Citizen Reporter

Atmosfer Ramadhan di Hongaria

Sungguh, cuaca yang sangat dingin bagi saya, mahasiswa dari negara beriklim tropis yang setiap harinya terbiasa dengan suhu di atas 30 derajat Celsius

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Hijjatul Qamariah, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris UBBG Banda Aceh, sedang menempuh pendidikan dotoral di University of Szeged 

Sungguh hal ini membuat saya rindu suasana Ramadhan di kampung halaman.

Ini merupakan Ramadhan ketiga saya di luar negeri setelah sebelumnya merasakan puasa di Amerika dan Australia.

Semuanya memiliki suasana tersendiri, baik lamanya waktu berpuasa, berbuka di islamic centre atau masjid kampus, ataupun kumpul-kumpul dengan mahasiswa Indonesia lainnya.

Tips Pilih Pembalut yang Aman untuk Wanita, Seksolog dr Boyke Anjurkan Tidak Mengandung Bahan Ini

Alasan pertama memilih University of Szeged sebagai kampus tujuan adalah karena saya melihat ada masjid di tengah kota yang, menurut saya, merupakan tempat paling penting untuk perjalanan studi saya di sini.

Masjid ini pun berjarak hanya tiga menit saja jalan kaki dari perpustakaan kampus. Dalam pikiran saya masjid ini akan menjadi tempat berkumpulnya orang Islam yang ada di Szeged.

Alhamdulillah, pada saat bulan puasa seperti saat ini, masjid dipenuhi oleh para muslimin dari berbagai negara di benua Asia dan Afrika.

Alhamdulillah, Ramadhan benar-benar mempererat silaturahmi sesama muslim.

Pada saat iftar, masjid menyediakan makanan berbuka secara gratis.

Biasanya makanan khas timur tengah atau Afrika utara.

Lengkap, mulai dari appetizer hingga dessert.

Alhamdulillah, cukup membahagiakan sekali bagi kami, khususnya para mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di negeri ini. Keberadaan masjid seperti oase di tengah gurun bagi kami.

Setelah berbuka, dilanjutkan dengan shalat Magrib berjemaah. Pada hari biasa selain di bulan Ramadhan, masjid hanya dibuka pada saat waktu shalat saja, sekitar 15-20 menit, kemudian akan dikunci dan akan dibuka kembali pada waktu shalat berikutnya.

Namun, pada bulan Ramadan antara shalat Magrib dan Isya masjid tetap dibuka hingga selesai Tarawih.

Namun, berbuka puasa di masjid tidak bisa sering saya lakukan karena jarak antara asrama dengan pusat kota cukup jauh, yakni sekitar 25 menit naik bus.

Kebetulan saya tinggal di asrama kampus. Ada batasan jadwal bus pada malam hari. Bus terakhir hanya sampai pukul 21.55 pada hari kerja dan hanya sampai pada pukul 21.15 malam pada akhir pekan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved