik untuk perkembangan sapi.

“Pertumbuhan sapi menjadi tidak terkontrol, baik itu mengenai kesehatannya dan sangat berpotensi terjadi inbreeding (anak mengawini induk),” kata Adi.

Adi menjelaskan inbreeding ini justru menyebabkan ukuran sapi semakin mengecil.

“Kami selalu mengimbau agar peternak menyediakan kandang, jadi bisa terkontrol,” kata Adi. (*)

Baca juga: Kunjungi UPTD IBI Saree, Gubernur Nova Praktekkan Kawin Suntik untuk Sapi Turunan Belanda

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved