Ungkap Penyebab Kematian Mahira Dinabila Mahasiswi USU, Polisi akan Bongkar Makam Korban

Meninggalnya seorang mahasiswi USU, bernama Mahira Dinabila meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga.

Editor: Faisal Zamzami
Tribun-medan/Alfiansyah
Ayah kandung Mahira Dinabila menunjukkan foto semasa hidup korban, Senin (8/5/2023). 

Ia menyampaikan, bahwa pembongkaran makam mahasiswi yang ditemukan meninggal di dalam rumah orang tua angkatnya itu akan dilakukan dalam waktu dekat.

"Secepatnya dan sesegera mungkin, kita sudah buat surat ke rumah sakit forensik," sebutnya.

Dikatakannya, sejauh ini memang tidak ada laporan resmi terkait kasus penemuan mayat tersebut.

Nantinya setelah dilakukan autopsi, jika ada ditemukan indikasi pembunuhan pihaknya akan mengarahkan keluarga untuk membuat laporan.

"Nggak ada, karena itu kan temuan mayat jadi kita buat laporan model A, jadi nanti kalau memang ada indikasi, baru kita arahkan, karena ini kan masih temuan," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan petugas juga telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah orang untuk memastikan penyebab meninggalnya mahasiswi semester dua tersebut.

"Jadi keluarga juga kita periksa semua, mulai dari bapak kandungnya, bapak angkatnya, semua saudara-saudara, termasuk Kepling dan orang sekitar TKP sudah kita BAP," tuturnya.

Baca juga: Sosok Mahira Dinabila, Mahasiswi USU Tewas di Rumah Orangtua Angkatnya, Kondisi Jenazah Membusuk

Sebelumnya, seorang mahasiswi USU bernama Mahira Dinabila, ditemukan tewas di dalam rumah orang tua angkatnya di Komplek Rivera, Kecamatan Medan Amplas.

Penemuan mayat dalam kondisi yang mengenaskan ini pertama kali ditemukan oleh keluarga korban, pada Rabu (3/5/2023) lalu.

Menurut orang tua kandung korban, Pariono, awalnya ia mendapatkan kabar duka tersebut dari pihak keluarga.

Mendapatkan informasi tersebut, dia langsung mendatangi lokasi kejadian dan mendapati anaknya sudah dalam keadaan terbungkus.

"Waktu itu saya lihat korban ini sudah terbungkus, lalu ada pihak kepolisian menyuruh saya ngambil Baygon, karena nggak ada yang berani ngambil," kata Pariono kepada Tribun Medan, Senin (8/5/2023).

"Baygon semprotan bukan botol Baygon, posisinya tertutup rapat, saya ambil saya serahkan kepada polisi,"

"Habis itu polisi menanyakan barang bukti lagi sebuah handphone milik Mahira, tapi ditahan oleh bapak angkat nya, tidak diberikan kepada polisi," sambungnya.

Kemudian, ia mengatakan jenazah korban langsung dievakuasi ke mobil ambulans dan dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Medan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved