Berita Banda Aceh

Kepala BKKBN Aceh dan PP Serambi Sematkan Jaket ke Kakak Asuh Program Semesta Mencegah Stunting

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh Drs Sahidal Kastri MPd dan Pemimpin Perusahaan (PP) Serambi Indonesia Mohd Din sematkan jaket kakak asuh.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/SYAMSUL AZMAN
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh Drs Sahidal Kastri MPd dan Pemimpin Perusahaan (PP) Serambi Indonesia Mohd Din sematkan jaket kakak asuh. 

SERAMBINEWS.COM - Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh Drs Sahidal Kastri MPd dan Pemimpin Perusahaan (PP) Serambi Indonesia Mohd Din sematkan jaket kakak asuh.

Penyematan jaket kakak asuh diberikan kepada Lazuardi dan Nahrawi Noerdin saat Kick Off Semesta Mencegah Stunting di Aceh bersamaan dengan talkshow di Studio Serambinews, Selasa (21/3/2023).

Kemudian dilanjutkan dengan penandatangan MoU antara BKKBN Provinsi Aceh dan Serambi Indonesia.

 

 

Hal yang sama dilakukan penandatangan MoU antara Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG (K) dan CEO Tribun Network Dahlan di Studio Kompas TV pada Selasa (21/3/2023).

Baca juga: BKKBN Aceh Kick Off Semesta Mencegah Stunting bersama 33 Provinsi Lainnya se-Indonesia 

Penyematan jaket untuk kakak asuh anak stunting ini serentak di Jakarta dan di 33 provinsi di Indonesia.

Para kakak asuh ini di berbagai daerah di Indonesia bisa menyumbangkan sebagian dananya untuk pembelian telur sebagai pemenuhan kebutuhan nutrisi anak-anak selama enam bulan.

Kakak asuh nantinya bisa menyumbangkan dana senilai Rp 120 ribu tiap bulan atau kurang lebih Rp 1 juta untuk enam bulan yang akan dikonversi menjadi telur.

Baca juga: Semesta Mencegah Stunting, BKKBN-Tribun Network Gaungkan Kampanye Cukup Dua Telur

Upaya Turunkan Angka Stunting di Aceh 

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh, Drs Sahidal Kastri MPd mengatakan stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai sejak masih janin.

Stunting juga bisa terjadi karena penyakit infeksi yang berulang-ulang ketika janin masih dalam rahim.

Hal ini mengakibatkan gangguan kecerdasan hingga terganggunya metabolisme dalam tubuh yang membuat anak mudah sakit.

Baca juga: BKKBN Aceh Sebut Pernikahan Dini Jadi Penyumbang Stunting

Selanjutnya, anak yang mengalami stunting secara ukuran tidak sesuai dengan ukuran anak yang sebayanya.

"Stunting ini mengakibatkan, sudah pendek, pintar juga tidak dan mudah terserang penyakit," kata Sahidal Kastri dalam program Kick Off Semesta Mencegah Stunting dipandu Host Suhiya Zahrati di Studio Serambinews, Selasa.

"Tiga hal ini yang mengakibatkan terganggunya sumber daya manusia kita," tambahnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Aceh itu juga menyampaikan, angka stunting di Aceh masih tinggi berdasarkan data dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI).

Baca juga: BKKBN Perkuat Penanganan Stunting

Data SSGBI tahun 2021 menyebutkan, Aceh menduduki rangking tiga nasional sebesar 33,2 persen.

Kemudian hasil SSGBI tahun 2022, Aceh berhasil menurunkan 2 persen yakni 31,2 persen angka stunting di provinsi paling barat Indonesia ini.

"Kita sudah rangking lima, namun itu pun kita masih tinggi ya. Makanya BKKBN dalam hal ini sesuai dengan Perpres Nomor 72 tahun 2021," kata Sahidal.

"Kita berupaya karena stunting ini adalah memang harus gerakan bersama," tambahnya.

Presiden Jokowi menargetkan tahun 2024 nanti angka stunting di Indonesia bisa turun sebesar 14 persen.

"Tetapi khusus untuk Aceh sudah ditargetkan hanya 19 persen," kata Sahidal.

"Mudah-mudahan beberapa kabupaten/kota yang memang turun angka stuntingnya, salah satunya Aceh Jaya terjadi penurunan sebesar 13,8 persen," tambahnya.

Namun ada juga yang masih tinggi, hasil SSGBI tahun 2022 menyebutkan 10 kabupaten/kota naik angka stuntingnya.

"Tertinggi di Simeulue malah, kemudian kota Subulussalam dan juga termasuk Banda Aceh naik," ungkap Sahidal.

"Kalau dulu Banda Aceh yang terendah, sekarang Aceh Jaya yang terendah," tambahnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Aceh itu berharap, tahun 2023 semua pihak berupaya keras menurunkan angka stunting di Aceh.

Sementara Kakak Asuh, Lazuardi mengharapkan, program ini bisa sukses untuk mempersiapkan generasi-generasi Aceh ke depan agar bisa bersaing dengan daerah lainnya di Indonesia.

“Kita tahu Aceh salah satu daerah termiskin, jadi harus punya naluri untuk bersama-sama membantu pemerintah mengatasi hal ini,” kata Lazuardi.

“Ditunjuk sebagai kakak asuh, insya Allah akan saya lakukan sesuai arahan selama enam bulan, kalau bisa pun seterusnya tapi khusus untuk anak-anak kurang mampu,” tambahnya.

Selanjutnya Kakak Asuh, Nahrawi Noerdin mengatakan program mulia ini memang perlu dan dibutuhkan di masyarakat.

“Kita harapkan semua orang bisa melakukan hal sepertinya ini juga,” kata Nahrawi.

Para kakak asuh ini di berbagai daerah di Indonesia bisa menyumbangkan sebagian dananya untuk pembelian telur sebagai pemenuhan kebutuhan nutrisi anak-anak selama enam bulan.

Kakak asuh nantinya bisa menyumbangkan dana senilai Rp 120 ribu tiap bulan atau kurang lebih Rp 1 juta untuk enam bulan yang akan dikonversi menjadi telur.

Sementara Pemimpin Perusahaan Serambi Indonesia, Mohd Din mengatakan, angka stunting dan angka kemiskinan, khususnya di Aceh hingga kini masih sangat tinggi.

“Sebagai pegiat di media, tentu peran yang sangat mungkin kita lakukan adalah membantu gerakan ini dengan mempublikasikannya,” kata Mohd Din didampingi Pemimpin Redaksi Serambi Indonesia Zainal Arifin M Nur.

“Sehingga masyarakat tahu duduk persoalan yang sebenarnya,” tambahnya.

Pemimpin Perusahaan Serambi Indonesia itu bercerita, negara-negara maju sekarang bisa mencapai kemakmurannya karena masyarakat setempat mampu mengubah perilaku hidup.

Misalnya terkait pengendalian sampah, serta mengedukasi dan menyiapkan calon-calon pengantin sebelum menikah agar siap secara mental dan mampu secara finansial.

“Kemudian kalau kita menemukan anak-anak, apa yang harus dilakukan supaya gizinya tidak buruk, supaya lingkungannya baik,” kata Mohd Din.

“Nah inilah yang kita ambil peran di media untuk membangun kesadaran masyarakat itu,” tambahnya.

Kegiatan #cukupduatelur semesta mencegah stunting ini, berlangsung sejak kick off, dan dilanjutkan dengan social movement berupa sosialisasi di lapangan di daerah yang angka stuntingnya tinggi di 34 provinsi.

Social movement ini berlangsung selama 6 bulan dari 1 Mei 2023 hingga 31 Oktober 2023. Mengingat penetrasi makan telur untuk anak stunting itu selama 6 bulan.

Setelah enam bulan makan telur diharapkan sudah tidak stunting lagi.

Akhir dari kegiatan ini berupa pemberian penghargaan (awarding) yang diselenggarakan di 34 provinsi.

Penghargaan diberikan pada kota dan kabupaten yang berprestasi melakukan percepatan penurunan angka stunting.

Kegiatan tersebut bakal diselenggarakan pada November dan Desember 2023 mendatang.

(Serambinews.com/Sara Masroni) 

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved