Berita Banda Aceh

Kisah Pilu Mahasiswi Aceh Meninggal di Mesir

Kabar duka tersebut awalnya diumumkan oleh organisasi paguyuban Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir di akun Instagramnya, Rabu (12/4/2023).

|
Editor: mufti
Youtube Serambinews
Yusniati Mahasiswa Asal Subulussalam Meninggal Dunia di Mesir, Butuh 75 Juta untuk Pulangkan Jenazah 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Mahasiswi Aceh asal Kota Subulussalam, Yusniati Binti Malim Sabar, meninggal dunia di Kairo, Mesir, pada Selasa (11/4/2023) pukul 14.02 waktu setempat. Ia menghembuskan nafas terakhir dalam perawatan di rumah sakit atas penyakit yang dideritanya.

Kabar duka tersebut awalnya diumumkan oleh organisasi paguyuban Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir di akun Instagramnya, Rabu (12/4/2023).

"Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir turut berdukacita sedalam-dalamnya atas berpulangnya ke Rahmatullah, saudari kita: Tgk. Yusniati binti Malim Sabar (Mahasiswi Al-Azhar asal Subulussalam, kedatangan 2018). Semoga Allah SWT menerima amal ibadahnya, mengampuni segala kesalahannya dan memberikan beliau tempat mulia di sisi-Nya," tulis keterangan dalam unggahan di Instagram @kmamesir.

Dalam unggahan berbeda, disebutkan, Yusniati telah berjuang dengan penyakitnya selama lebih dari dua bulan berturut-turut di ICCU beberapa rumah sakit berbeda. Qadarullah, Yusniati akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Nasaeem pada Selasa, 11 April 2023, pukul 14.20 waktu Kairo.

Meninggalnya Yusniati ini tidak hanya menjadi kabar duka, tetapi juga menyisakan sebuah cerita pilu. Dua minggu sebelum meninggal dunia, Yusniati sempat berkomunikasi dengan ayahandanya Malim Sabar Pardosi, di Desa Dah, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam.

Yusniati mengabarkan kondisinya sudah mulai membaik setelah sempat kritis selama sebulan di rumah sakit. Ia juga menyampaikan keinginannya untuk segera pulang ke Subulussalam, serta meminta sang ayah agar membuatkan kamar khusus untuk dirinya.

"Beberapa waktu lalu dia menelpon saya, katanya akan segera pulang karena sudah mulai sembuh. Dia minta dibuatkan kamar khusus di rumah," kata Malim Sabar di Subulussalam, Rabu (12/4/2023).

Kepada ayahnya, Yusniati meminta agar dibuatkan kamar khusus dan berplafon. Kini, kamar pesanan itu sudah selesai dibuat oleh Malim Sabar yang sudah tak sabar menunggu kedatangan buah hatinya. Tapi takdir berkata lain, kepulangan Yusniati justru berujung duka karena dia dinyatakan telah meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya.

Alami komplikasi

Yusniati merupakan mahasiswi asal Subulussalam yang sedang menempuh pendidikan Strata 1, semester 8, di Fakultas Syari'ah Islamiyah Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Pada Februari 2023 lalu, alumni Pondok Pesantren Daarurrahmah Sepadan ini mengalami sakit serius dan didiagnosa mengalami komplikasi. Kondisinya pun sempat kritis.

Dalam video yang diunggah kanal YouTube KMA, Yusniati tampak terbaring dengan dibantu alat pernafasan. Dikarenakan kondisi tersebut, Yusniati terpaksa dirujuk dari rumah sakit sebelumnya, Nasr City Specialized Hospital, ke rumah sakit yang lebih besar, Nasaem, New Cairo 1.

Tampak tim medis memindahakan Yusniati dengan menggunakan ambulans. Yusniati didiagnosa mengalami komplikasi penyakit, yaitu sumbatan dalam paru-paru, gangguan ginjal stadium 2, dan gangguan saraf di kepala. Dalam keterangan selanjutnya, disebutkan Yusniati harus menjalani perawatan yang sangat intensif di ruang ICCU. Menurut keterangan dokter, stabilitas tubuhnya sedang tidak dapat berfungsi secara normal dan harus ditopang oleh alat bantu.

Saat itu, Malim Sabar dan istrinya Tawarati Kombih, melalui video call, tak kuasa menahan tangis melihat kondisi putrinya yang berbaring lemah di ruang ICU Rumah Sakit Madinat Nasr City Rabiatul Adawiyah, Cairo, Mesir.  Tak pernah terbayangkan oleh Malim Sabar, anaknya kini terkulai lemah tak sadarkan diri.

Perih batin

Malim Sabar bersama isterinya tak dapat berbuat banyak untuk sang anak dan hanya dapat menyaksikan melalui layar telepon genggam. Malim Sabar meminta hanya berharap mahasiswa teman-teman Yusniati dalam membantu putrinya selama di rumah sakit.

“Tolong bantu anak saya, jagakan anak saya, kalianlah orang tuanya. Kami belum bisa ke Mesir untuk menjaga Yusniati,” ujar Malim dengan suara bergetar menahan tangis sebagaimana terekam dalam video call.

Malim tampak tak kuasa menahan tangis. Berulang kali ia memanggil-manggil nama putrinya. “Bangun nak, sehat ya nak. Ya Allah angkatlah penyakit anakku ini. Lekas sembuh anakku, kami orang tua mu di sini nak. Tolong dengar kami nak,” begitu antara lain kata yang terucap dari bibir Malim Sabar.

Yusniati tampak tak dapat menjawab. Dia hanya berbaring tanpa bergerak. Hampir setiap saat terdengar tangisan pilu disertai napas yang tersesak dari mulut kedua orang tuanya yang menahan perih batin menyaksikan anaknya menahan sakit di negeri jauh. Selang oksigen dan infus dan alat medis lainnya seakan tumbuh menjalar di tubuh mungil putri mereka.

Di sisi lain, Malim Sabar juga menghadapi persoalan biaya pengobatan di rumah sakit. Betapa tidak, diperkirakan biaya pengobatan Yusniati saat itu mencapai Rp 75.000.000. Dana sebesar itu tentu sangat besar bagi Malim Sabar yang hanya seorang mantan keuchik.

Malim Sabar pun berharap uluran tangan para dermawan guna membantu biaya pengobatan sang anak. “Saya tak tau harus kemana lagi untuk mengupayakan biaya pengobatan anak saya, karena kondisi ekonomi kami juga sangat terbatas,” ujar Malim Sabar.(fu/lid)

Galang Dana untuk Lunasi Biaya Pengobatan

PAGUYUBAN Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir dalam unggahan di akun Instagramnya, Rabu (12/4/2023), juga membuka donasi untuk melunasi utang biaya perawatan dan proses pemulangan jenazah Yusniati ke Kota Subulussalam.

"Hai orang baik!!! Mari bantu Pemulangan Jenazah teman kita, Almh. Yusniati binti Malim Sabar," tulis caption dalam unggahan KMA.

Disebutkan pula, jenazah Yusniati akan dishalatkan di Masjid Assalam, Nasr City, Cairo, Mesir, pada Rabu kemarin bakda Ashar, dan pada malamnya akan diberangkan ke Indonesia. Jenazah diperkirakan tiba di Tanah Air pada Kamis (13/4/2023) hari ini, dan selanjutnya akan diterbangkan ke Medan, lalu Subulussalam.

Terkait pembukaan donasi, KMA menjelaskan bahwa uang yang terkumpul itu nantinya akan digunakan untuk melunasi utang biaya perawatan dan pengobatan Yusniati, ditambah dengan membantu biaya pemulangan yang ditanggung penuh oleh Baitul Mal Aceh.

Total biaya yang dihabiskan adalah 1.547.623 Le (Pound Mesir) yang jika dikonversi ke rupiah besarnya mencapai Rp 743.341.397. Sedangkan tanggungan utang selama pengobatan adalah 328.670 Le (Rp 157.830.325) dan biaya pemulangan dan pengurusan Kairo-Jakarta dan Jakarta-Medan sekitar Rp 75.000.000.

Dalam postingannya, pihak KMA Mesir juga turut menyertakan nomor rekening donasi di Bank Syariah Indonesia (BSI): 7773335529, atas nama Keluarga Mahasiswa Aceh Mesir, dan nomor rekening BSI: 7168096059, atas nama Muhammad Zulfan Adrian.

Perwakilan Masyarakat Kota  Subulussalam di Kairo, Malim Sempurna, yang dihubungi Serambi kemarin mengatakan bahwa jenazah Yusniati telah diserahkan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). “Saat ini proses pemulangan jenazah sedang diurus untuk dibawa ke Indonesia,” katanya.

"Sebelum diterbangkan ke Indonesia, jenazahnya akan kami shalatkan terlebih dahulu di Masjid Assalam, Nasr City Cairo, Mesir," ujar warga Desa Lae Mate, Kota Subulussalam, yang telah lama bermukim di Mesir ini.

Malim Sempurna juga menceritakan jika dua minggu lalu almarhumah Yusniati sudah membaik dan telah dapat makan melalui mulut. Berhubung merasa sudah pulih, Yusniati pun berencana pulang ke Tanah Air agar dapat dirawat di kampung halaman oleh orang tuanya. "Sebab kondisinya sudah membaik dan sudah bisa makan melalui mulut, jadi kami berencana membawa almarhum pulang," kata Malim.

Akan tetapi, kondisi Yusniati tiba-tiba drop dan akhirnya dia menghadap sang Khaliq pada Selasa (12/4/2023) pukul 16.20 waktu Kairo.(fu/lid)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved