Berita Langsa

Pelabuhan Langsa Ekspor Perdana

Menurut T Faisal, peresmian ekspor perdana komoditas unggulan daerah ini merupakan suatu pencapaian yang harus disyukuri.

|
Editor: mufti
Serambinews.com / Zubir
Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki diwakili Kadishub Aceh T Faisal, pada Selasa (7/3/2023) melaunching ekspor perdana di Pelabuhan Kuala Langsa, pertanda diaktifkannya kembali salah satu pelabuhan tertua di Aceh itu.   

“Saya secara pribadi dan atas nama Pemerintah Aceh, tentu sangat tidak menginginkan bila ekspor pada hari ini (kemarin-red) merupakan kegiatan perdana sekaligus kegiatan terakhir.”

T FAISAL, Kadishub Aceh

SERAMBINEWS, LANGSA - Pelabuhan Kuala Langsa melakukan ekspor perdana. Peluncuran ekspor perdana dari salah satu pelabuhan tertua di Aceh tersebut dilakukan Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, diwakili Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Aceh, T Faisal, pada Selasa (7/3/2023). Seusai peluncuran itu, dua kapal milik pengusaha yang membawa ikan dan barang campuran dilepas dengan tujuan Malaysia dan Thailand.

Acara itu turut dihadiri Staf Ahli Kepresidenan yang juga mantan Menteri Perikanan, Prof Rokhmin Dahuri, Pj Wali Kota Langsa, Ir Said Mahdum Majid, Kepala Perwakilan Kemenkeu Aceh, Safuadi, Pj Bupati Aceh Tamiang, Meurah Budiman, sejumlah anggota DPRA, Kepala KSOP, Andi Laisdi, Kepala Pelindo Kuala Langsa, Nova, Komisaris Pelindo Lhokseumawe, Perwakikan Karantina Pertanian Aceh, Novan KR.

Hadir pula, Pelaskana tugas (Plt) Sekdako Langsa, M Darpian ST, bersama seluruh Kepala SKPK jajaran Pemko Langsa, Kepala Stasiun Radio Pantai Kuala Langsa, Hery, perwakilan bupati/wali kota se-Aceh, serta sejumlah tamu undangan lainnya.

Pj Gubernur melalui Kadishub Aceh, T Faisal, menyampaikan, terima kasih dan penghargaan serta selamat kepada semua pihak khususnya Pemko Langsa atas ekspor perdana komoditas pertanian, perkebunan dan perikanan melalui Pelabuhan Kuala Langsa.

Menurut T Faisal, peresmian ekspor perdana komoditas unggulan daerah ini merupakan suatu pencapaian yang harus disyukuri. "Insya Allah dengan dimulai ekspor dari Pelabuhan Kuala Langsa akan berdampak pada perputaran roda perekonomian baik di daerah-daerah yang menghasilkan komoditas ekspor itu maupun daerah-daerah penyangga lainnya,” ungkap T Faisal.

Secara keseluruhan, lanjutnya, tentu akan berpengaruh pada peningkatan ekonomi masyarakat Aceh. Di samping itu, ekspor yang dilakukan ini juga menunjukkan bahwa komoditas unggulan Aceh kita baik dari sektor pertanian, perkebunan. maupun perikanan dapat diandalkan dan mampu bersaing di pasar dalam maupun luar negeri.

Baca juga: VIDEO - Kapal Sayur Layani Ekspor Perdana di Pelabuhan Kuala Langsa

Dengan diresmikan ekspor perdana melalui Pelabuhan Kuala Langsa ini, T Faisal berharap agar peluang ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh semua pihak, khususnya pengusaha agar terlibat aktif menyiapkan, mengidentifikasi, dan menggali potensi komoditas-komoditas unggulan lain yang berorientasi ekspor.

Sehingga kesinambungan ekspor komoditas ini dapat terjadi di masa mendatang. “Saya secara pribadi dan atas nama Pemerintah Aceh, tentu sangat tidak menginginkan bila kegiatan ekspor pada hari ini (kemarin-red) merupakan kegiatan perdana sekaligus kegiatan terakhir,” ungkap T Faisal.

Ia mengunngkapkan, banyak pengalaman selama ini dimana kegiatan ekspor hanya meriah dan bersemangat pada saat peresmian saja. Namun, dalam perjalanan tak ada lagi kelanjutan. Karena itu, Kadis Perhubungan Aceh menekankan agar seluruh stakeholder yang terlibat baik pengusaha maupun pemerintah daerah supaya benar-benar serius dan berkomitmen untuk mempersiapkan diri dalam menjaga keberlangsungan ekspor ini.

Baca juga: Pemko Laporkan Dangkalnya Jalur Masuk Pelabuhan Langsa ke Dishub, Kapal Besar Tidak Bisa Masuk

Menurut Pj Gubernur, kolaborasi dan kerjasama yang baik antar mitra yaitu pemerintah, pelaku bisnis, pengusaha atau petani komoditas unggulan, serta pemangku kepentingan lainnya merupakan kunci terjaminnya kesinambungan kegiatan ekspor melalui Pelabuhan Kuala Langsa.

“Mudah-mudahan, dengan dimulainya ekspor komoditas unggulan Aceh melalui Pelabuhan Kuala Langsa ini, nilai ekspor kita akan terus meningkat lagi secara signifikan. Peningkatan ekspor khususnya dari komoditas pertanian, perkebunan, dan perikanan tentu akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan,” jelasnya.

Dengan terbukanya kembali Pelabuhan Kuala Langsa ini sebagai jalur ekspor di Aceh, Pj Gubernur meminta semua pihak yang terlibat untuk menggali potensi ekspor komoditas unggulan di daerahnya masing-masing. “Segera garap komoditas-komoditas pertanian, perkebunan, dan perikanan yang potensial untuk dikembangkan dan mempunyai peluang pangsa pasar yang besar di mancanegara,’ harap Pj Gubernur melalui Kadis Perhubungan Aceh T Faisal.

Khusus kepada pemerintah daerah dan institusi keuangan, Pj Gubernur agar selalu memperkuat petani dan nelayan dengan akses permodalan, inovasi teknologi, dan pendampingan. Dengan demikian, mereka akan mampu secara kontinyu meningkatkan produktivitas yang akhirnya akan berdampak pada terjaminnya keberlanjutan kegiatan ekspor komoditas itu melalui Pelabuhan Kuala Langsa.

Baca juga: Pelabuhan Kuala Langsa Mulai Ekspor Perdana, Ini Pesan Pj Gubernur Aceh

Pj Gubernur Aceh juga berpesan agar kegiatan ekspor yang diresmikan ini dapat terus dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. “Mudah-mudahan, para pengusaha kita dapat memanfaatkan peluang ini secara baik,” harapnya. Pj Gubernur juga mengucapkan terima kasih kepada Pemko Langsa, Kepala KSOP Kelas IV Kuala Langsa, pengusaha kapal dan seluruh pihak yang terlibat dalam ekspor import melalui Pelabuhan Kuala Langsa.

Ikan dan bahan campuran

Pj Wali Kota Langsa, Ir Said Mahdum Majid, menyebutkan, pelayaran perdana kali ini menggunakan dua kapal kayu yaitu KM Nagata 75 GT milik Muslim dari Banda Aceh dan KM Bowou Farungo 108 GT milik Anto dari Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara. Kedua kapal tersebut termasuk dalam jenis general cargo yang bisa membawa muatan barang campuran atau dalam istilah populer di kalangan pelaku ekspor/ impor disebut kapal sayur.  

Dalam pelayaran kali ini, KM Nagata membawa muatan beberapa ton ikan tujuan Port Klang, Malaysia. Sedangkan KM Bowou Farungo membawa beberapa ton barang campuran tujuan Lumut Port dan Hutan Melintang, Malaysia. (zb)

=========================

Berharap Dukungan Pemerintah Pusat

PENJABAT (Pj) Wali Kota Langsa, Ir Said Mahdum Majid, mengucapkan syukur akarena setelah sangat lama berproses, akhirnya ekspor komoditas pertanian, perkebunan, dan perikanan dari pelabuhan Kuala Langsa dapat terlaksana kembali. Ia berharap, kegiatan ekspor yang diluncurkan kali berbeda dengan kegiatan ekspor yang sebelumnya dilakukan oleh para eksportir/importir.

"Jika ekspor dan impor sebelumnya bersifat personal, tidak rutin atau tidak terjadwal, maka pada momen ini, kita launching kegiatan ekspor yang rutin/terjadwal dan bisa dimanfaatkan bersama-sama oleh para pelaku ekspor dan impor," kata Pj Wali Kota.

Kegiatan ekspor ke Malaysia dan Thailand ini merupakan perwujudan nota kerja sama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) yang ditandatangani dalam pertemuan tingkat Menteri di Langkawi pada 20 Juli 1993 silam. Dalam nota kerja sama tersebut, Aceh masuk sebagai salah satu wilayah prioritas kerja sama IMT GT.

Dengan demikian, menurut Said Mahdum, kegiatan ekspor impor ini sudah sepantasnya didukung penuh oleh pemerintah pusat agar kesepakatan kerja sama ini terealisasi dan bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat di ketiga negara.

Agar kegiatan ekspor impor melalui Pelabuhan Kuala Langsa dan Pelabuhan-pela lainnya di Aceh dapat berjalan rutin dan berkelanjutan, menurut Pj Wali Kota Langsa, ada beberapa hal yang menjadi catatan pihaknya. Seperti, sangat mendesak adanya trader lokal yang andal untuk menangani aspek jual beli komoditinya.

Selain itu, mengajak para trader dari Tanjung Balai dan Belawan, Sumatera Utara, agar mau memperluas usahanya ke Kota Langsa karena mereka yang mempunyai barang muatan.   Selama ini pengumpul komoditi di Aceh menjual komoditinya ke pengusaha di Tanjung Balai atau Medan, sehingga mereka yang berhadapan dengan pembeli di luar negeri.

Dengan demikian, ketersediaan kapal angkutan langsung dari Kuala Langsa ke Malaysia dan Thailand yang menawarkan efisiensi waktu serta biaya belum akan berdampak dalam waktu dekat pada kelangsungan pelayaran jika tradernya masih lebih memilih dari luar Aceh.

Kemudian, perlu adanya perwakilan dagang Aceh di negara mitra, khususnya Malaysia dan Thailand yang bertugas mempromosikan dan memasarkan komoditi Aceh. Selain itu, perlu melakukan kerja sama dengan perkumpulan diaspora Aceh di Malaysia yang jumlahnya lebih dari 640.000 orang dan 25 ribu di antaranya adalah pemilik kedai runcit. 

"Di Thailand kita juga bisa membuat komitmen kerja sama dengan asosiasi pedagang Muslim Thailand atau pihak lain. Perlu adanya regulasi di Aceh yang mengatur tata niaga komoditi sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh undang-undang. Selama ini pelabuhan laut dan udara di Aceh belum menjadi pintu keluar (outlet) utama komoditi Aceh, sebagian besar masih melalui pelabuhan laut dan udara di luar Aceh, sehingga yang tersisa untuk Aceh hanya jalan-jalan yang rusak karena angkutan sering kelebihan muatan," ungkap Pj Wali Kota

Kemudian, Bank Aceh Syariah dan bank-bank lain yang ada di Aceh diharapkan lebih menunjukkan keberpihakannya pada sektor produksi dan perdagangan, terutama untuk komoditi yang berorientasi ekspor. Sebab, menurutnya, selama ini banyak pelaku bisnis mengeluh kesulitan mengajukan kredit (pembiayaan) untuk usaha karena bank lebih memilih main aman melalui kredit konsumtif untuk pegawai. (zb)

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved