Luar Negeri
Korban Tewas Serangan Udara Junta Militer Myanmar Jadi 171 Warga Sipil, Termasuk 38 Anak-Anak
Jumlah korban tewas akibat serangan udara junta militer terhadap warga sipil di sebuah desa di Myanmar bagian tengah, meningkat menjadi sekitar 171 o
SERAMBINEWS.COM, BANGKOK - Jumlah korban tewas akibat serangan udara junta militer terhadap warga sipil di sebuah desa di Myanmar bagian tengah, meningkat menjadi sekitar 171 orang.
Dilaporkan Straits Times, Jumat (14/4/2023), 171 orang itu terdiri dari 109 laki-laki, 24 perempuan, dan 38 anak-anak menurut anggota tim yang terlibat dalam kremasi jenazah dan laporan media.
Seorang warga yang terlibat dalam kremasi jenazah, yang meminta namanya tidak disebutkan untuk melindungi keselamatannya, mengatakan timnya telah merevisi jumlah korban tewas menjadi 171 orang dari 130 orang pada hari sebelumnya.
Dia juga mengatakan 53 orang lainnya terluka dan dirawat.
BBC Burmese juga melaporkan jumlah korban tewas sebanyak 171, sementara Mandalay Free Press menempatkan angkanya pada 170 orang.
Myanmar telah mengalami krisis sejak militer menjatuhkan pemerintahan sipil pimpinan Aung San Suu Kyi dalam kudeta pada Februari 2021.
Diperkirakan sebanyak 3.200 warga sipil tewas sebagai bagian dari tindakan keras junta terhadap para pengkritiknya.
Belum ada jumlah resmi korban tewas dalam serangan udara yang terjadi pada Selasa (11/4/2023) pagi di desa Pazi Gyi di wilayah Sagaing tengah, meskipun pihak militer mengonfirmasi telah melakukan operasi di daerah tersebut.
Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar, sebuah badan bayangan yang didominasi oleh mantan anggota parlemen dari partai Suu Kyi, mengirimkan sebuah grafik pada Jumat yang menetapkan jumlah korban tewas sebanyak 168.
Desa Pazi Gyi tampak kosong pada Jumat karena warga terlalu takut untuk kembali.
Baca juga: 100 Orang Tewas dalam Serangan Udara Junta Militer Myanmar di Kota Sagaing, PBB Mengutuk Keras
Serangan pada Selasa yang terjadi di malam perayaan Thingyan, festival air Tahun Baru Buddha Myanmar, menimbulkan kemarahan internasional.
Britania Raya, mantan penguasa kolonial Myanmar, telah meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengadakan pertemuan untuk membahas insiden tersebut.
ASEAN, yang telah memimpin upaya diplomasi yang belum membuahkan hasil untuk menyelesaikan krisis Myanmar, mengutuk keras serangan udara itu pada Kamis (13/4/2023).
Wilayah Sagaing adalah benteng pemberontak di dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.
Wilayah tersebut telah menunjukkan perlawanan paling sengit terhadap pemerintahan militer, dengan pertempuran yang sengit terjadi selama berbulan-bulan.
Junta mengonfirmasi pada Rabu bahwa mereka telah meluncurkan serangan udara "terbatas" di wilayah tersebut dan menyalahkan beberapa kematian pada ranjau darat yang ditanam oleh para pejuang anti-junta.
Baca juga: 22 Orang Tewas dalam Pembantaian di Biara Myanmar, Junta Militer dan Kubu Pemberontak Saling Tuding
Cara Junta Militer Myanmar Bantai Warga di Sagaing: Jatuhkan Bom di Kerumunan, Anak-Anak Tewas
Junta militer myanmar dilaporkan mengirim serangan udara ke kerumunan orang yang tengah menghadiri acara kelompok penentang junta di luar Desa Pazigyi, daerah Kanbalu, Region Sagaing, Selasa (11/4/2023).
Bombardir junta militer ini diperkirakan menewaskan 172 orang, banyak di antaranya anak-anak.
Laporan-laporan awal dari kelompok pro-demokrasi setempat dan media independen Myanmar menyebutkan korban jiwa awalnya sekitar 50 orang.
Namun, jumlah ini kemudian berkembang menjadi 172 nyawa.
Jumlah korban dan detail serangan ini tidak bisa diverifikasi secara independen karena liputan ke daerah kelompok pro-demokrasi dilarang oleh junta militer Myanmar.
Seorang saksi mata menyebut sekitar 150 orang berkumpul di acara tersebut.
Jet tempur Myanmar kemudian datang membombardir dan turut menewaskan pemimpin kelompok anti-pemerintah setempat dan 20-30 anak-anak.
"Saya berdiri dekat kerumunan ketika seorang kawan menghubungi saya melalui telepon tentang mendekatnya sebuah jet tempur," kata seorang saksi mata yang minta namanya dirahasiakan kepada Associated Press.
"Jet itu menjatuhkan bom langsung ke kerumunan dan saya melompat ke parit terdekat dan sembunyi. Beberapa saat kemudian, ketika saya berdiri dan melihat sekeliling, saya melihat orang-orang terpotong dan mati di balik kepulan asap. Gedung kantor di situ hancur terbakar".
"Sekitar 30 orang terluka. Ketika para korban luka sedang diangkut, sebuah helikopter datang dan menembaki orang-orang. Kami sekarang mengkremasi mayat-mayat dengan cepat."
Myanmar dilanda konflik meluas sejak militer pimpinan Min Aung Hlaing mengudeta pemerintah pada 2021 lalu.
Setelah demonstrasi damai dihadapi secara keras oleh militer, banyak kelompok-kelompok pro-demokrasi mengangkat senjata di daerah-daerah.
Junta militer Myanmar pun disebut semakin mengandalkan serangan udara untuk meredam pemberontakan bersenjata yang meluas.
Sejak kudeta, diperkirakan ada lebih dari 3.000 warga sipil tewas oleh pasukan keamanan junta militer.
Baca juga: Jadwal Kapal Cepat Rute Banda Aceh-Sabang dan Sebaliknya, Sabtu 15 April 2023
Baca juga: Diburu Warga Lhokseumawe karena Rasanya Manis, Omzet Penjual Semangka Asal Sumut Capai Rp 2 Lebih
Baca juga: Demokrat Aceh Bukber NasDem dan PKS, Muslim Harap Semoga Koalisi Ini Jadi Modal Pemenangan Anies
Kompastv: Korban Tewas akibat Serangan Udara Junta Militer Myanmar Jadi 171 Warga Sipil, Termasuk 38 Anak-Anak
Banjir Bandang Terjang Uttarakhand India, 4 Orang Tewas, 100 Orang hilang Termasuk 11 Tentara |
![]() |
---|
Pesawat Medis Jatuh di Arizona AS, 4 Orang Tewas di Tempat |
![]() |
---|
Kepala Ular Kobra Putus Digigit Bocah Berusia 2 Tahun |
![]() |
---|
Kisah Aimi Nasruddin Alami Koma, Baru Sadar Usai Dengar Suara Penyanyi Siti Nurhaliza |
![]() |
---|
Trump Pecat Pejabat Biro Statistik, Ngamuk Tak Terima Lapangan Kerja AS Disebut Turun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.