Breaking News

Berita Banda Aceh

50 Warga Malaysia Keturunan Aceh Saweu Gampong, Komunitas IMAM Ini Fasih Bahasa Aceh, Jumat ke Unida

Dalam kegiatan saweu gampong atau mengunjungi kampung halaman ini, mereka ikut melakukan kunjungan silaturahmi ke Kampus Unida di Gampong Surien, Band

|
Editor: Mursal Ismail
Kiriman Bustamam Ali
Sebanyak 50 warga Malaysia keturunan Aceh yang sudah menetap di Gampong Yan Keudah, Malaysia dan tergabung dalam Ikatan Masyarakat Aceh Malaysia (IMAM) pulang ke kampung halaman Aceh selama lima hari baru-baru ini. Dalam kegiatan saweu gampong atau mengunjungi kampung halaman ini, mereka ikut melakukan kunjungan silaturahmi ke Kampus Unida, Banda Aceh, Jumat (12/5/2023) pagi jelang siang.   

Dalam kegiatan saweu gampong atau mengunjungi kampung halaman ini, mereka ikut melakukan kunjungan silaturahmi ke Kampus Unida di Gampong Surien, Banda Aceh, Jumat (12/5/2023). 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sebanyak 50 warga Malaysia keturunan Aceh yang sudah menetap di Gampong Yan Keudah, Malaysia dan tergabung dalam Ikatan Masyarakat Aceh Malaysia (IMAM) pulang ke kampung halaman Aceh selama lima hari baru-baru ini. 

Dalam kegiatan saweu gampong atau mengunjungi kampung halaman ini, mereka ikut melakukan kunjungan silaturahmi ke Kampus Universitas Iskandarmuda atau Unida di Gampong Surien, Banda Aceh, Jumat (12/5/2023) pagi jelang siang.  

Perwakilan IMAM ini antara lain Presiden IMAM, Dr H Jazni, Cek Gu Rahman, dan Cek Mad Nu. 

Kedatangan mereka disambut penuh akrab oleh Ketua Yayasan Unida, Drs HA Malik Raden MM, Rektor, Prof Dr Syafei Ibrahim, Wakil Rektor, Dr Bustamam Ali, Ir Sulaiman MP, Dr Nasrullah serta unsur civitas akademika Unida.

Seusai makan siang serta ramah tamah, kedua pihak ini saling menyerahkan cenderamata dan foto bersama.

Cek Muhamad Nur mewakili rombongan dalam bahasa Aceh yang fasih mengatakan mereka adalah keturunan Aceh yang sudah menjadi warga Malaysia. 

Baca juga: Mahasiswa Kampus Alam Unida Lamteuba Bangun Pompa Air Hidram Ie Teuga, Mengalir Terus Tanpa Listrik

Menurutnya, sejak Indonesia dijajah Belanda, orang tua mereka sudah menetap di Yan Keudah di Malaysia.

Adapun alasan masih fasih berbahasa Aceh, kata Cek Muhammad Nur, lantaran mereka yang tergabung dalam IMAM ini sehari-hari diwajibkan berkomunikasi dalam bahasa Aceh.

Ketua Yayasan Unida, Drs HA Malik Raden MM, mengatakan mereka sangat gembira dan tersanjung dikunjungi warga Malaysia keturunan Aceh yang sudah menetap di Yan Keudah, Malaysia itu. 

Sedangkan Rektor Unida, Prof Dr Syafei Ibrahim, menjelaskan Unida merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta atau PTS tertua di Aceh yang sempat mengalami pasang surut akibat konflik dan gempa disusul tsunami, 26 Desember 2004. 

"Alhamdulillah kini sudah bangkit kembali dengan 13 Prodi dan Pascasarjana, bahkan terdapat 35 mahasiswa asal Thailand Program Sarjana dan Pasca-Sarjana," sebut Rektor.

Hal ini sebagaimana dikutip Wakil Rektor Unida, Dr Bustamam Ali dalam siaran pers yang dikirim kepada Serambinews.com kemarin. (*)

Baca juga: Illiza Saaduddin Djamal Isi Kuliah Umum di Unida Banda Aceh

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved