Berita Luar Negeri

Rangkuman Pertempuran Hari Ke-19 di Sudan: Gencatan Senjata, 550 Tewas, Kantor Dubes Dijarah

Serangan udara dan penembakan di wilayah ibu kota Khartoum mulai berkurang sejak akan diberlakukan gencatan senjata. 

|
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
AFP
Orang-orang berjalan di jalan yang hampir kosong di Khartoum selatan, pada 2 Mei 2023. Dua kelompok militer yang bertikai di Sudan pada prinsipnya telah menyetujui gencatan senjata tujuh hari, kata pemerintah negara tetangga Sudan Selatan pada 2 Mei, setelah utusan regional mengecam berulang kali pelanggaran gencatan senjata sebelumnya. 

Rangkuman Pertempuran Hari Ke-19 di Sudan: Gencatan Senjata, 550 Tewas, Kantor Dubes Dijarah

SERAMBINEWS.COM – Berikut rangkuman peristiwa pertempuran hari ke-19 yang terjadi di Sudan.

Pertempuran antara Angkatan Bersenjata Sudan dan kelompok paramiliter, Pasukan Dukungan Cepat (RSF), telah memasuki pekan ketiga.

Lebih dari 500 orang tewas sejak pertempuran pecah pada 15 April 2023 antara tentara Sudan yang dipimpin oleh Abdel Fattah al-Burhan dan mantan asistennya, Mohamed Hamdan Daglo yang memimpin RSF.

Kedua belah pihak telah menyetujui gencatan senjata selama beberapa hari, tetapi tidak ada yang dipatuhi karena jumlah korban sipil terus meningkat.

Sementara kekacauan dan penjarahan di sejumlah gedung merajalela di Ibukota Khartoum.

Jenderal tertinggi Sudan Abdel Fattah Burhan, Jumat (21/4/2023), menyatakan komitmen militer untuk pemerintahan yang dipimpin sipil, dalam upaya nyata untuk mendapatkan dukungan internasional beberapa hari setelah pertempuran brutal antara pasukannya dengan kelompok paramiliter
Jenderal tertinggi Sudan Abdel Fattah Burhan, Jumat (21/4/2023), menyatakan komitmen militer untuk pemerintahan yang dipimpin sipil, dalam upaya nyata untuk mendapatkan dukungan internasional beberapa hari setelah pertempuran brutal antara pasukannya dengan kelompok paramiliter (Straits Times)

Baca juga: Tangis Haru Sambut 17 Mahasiswa Aceh Pulang dari Sudan

Berikut situasi pada Rabu, 3 Mei 2023 yang dirangkum dari Al Jazeera:

Situasi Pertempuran

Dua kelompok Sudan yang bertikai telah menyetujui hingga 11 Mei 2023 yang di mulai pada Kamis (4/5/2023), kata pejabat sekaligus mediator dari Sudan Selatan.

Kementerian luar negeri Sudan Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mediasi yang diperjuangkan oleh Presiden Salva Kiir membuat kedua belah pihak menyetujui gencatan senjata selama seminggu.

Sudah Selatan telah meminta perwakilan dari kedua kelompok miluter untuk mengirim utusan meraka untuk pembicaraan damai

Serangan udara dan penembakan di wilayah ibu kota Khartoum mulai berkurang sejak akan diberlakukan gencatan senjata

Warga melaporkan masih terjadi serangan udara dan tembakan antipesawat di ibu kota pada Selasa (2/5/2023).

Di luar Kota Khartoum, meningkatnya pelanggaran hukum telah melanda wilayah Darfur di mana lebih dari 70 persen dari 330.000 orang yang terlantar akibat pertempuran telah melarikan diri.

Baca juga: Rangkuman Peristiwa yang Terjadi di Sudan di Hari ke-17: Pertempuran, Krisis, Diplomasi dan Evakuasi

Menurut laporan media lokal di el-Geneina, ibu kota Darfur Barat, kondisi sudah seperti normal kembali.

Pasar-pasar dibuka kembali, namun penduduk masih dengan hati-hati dan was-was menjalani hidup mereka di luar rumah.

Asap tebal mengepul di atas gedung-gedung di sekitar bandara Khartoum pada 15 April 2023, di tengah bentrokan di ibu kota Sudan. Ledakan mengguncang ibu kota Sudan pada 15 April ketika paramiliter dan tentara reguler saling menyerang pangkalan satu sama lain, beberapa hari setelah tentara memperingatkan negara itu berada pada titik balik yang
Asap tebal mengepul di atas gedung-gedung di sekitar bandara Khartoum pada 15 April 2023, di tengah bentrokan di ibu kota Sudan. Ledakan mengguncang ibu kota Sudan pada 15 April ketika paramiliter dan tentara reguler saling menyerang pangkalan satu sama lain, beberapa hari setelah tentara memperingatkan negara itu berada pada titik balik yang "berbahaya". (AFP)

Situasi Kemanusiaan

Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF) mengatakan telah mengirimkan sejumlah bantuan ke Khartoum dari Port Sudan, yang menempuh perjalanan sejauh 800 km.

Kementerian Kesehatan Sudan melaporkan pada Selasa bahwa 550 orang tewas dan 4.926 terluka dalam pertempuran sejauh ini.

Seorang dokter Sudan, Howida Elhassan, memposting video di media sosial tentang staf medis yang berjuang mengatasi lonjakan warga sipil yang terluka di sebuah rumah sakit di lingkungan Nil Timur Khartoum.

“Pada hari-hari ketika terjadi pertempuran di daerah tersebut, kami menerima antara 30 hingga 40 orang terluka (selain kasus biasa), kata Elhassan. 

Baca juga: Warga Sudan Hadapi Keputusan Sulit saat Perang Saudara Meluas: Bertahan atau Melarikan Diri   

Ia mengatakan, rumah sakit itu hanya dilayani oleh beberapa tenaga medis dan peralatas medis seadanya.

Ini terjadi karena sejumlah tenaga medis sulit untuk dihubungi, dan situasi di jalan juga sedang tidak aman bagi mereka yang melakukan perjalanan.

“Staf medis lainnya tidak dapat kami hubungi karena situasi lagi tidak aman. Kami kekurangan tenaga dan peralatan medis” ucapnya.

Diplomasi dan Evakuasi

Bencana dari efek pertempuran dua kelompok militer ini telah menjadi lebih luas.

Itu terjadi ketika penduduk miskin di Sudan harus melarikan diri dari negara itu.

“Seluruh wilayah dapat terpengaruh,” kata Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dalam sebuah wawancara dengan sebuah surat kabar Jepang pada Selasa.

Sebelum pengumuman oleh Sudan Selatan, kepala misi PBB Volker Perthes mengatakan diskusi yang melibatkan mediator Saudi dan AS sedang berlangsung.

Sementara itu, Kedutaan Besar India di Khartoum diserbu dan dijarah, kata tentara Sudan dalam sebuah pernyataan, mengutip laporan dari duta besar. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved