Berita Subulussalam

Hujan Petir Masih Landa Kota Subulussalam, Terjadi Sejak Sore Hingga Malam, Warga Was-was Kesambar

Ancaman petir kerap menghantui masyarakat Subulussalam karena selama ini sudah banyak korban berjatuhan akibat disambar petir.

Penulis: Khalidin | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
Kondisi hujan deras dan angin kencang yang terjadi di Kota Subulussalam, Rabu (3/5/2023). 

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Hujan deras disertai petir menyambar dan terkadang ada angin kencang, kini kembali melanda Kota Subulussalam dan sekitarnya.

Seperti yang terjadi Rabu (3/5/2023) sore, hujan deras disertai dentuman petir ini mulai terdengar di langit Kota Subulussalam.

Pantauan Serambinews.com, langit tampak kelam dengan jarak pandang terbatas.

Di Penanggalan, mulai kawasan Jontor hingga Kecamatan Simpang Kiri dan wilayah Namo Buaya, Sultan Daulat nyaris saban sore dilanda hujan deras.

Hujan disertai kilat plus gemuruh petir membuat masyarakat setempat was-was. “Tiap sore selalu hujan plus petir. Takut juga karena petirnya rawan,” kata Herman, salah warga Subulussalam.

Selain bencana banjir, longsor dan pohon tumbang, petir menjadi salah satu bencana paling menyeramkan bagi masyarakat Kota Subulussalam.

Pasalnya, setrum alam ini bukan hanya merusak rumah atau benda lainnya, tapi acapkali menelan korban jiwa. 

Apalagi, ancaman petir kerap menghantui masyarakat Subulussalam karena selama ini sudah banyak korban berjatuhan akibat disambar petir.

Kasus korban sambaran petir terakhir terjadi Sabtu (22/4/2023) lalu, persis di hari lebaran.

Seorang warga bernama Manjang di Desa Batu Napal, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Sabtu (22/4/2023) itu, dilaporkan meninggal dunia akibat disambar petir.

Informasi yang dihimpun Serambinews.com menyebutkan, korban bernama Manjang, warga asal Desa Gunung Bakti, Kecamatan Sultan Daulat dan menikah dengan warga Batu Napal bernama Riska.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, saat hujan deras disertai petir melanda Kota Subulussalam, termasuk di Desa Batu Napal yang menjadi lokasi kejadian.

Saat kejadian, korban tengah berada di kamar bersama sang isteri bernama Riska. Tiba-tiba petir menyambar sehingga mengenai pasangan itu.

Sang isteri yang turut terkena sambaran petir selamat, namun suaminya kritis hingga dilakukan upaya penyelamatan oleh warga.

Penyelamatan dilakukan dengan cara menanam tubuh korban dalam lumpur dengan tujuan agar segera pulih.

Upaya menanam tubuh korban sambaran petir merupakan cara warga yang dilakukan secara turun temurun.

Namun dalam upaya penanaman korban di Batu Napal ini tidak berhasil.

Korban akhirnya menghembuskan napas terakhir akibat sambaran petir tersebut.

"Sempat ditanam dalam lumpur tapi tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia," ungkap kerabat korban bernama Rasmi kepada Serambinews.com.(*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved