Kisah Pilu PRT Disiksa Majikan di Malaysia, Disetrika dan Disiram Air Panas hingga Gaji Tak Dibayar

Nani-bukan nama sebenarnya-mengalami luka bakar di bagian punggung dan lengan akibat disetrika dan disiram air panas.

Editor: Faisal Zamzami
KBRI di Kuala Lumpur
Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Hermono, (tengah) telah menjenguk PRT asal Indonesia yang jadi korban kekerasan oleh majikan di Malaysia, yakni Nani-bukan nama sebenarnya-di Rumah Sakit Kuala Lumpur (HKL) pada 30 April 2023. 


Menurut KBRI di Kuala Lumpur, Polisi Resort Brickfield mengamankan Nani pada 23 Maret 2023.

Polisi kemudian membawa Nani ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.

Kepolisian Brickfield mengungkap bahwa majikan perempuan dari PRT asal Indonesia itu telah ditahan.

Nani menceritakan bahwa penyiksaan yang dialaminya selalu dilakukan di depan majikan laki-laki dan anak-anaknya, namun tidak ada yang mencegah kebrutalan majikan perempuan.

KBRI di Kuala Lumpur melaporkan, terlihat jelas bekas luka lama di beberapa bagian tubuh Nani ketika dikunjungi Dubes Hermono.

Rambutnya yang semula panjang pun telah digunting paksa dengan cara diseret ke kamar mandi.

Jika dibandingkan foto Nani di paspor dan kondisinya sekarang, Hermono memperkirakan berat badan Nani turun sekitar 10 kg atau bahkan lebih.

Hermono telah meminta pihak Kepolisian Malaysia juga menuntut majikan laki-laki yang membiarkan penyiksaan oleh istrinya.

“Ini penting untuk memberi efek jera kepada majikan yang kejam. Tanpa penegakan hukum yang tegas, kekerasan dan eksploitasi terhadap PRT Indonesia akan terus terjadi,” tegas Hermono dalam keterangan tertulis yang dikirim KBRI di Kuala Lumpur kepada Kompas.com, Senin (1/5/2023).

Hermono mengaku heran mengapa kekerasan dan eksploitasi terhadap PRT asal Indonesia terus terjadi.

 
Laki-laki yang telah menjabat sebagai Dubes untuk Malaysia selama 2,5 tahun itu menyebut, hampir setiap hari KBRI Kuala Lumpur menerima laporan terjadinya perlakuan tidak manusiawi terhadap PRT Indonesia.

Sementara, kata dia, hampir tidak pernah terdengar perlakuan serupa dialami oleh pekerja dari negara lain.

Shelter KBRI pun selalu penuh oleh PMI yang meminta pelindungan kepada KBRI. Sebagian besar kasus yang dialami adalah gaji tidak dibayar.

Bahkan beberapa tidak dibayar gajinya lebih dari 10 tahun, padahal majikan mereka adalah orang berada.

Menurut Hermono, akar masalah terus berlanjutnya pelecehan terhadap hak-hak dan martabat PMI di Malaysia bisa jadi karena adanya semacam superiority complex (sikap merendahkan) sebagian orang Malaysia terhadap PMI dan rasa tidak takut atas konsekuensi hukum.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved