Berita Viral

Sosok Sri Mulyani, Menkeu yang Tak ‘Dilepas’ Jokowi, Kini Lembaganya Disorot soal Transaksi Janggal

Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyatakan bahwa ada 29 pejabat beresiko tinggi dan 68 pegawai memiliki resiko rendah di Kementerian Keuangan.

|
Editor: Agus Ramadhan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Keuangan, Sri Mulyani 

Sosok Sri Mulyani, Menkeu yang Tak ‘Dilepas’ Jokowi, Kini Lembaganya Disorot soal Transaksi Janggal

SERAMBINEWS.COM – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kini masih menjadi sorotan publik usai sejumlah masalah terus menerpa lembaga tersebut.

Usai kasus Rafael Alun Trisambodo, publik terus menyoroti gaya hidup dan harta pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan.

Sejumlah pejabat telah dipanggil untuk dimintai klarifikasi soal harta kekayaan yang dinilai tidak wajar.

Bahkan kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai Yogyakarta dicopot karena memiliki gaya hidup mewah.

Pada konferensi pers pada sabtu (11/3/2023), Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyatakan bahwa ada 29 pejabat beresiko tinggi dan 68 pegawai memiliki resiko rendah di Kementerian Keuangan.

“Informasi dari kami terdapat 29 orang bersiko tinggi dan 68 pegawai resiko menengah, hingga minggu depan, kita akan selesaikan seluruh investigasi tambahan,”ujarnya.

Baca juga: Sri Mulyani Masih Bingung Soal Transaksi Janggal Rp 300 Triliun, Minta PPATK Buka Data Lengkap

Lebih dari itu, transaksi janggal Rp 300 Triliun di Kementerian Keuangan menambah citra buruk lembaga tersebut.

Dengan kejadian besar di Kementerian Keungan tersebut, publik pun bertanya-tanya terkait dengan kinerja Sri Mulyani.

Memang, banyak yang mengakui Sri Mulyani memiliki kompeten sebagai sosok bendahara negara.

Sepak terjangnya di dunia Keuangan sudah tidak diragukan lagi di Indonesia maupun di dunia.

Pengharagaan sebagai Menteri Keuangan terbaik di dunia pun sudah tersemat pada dirinya.

Sejak Presiden Joko Widodo melantik Sri Mulyani pada 2016 lalu, posisi bendahara negara itu belum tergantikan ditengah isu reshuffle.

Lalu, bagaimana perjalanan hidup dan sepak terjang Sri Mulyani?

Profil Sri Mulyani

Dikutip dari laman Kementerian Keuangan, Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung pada 26 Agustus 1962.

Ia menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia (1986).

Melanjutkan pendidikannya di University of Illinois at Urbana Champaign, Amerika Serikat dan mendapatkan gelar Master of Science of Policy Economics (1990).

Setelah itu ia mendapatkan gelar Ph.D. in Economics (1992). 

Spesialis penelitian keuangan publik, kebijakan fiskal, dan ekonomi tenaga kerja ini terpilih menjadi Executive Director pada International Monetary Fund (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group) sejak 1 November 2002. 

Pada 21 Oktober 2004, Sri Mulyani mendapatkan penugasan pertama di Kabinet sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 

Baca juga: Buka-bukaan Harta Pejabat Kemenkeu di Aceh, Ditjen Pajak Terbanyak, Ada yang Tak Miliki Mobil

Selanjutnya, pada 5 Desember 2005, dia dilantik menjadi Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Selama menjadi Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati banyak menorehkan prestasi, diantaranya menstabilkan ekonomi makro, mempertahankan kebijakan fiskal yang prudent, menurunkan biaya pinjaman dan mengelola utang serta memberi kepercayaan pada investor.  

Reformasi Kementerian Keuangan dinahkodainya dengan baik sehingga banyak terjadi perubahan fundamental di Kementerian Keuangan.

Dia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets Forum pada 18 September 2006 di IMF-World Bank Group Annual Meetings di Singapura.

Dia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 serta wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.

Sri Mulyani juga menjadi Menteri Keuangan terbaik untuk tahun 2006 oleh majalah Euromoney. 

Di tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian setelah Menko Perekonomian, Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia.

Kemudian pada 1 Juni 2010 Sri Mulyani Indrawati menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Pada tanggal 27 Juli 2016, Beliau dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Keuangan kembali dalam Kabinet Kerja.  

Pada bulan Februari 2018, Sri Mulyani Indrawati terpilih kembali menjadi "Best Minister in the World" pada World Government Summit di Dubai.

Masih pada tahun yang sama di bulan Oktober 2018, Global Markets memilihnya menjadi "Finance Minister of the Year - East Asia Pacific".

Gelar tersebut diberikan saat berlangsungnya IMF-World Bank Group Annual Meetings di Bali.

Pada 2019, Sri Mulyani kembali dinobatkan sebagai menteri keuangan terbaik di Asia Pasifik versi majalah keuangan FinanceAsia.

Penghargaan ini diperoleh tiga tahun berturut-turut setelah sebelumnya diperoleh pada tahun 2017 dan 2018. 

Dalam organisasi sosial, beliau menjabat sebagai Co-Chair of the Pathways for Prosperity Commission on Technology and Inclusive Development bersama Melinda Gates,

dan juga Co-Chair of the World Economic Forum on ASEAN and sits on the Board of UNICEF’s Generation Unlimited Initiative.

Pada Agustus 2019, beliau dipilih sebagai Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia periode 2019-2023. 

Selanjutnya pada 23 Oktober 2019, Sri Mulyani Indrawati terpilih kembali untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Jabatan ini adalah jabatan Menteri Keuangan keempat kalinya bagi Sri Mulyani pada kabinet yang berbeda.  

Pada bulan Oktober 2020, Global Markets memilihnya menjadi "Finance Minister of the Year - East Asia Pacific, merupakan penghargaan atas upaya penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. (Serambinews.com/ Refly Nofril)

 

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved