Pelaku Penembakan Kantor MUI Pusat Ancam Semua Pejabat Negara, Keluarga Kaget Didatangi Polisi
Selain itu, Ikhsan mengatakan bahwa pelaku sering berkirim surat ke MUI, bahkan sering pulang-pergi Lampung-Jakarta hanya untuk antar surat.
SERAMBINEWS.COM - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hukum Ikhsan Abdullah mengungkapkan Mustopa NR, pelaku penembakan kantor mui Pusat ternyata turut mengancam semua pejabat negara.
Hal itu disampaikan Ikhsan saat ditemui awak media di kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta, Rabu (3/5/2023).
“(Ancamannya disampaikan secara) verbal, apa itu, tertulis. Adakan suratnya itu bukan hanya MUI yang diancam tetapi semua pejabat negara, khususnya (pejabat) Majelis Ulama Indonesia,” ungkap Ikhsan.
Selain itu, Ikhsan mengatakan bahwa pelaku sering berkirim surat ke MUI, bahkan sering pulang-pergi Lampung-Jakarta hanya untuk antar surat.
“Kalau suratnya sudah banyak sekali, bertaburan dari orang yang sama. Dia antar juga, dia pulang pergi Lampung Pesawaran, Pesawaran Lampung-Jakarta MUI hanya untuk menyampaikan surat,” ujanr Ikhsan.
Ikhsan menyebut tujuan Mustopa NR datang ke MUI hanya ingin bertemu ketua.
“Hanya ingin betemu dengan Ketua MUI,” tandasnya.
Baca juga: Rekam Jejak Mustopa, Penembakan Kantor MUI, Pelaku Pernah Rusak Kantor DPRD Lampung
Pengakuan Keluarga
Pelaku penembakan kantor MUI di Jakarta Pusat, Mustopa NR (60), warga Kecamatan Way Khilau, Kabupaten Pesawaran, Lampung, tidak pamit dengan keluarganya saat pergi ke Jakarta.
Hal ini diungkapkan oleh Nirwan, kakak kandung Mustopa.
Nirwan mengatakan bahwa dirinya tidak dihubungi saat Mustopa pergi ke Jakarta, dan merasa kaget ketika tiba-tiba rumah adiknya didatangi oleh pihak kepolisian.
Nirwan menyatakan belum mendapat informasi terkait kondisi Mustopa, apakah masih hidup atau sudah meninggal.
Ia masih menunggu keterangan langsung dari kepolisian.
"Saya juga kaget karena tiba-tiba sudah melakukan tindakan itu (penembakan)," ungkap Nirwan dikutip dari Tribun Lampung, Selasa (2/5/2023).
"Sebab saat ini kabar masih simpang siur, sudah meninggal atau belumnya belum jelas," tutur Nirwan yang masih menanti kabar langsung dari polisi soal nasib adiknya.
Rumah Mustopa di Desa Sukajaya, Pesawaran, telah dipasangi garis polisi oleh Polres Pesawaran.
Pada Selasa (2/5/2023), rumah tersebut terlihat sepi, dengan hanya beberapa tetangga dan anggota kepolisian yang berada di lokasi.
Kapolres Pesawaran AKBP Pratomo Widodo menyatakan garis polisi dipasang untuk memudahkan penyelidikan yang akan dilakukan oleh Polda Metro Jaya pada Rabu (3/5/2023).
"Dipasang agar tidak ada yang masuk dan merusak apa yang hendak didalami oleh penyidik Polda Metro Jaya besok (Rabu)," ungkap Pratomo dikutip dari Kompas.com, Selasa.
Polres Pesawaran juga melakukan pengamanan di beberapa titik dekat lokasi.
Pratomo mengatakan bahwa istri pelaku telah dibawa ke Mapolres Pesawaran untuk dimintai keterangan awal.
Warga setempat, Zainal, mengungkapkan bahwa Mustopa tinggal hanya berdua dengan sang istri di rumah tersebut, namun sang istri kadang tinggal dengan anaknya di rumah yang tidak jauh dari rumah Mustopa.
Baca juga: Sebelum Lakukan Penembakan Kantor MUI Pusat, Mustopa Gelar Hajatan Pengangkatan dirinya Sebagai Nabi
Warga Akui Pelaku Penembakan Kantor MUI Sering Berhalusinasi sebagai Nabi
Warga mengatakan pelaku penyerangan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Jakarta, Mustopa NR (60) memiliki gangguan kejiwaan.
Demikian dilaporkan jurnalis Kompas TV Roma Afiyida di Lampung.
Menurut laporan Roma para warga di Desa Sukajaya, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Lampung mengatakan Mustopa kerap berhalusinasi sebagai nabi.
Sementara Kepala Desa Sukajaya Tarmizi mengungkapkan sehari-hari Mustopa yang bekerja sebagai petani berhubungan baik dengan warga-warga di sekitarnya.
"Dia petani, sehari-hari dia normal (berinteraksi) bersama dengan warga-warga lainnya," kata Tarmizi dalam Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Rabu (3/5/2023).
Mustopa adalah pelaku penembakan menggunakan senjata api jenis air soft gun di kantor MUI Pusat, Jakarta, Selasa (2/5). Serangan Mustopa mengakibatkan dua orang terluka.
Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona, membenarkan bahwa pelaku merupakan warganya dan dikenal memiliki gangguan kejiwaan serta mengaku sebagai nabi.
Pelaku juga sempat terlibat perusakan Kantor DPRD Lampung pada tahun 2016 lalu dan dihukum penjara selama 3 bulan.
Kini rumah Mustopa terlihat sepi dari aktivitas dan dipasangi garis polisi mengelilingi rumah pelaku.
Dendi berharap kepada tokoh agama, pemerintah, TNI, dan Polri untuk lebih mewaspadai penyebaran aliran menyesatkan di lingkungan tempat tinggal masing-masing. ( Kompastv/ TribunLampung)
Baca juga: Pertemuan 6 Ketum Partai di Istana dengan Jokowi, Benarkah Tak Banyak Bahas Pilpres 2024?
Baca juga: Kesempatan Berkarir Dibuka Bulan Mei Ini, Berikut 5 Tips Lolos saat Daftar Rekrutmen Bersama BUMN
Baca juga: VIDEO Seorang Artis Jual Istri Di Aplikasi Chat Demi Beli Oleh-Oleh untuk Mertua
Harga Emas di Banda Aceh Kian Membara, Tembus Segini per Mayam Edisi 30 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Kantor Polisi Dipasang Garis Polisi Usai Dibakar Massa Aksi Demo di Jakarta Timur |
![]() |
---|
BLK Banda Aceh Lagi Buka 13 Pelatihan Gratis 2025, Ada Menjahit, Bakery & Barista, Berminat? |
![]() |
---|
Kode Redeem FF Free Fire 30 Agustus 2025, Klaim Hadiah Eksklusif Sebelum Kehabisan! |
![]() |
---|
Terjebak Api, Petani di Aceh Utara Ditemukan Meninggal Dunia di Kebunnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.