Pilpres 2024

PKS Sebut NasDem Ajukan Khofifah, Andika Perkasa dan Yenny Wahid Jadi Cawapres Anies Baswedan

Menurutnya, masing-masing parpol yang tergabung dalam koalisi perubahan sejatinya telah mengajukan nama-nama yang layak menjadi cawapres dari Anies Ba

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.com/ANDIKA BAYU SETYAJI
lustrasi kandidat cawapres untuk berpasangan dengan Anies Baswedan yang dideklarasikan Partai Nasdem sebagai capres pada Pemilu 2024. 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Partai NasDem ternyata mengajukan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Eks Panglima TNI Andika Perkasa dan aktivis Nahdlatul Ulama Yenny Wahid menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan.

Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman. Hal itu diungkap Sohibul saat ditanya nama-nama cawapres yang bakal menjadi pendamping Anies Baswedan.

Menurutnya, masing-masing parpol yang tergabung dalam koalisi perubahan sejatinya telah mengajukan nama-nama yang layak menjadi cawapres dari Anies Baswedan.


"Ya kan sebetulnya nama-namanya udah beredar. Ya jelas dari PKS ada Kang Aher. Dari Demokrat ada AHY. Dari NasDem ada Bu Khofifah, bahkan juga sebelumnya ada Pak Andika. Kemudian ada juga Mbak Yenny, itu juga ada muncul," ujar Sohibul di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2023).

Ia menjelaskan bahwa ada pula pimpinan partai politik yang disebut akan merapat jika nantinya ditunjuk menjadi cawapres dari Anies Baswedan.

"Ya tentu sekarang ada beberapa pimpinan partai yang ingin merapat. Yang mereka kemudian mensyaratkan ketua umumnya ingin menjadi cawapres. Ya itu nama-namanya," jelasnya.

Namun begitu, dia masih enggan merinci terkait identitas ketua umum partai politik (parpol) yang mengajukan diri menjadi cawapres dari Anies Baswedan.

"Ketum parpol di luar kita. Jadi di luar tiga ini kan ada partai yang juga berkomunikasi. Mereka mengatakan siap bergabung tapi ingin jadi cawapres kan ada juga," pungkasnya.

Baca juga: AHY: Demokrat Serahkan ke Anies Baswedan soal Sosok Cawapres yang Dipilih di Pilpres 2024

Demokrat Kini Lebih Dukung Figur yang Bisa Menangkan Anies

Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya menyatakan pihaknya masih mengharapkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ditunjuk menjadi cawapres dari Anies Baswedan

Namun begitu, Teuku menyatakan pihaknya tidak akan memaksakan jika nantinya Anies Baswedan tidak memilih AHY. Yang terpenting, sosok cawapres itu bisa turut memenangkan Anies di Pilpres 2024.

"Kalau harapan tentu dari awal kan, Demokrat berharap. Tapi kembali karena ada semangat yang lebih besar yaitu tidak hanya mengantarkan mas Anies tetapi juga harus memenangkan Pilpres," ujar Teuku di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2023).


Namun begitu, kata Teuku, pihaknya akan menyerahkan penentuan cawapres kepada Anies Baswedan selaku capres dari koalisi perubahan untuk persatuan.

"Tentu kita menyerahkan kepada capres, capres akan minta bantu tim kecil masukan terhadap figur cawapres," jelasnya.

Lebih lanjut, Teuku mengharapkan nantinya sosok cawapres yang menjadi pendamping Anies dapat memenuhi harapan publik.

"Tentu berkumpulnya itu karena harapan gelombang publik yang besar untuk Pak Anies, tentu kita berharap nanti kita bersama-sama melihat siapa harapan publik siapa yang terbaik tidak hanya mengantarkan tetapi memenangkan Pilpres ini untuk mas Anies," pungkasnya.

Baca juga: Bocor 3 Nama Cawapres Dampingi Anies Baswedan, Pengamat Ungkap Kenapa Harus Khofifah

 

Koalisi Perubahan Lirik Figur dari NU Jadi Cawapres Anies 

Koalisi perubahan untuk Persatuan melirik figur dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan.

Namun, mereka memiliki catatan khusus.

Demikian disampaikan oleh Sudirman Said selaku perwakilan Anies Baswedan dalam tim kecil koalisi perubahan.

Menurutnya, NU merupakan organisasi terbesar yang dinilai layak menjadi opsi cawapres Anies Baswedan.


"NU organisasi yang terbesar sangat layak apabila masyarakat mempertimbangkan itu sebagai suatu opsi. Tapi nanti akhirnya mengerucut pada 5 kriteria itu. Mana yang paling pas," ujar Sudirman di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2023).

Sudirman melanjutkan figur tersebut tentunya harus memperhatikan catatan lain. Di antaranya, figur NU tersebut tidak boleh memiliki beban hukum.

"Kita juga memperhatikan kerentanan politik dari masing-masing orang. Walaupun basis masanya besar tapi kalau punya backage atau beban urusan hukum itu ya pasti repot. Itu kita timbang semuanya, dan mencari yang terbaik, mendengar masyarakat," jelasnya.

Lebih lanjut, Sudirman menuturkan bahwa pihaknya masih memiliki cukup waktu untuk membicarakan sosok cawapres tersebut.

Sebaliknya, koalisi perubahan tidak memiliki hambatan dalam penentuan cawapres tersebut.

"Insya Allah waktunya masih cukup. Seluruh tahapan yang digambar kan dalam timeline dibicarakan dengan sangat terbuka. Dan kita tidak punya kekhawatiran bahwa proses pencarian cawapres akan menemukan hambatan," jelasnya.

Dalam hal ini, koalisi perubahan untuk persatuan telah menetapkan lima kriteria cawapres Anies Baswedan.

Kriteria itu adalah pihak yang secara elektabilitas cukup tinggi dan memiliki kerentanan politik rendah.

Lalu, figur itu diharapkan bisa membantu dalam menjalankan pemerintahan yang efektif, figur itu bisa menjaga keseimbangan koalisi dan tokoh itu bisa memiliki visi yang sama dengan capres.

Terakhir, mampu bekerja sebagai tim dwi tunggal.

Baca juga: Rumah 2 Lantai di Ulee Lheue Banda Aceh Terbakar, Warga Panik, Di Sebelahnya Ada Tumpukan Tabung Gas

Baca juga: Mama Muda di Maluku Tengah Dirudapaksa hingga Meninggal Dunia, Pelaku Ditangkap

Baca juga: VIDEO - Suasana Kota Bireuen Menjelang Berbuka Puasa

 

Tribunnews.com: PKS Sebut NasDem Ajukan Khofifah, Andika Perkasa dan Yenny Wahid Jadi Cawapres Anies

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved