Kupi Beungoh
ChatGPT dan Tantangan Dunia Pendidikan
ChatGPT memiliki keunggulan pada kemampuannya memberikan jawaban konkret ketika pengguna mengirimkan perintah membuat sesuatu dalam bentuk teks.
Meski hampir semua jawaban yang terlihat meyakinkan, namun ternyata kurang tepat.
Pertanyaanya, apakah kekurangan seperti itu akan disadari oleh para pengguna yang tidak kritis?
OpenAI juga pernah mengatakan, pihaknya tidak ingin ChatGPT digunakan untuk tujuan yang menyesatkan di sekolah atau di mana pun.
Perusahaan telah mengembangkan mitigasi untuk membantu siapapun mengidentifikasi teks yang dihasilkan. Namun apakah semua orang punya kemauan untuk melakukan identifikasi ulang dari “jawaban meyakinkan” yang telah mereka terima?
Kubu Penentang dan Penganjur
Pada saat mengajar di salah satu kelas, saya bertanya pada mahasiswa “apa di sini ada yang menggunakan ChatGPT?”
Sejumlah mahasiswa menjawab “ada bu, kami pakai”, kata mereka.
Beberapa lainnya mengerutkan kening, masih berpikir apa itu ChatGPT.
Lalu saya bertanya bagaimana pengalaman mereka menggunakan ChatGPT.
Sejumlah mahasiswa mengaku sangat terbantu dengan keberadaan aplikasi ini, terutama saat mengerjakan tugas dan laporan.
Menurut mereka hasil penulisan ChatGPT sudah sangat terstruktur tanpa perlu diolah kembali.
Di satu sisi, penggunaan chatbot ini memunculkan kekhawatiran bahwa dalam karya yang dihasilkan oleh mahasiswa nantinya tidak akan ada lagi pemikiran dari mereka sendiri.
Hal ini tentu saja akan menghilangkan kemampuan berpikir dan kemampuan menulis yang sangat penting bagi mereka.
Kenyataannya, saat chatbot seperti ini belum hadir saja kemampuan bernalar kritis mahasiswa sudah dikikis dengan kemudahan pencarian informasi di internet.
Sebagian besar mereka tidak bisa lepas dari smartphone-nya, bahkan ketika melakukan presentasi atau diskusi di kelas.
Untuk Tiga Perempuan Seniman Aceh: Benarkah Aturan Jilbab Syariat Islam Merendahkan Perempuan? |
![]() |
---|
Mengapa Mendirikan Fakultas Kedokteran di UTU? |
![]() |
---|
Prof Jarjani Usman: Representasi Gen X yang Optimistis dan Anti FOMO |
![]() |
---|
MIGAS Mengalir ke Medan, Kemiskinan Mengendap di Aceh |
![]() |
---|
CSR: Tanggung Jawab Korporasi Bukan Sekedar Derma |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.