Berita Pidie

Pj Bupati Kumpulkan Keuchik di Tiro

Menurutnya, gerakan tersebut untuk menggalang kebersamaan yang didasarkan kepada rasa kasih sayang atau silaturrahmi.

Editor: mufti
SERAMBI/M NAZAR
PAKAIAN ADAT - Keuchik, camat dan kepala SKPK memakai pakaian adat Aceh pada acara pencanangan gerakan pagar bambu putih di Lapangan Sepakbola Kecamatan Tiro, Senin (13/3/2023). 

SERAMBINEWS, SIGLI - Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto mengumpulkan ratusan keuchik pada pencanangan gerakan pagar bambu putih di Lapangan Kecamatan Tiro, Senin (13/3/2023). Kegiatan tersebut dihadiri kepala SKPK, camat dan ulama di Pidie.

Pantauan Serambi, Senin (13/3/2023), sejumlah camat, keuchik, kepala dinas, badan dan kantor memakai baju adat Aceh saat menghadiri acara di Tiro.

Namun, sebagian keuchik tidak memakai baju adat Aceh lantaran tidak cukup stok baju yang harus disewa di tempat usaha pelaminan. Tapi, keuchik tetap hadir dengan memakai baju warna hitam dan batik.  Dari 730 keuchik, tidak semua keuchik hadir sehingga banyak kursi di bagian belakang kosong.  

Pj Bupati Pidie, Wahyudin Adisiswanto kepada Serambi, Senin (13/3/2023),  mengatakan, gerakan pagar bambu putih yang diluncurkan itu adalah hasil inisiasi Waled Nu atau Tgk H Nuruzzahri. Menurutnya, gerakan tersebut untuk menggalang kebersamaan yang didasarkan kepada rasa kasih sayang atau silaturrahmi.

Ia menyebutkan, gerakan pagar bambu putih diluncurkan itu didasarkan kepada empat komponen sebagai kegiatan besar untuk menyambut bulan Suci Ramadhan. Seperti silaturrahmi keuchik bersama Himpunan Ulama Dayah (HUDA) yang dilaksanakan sekarang ini.

Lalu, jelasnya, akan adanya pasar kontrol kecil yang dibangun untuk mengontrol harga-harga di pasar umum. Sehingga, nantinya akan lahir UMKM di sekitar pasar. " Kita akan menggelar latihan seni budaya, seni tari, termasuk lainnya yang akan tercipta sirkulasi ekonomi di Kabupaten Pidie," ujarnya.

Di sisi lain, kata Wahyudi Adisiswanto, menyambut Bulan Suci Ramadhan 1444 H, dirinya akan menargetkan menyembelih 100 ekor lembu untuk kaum fakir miskin di Pidie. Namun, jika terpenuhi 30 ekor harus tetap disyukuri. Sebab, pada puasa tahun ini anak-anak fakir miskin harus mendapatkan lebih dahulu daging meugang.

" Kegiatan lain Musabaqah Tunas Ramadhan (MTR) yang digelar Pramuka, tentunya untuk menambah kecintaan generasi kepada Alquran. Saat ini, warga sudah terpengaruhi dengan syahwat politik sehingga telah terseret kepada materialistik. Gaya itu harus diubah dengan diluncurkan kegiatan tersebut," pungkasnya.(naz)

Tak Ada yang Awasi

Ketua HUDA Pidie, Tgk Rasyidin dalam sambutannya, Senin (13/3/2023) mengungkapkan, ulama di Pidie sangat risau dengan kondisi pemuda. Sebab, kilas balik dahulu narkoba hanya dikenal di kota. Tapi, sekarang narkoba sudah berpindah ke gampong. Fenomena itu dampak dari dekadensi moral pemuda di gampong.

" Saat ini, di gampong tidak ada yang mengawasinya. Jika berharap dari keuchik tidak mungkin, mengingat keuchik sekarang dijabat anak-anak muda. Orang tua tidak bisa lagi mencalonkan keuchik karena tidak memiliki ijazah," kata Tgk Rasyidin.

Untuk itu, jelasnya, anak-anak di gampong harus dididik agama dalam mengatasi dekadensi moral. Saat ini, dengan dana desa bisa digunakan membuat training terhadap anak-anak. Penggunaan dana desa untuk training dibolehkan sesuai telah diaturnya.

Saat ini, kata Tgk Rasyidin, Bupati Pidie harus menerbitkan Perbup untuk penggunaan dana desa bagi training dakwah untuk generasi muda. Tentunya Perbup harus terlibat pemangku gampong dan tokoh masyarakat. "Saat ini, Pak Pj Bupati sangat responsif terhadap kepentingan agama yang menyambut baik," ujarnya. (naz)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved