Pabrik Minyak Makan Merah
Dewan akan Temui Menteri dan BPDPKS Pertanyakan Pembangunan Pabrik Minyak Makan Merah
Padahal alokasi anggaran ini diperuntukkan juga bagi kegiatan lain, di antaranya pembangunan pabrik minyak makan merah dan peningkatan prasarana...
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Kabupaten Aceh Tamiang baru sebatas menerima subsidi peremajaan sawit rakyat (PSR) dari dana yang disediakan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Padahal alokasi anggaran ini diperuntukkan juga bagi kegiatan lain, di antaranya pembangunan pabrik minyak makan merah dan peningkatan prasarana dan sarana perkebunan (sarpras).
“Untuk sarpras dan pabrik ini kan belum berjalan, kita perlu tahu mengapa program ini belum direaliasikan di Aceh Tamiang,” kata Ketua Komisi II DPRK Aceh Tamiang, Muhammad Irwan, Minggu (12/3/2023).
Komisi II, kata dia, sudah menjadwalkan keberangkatan ke Jakarta untuk bertemu Menteri Pertanian dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Kunjungan itu nantinya untuk menelusuri kendala pelaksanaan sarpras dan pembangunan pabrik minyak makan merah, serta melaporkan kondisi PSR yang sedang berjalan.
“Kami sudah mejadwalkan sehabis lebaran Idul Fitri akan ke Jakarta untuk berkoordinasi dengan Kementan dan BPDPS,” kata Wan Tanindo, sapaannya.
Dia berharap pertemuan itu nantinya menghasilkan kabar baik bagi petani kelapa sawit di Aceh Tamiang. Sebab kata dia, berdasarkan informasi yang diterimanya, beberapa koperasi pelaksana PSR sudah mengajukan usulan sarpras dan pembangunan pabrik sejak dua hingga tiga tahun lalu. Namun progres usulan itu masih nol, sehingga bisa memicu kesalah-pahaman dengan petani.
“Petani berharap lahan mereka akan ditingkatkan sarprasnya, kalau tidak terealisasi pasti koperasi yang disalahkan. Kami berharap ini jangan sampai terjadi,” ungkapnya.
Wan Tanindo menambahkan dukungan penuh yang diberikan Komisi II ini sejalan dengan mandat Presiden Jokowi yang ingin meningkatkan daya saing produksi sawit Indonesia dengan Malaysia. Saat ini produksi rata-rata TBS dalam negeri masih kalah dengan Malaysia.
“Dengan adanya PSR dan dukungan sarpras, ini akan menumbuhkan daya saing, tentunya petani kita juga lebih sejahtera,” kata Wan Tanindo. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.