Mihrab

Jangan Tinggalkan Puasa Jika tidak Ada Udzur Syari'at

“Kecuali apabila orang tersebut baru masuk Islam yang tidak mengetahui hukum tentang puasa atau hidup di daerah pedalaman yang jauh dari para ulama,”

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Taufik Hidayat
FOR SERAMBINEWS.COM
pengurus Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Ustadzah Nora Maulida Julia SPd. 

Ramadhan dikatakan juga bulan al-Qur’an. Banyak kaum muslimin ketika datang bulan Ramadhan saling berlomba-lomba dalam kebaikan, diantaranya giat membaca dan mengkhatam bahkan berinteraksi dengan al-Qur’an.

“Di masjid-masjid dan meunasah gampong, suara syahdu tadarrus al-Qur’an beralun-alun terdengar hingga malam terakhir bulan puasa, hal itu tentunya sangat menenangkan batin kita.

Sebenarnya, adakah suatu pengkhususan Ramadhan menjadi bulannya al-Qur’an? Dan mengapa di Ramadhan banyak dari kita lebih intens berinteraksi dengan al-Qur’an dibandingkan dengan bulan-bulan hijriyah lainnya?

“Tentu hal tersebut memiliki sebab, karena al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas antara yang haq dan yang bathil,” jelasnya.

Dikatakan Ustadzah Nora, para ulama salaf juga tidak main-main mengamalkan dan khatam al-Qur’an pada bulan suci ini. Imam Sufyan bin Uyainah rahimahullah mengatakan bahwa, Imam Abu hanifah biasa mengkhatam al-Qur’an di setiap Ramadhan 60 kali khataman.

Lalu Imam Al-Baihaqi rahimahullah mengatakan, Ar-Rabi’ bin Sulaiman berkata,  “Aku mendengar Al-Humaidi mengatakan, ‘Imam Asy-syafi’i biasa mengkhatam al-Qur’an di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali khataman”. (Manaqib Asy-Syafi’i; Jilid 2, Halaman 159). (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved