Jokowi: Kesempatan Indonesia Maju 13 Tahun Lagi, Berharap tak seperti Amerika Latin

Presiden Jokowi berulang-ulang kali sebut kesempatan Indonesia menjadi negara maju ada dalam 13 tahun ke depan, minta tak seperti Amerika Latin.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Taufik Hidayat
BPMI Setpres
Presiden Jokowi berulang-ulang kali sebut kesempatan Indonesia menjadi negara maju ada dalam 13 tahun ke depan, minta tak seperti Amerika Latin. 

"Ada yang namanya bonus demografi dan bila kita tidak bisa memanfaatkan, ya kita akan menjadi negara berkembang terus," kata Jokowi.

"Karena kesempatan itu tidak akan muncul dua kali dalam sejarah sebuah peradaban negara," tambahnya.

Dengan demikian, memilih presiden pada 2024 mendatang menurutnya harus benar-benar orang yang tepat.

"Oleh sebab itu, memilih pemimpin di tahun 2024 ini sangat krusial, sangat penting sekali, harus tepat dan benar," ucap Jokowi.

"Bolak balik saya menyampaikan, jangan grusa-grusu, jangan tergesa-gesa, karena begitu keliru kita tidak bisa minta kembali lagi," tambahnya.

Baca juga: Pusat Dukung Ganjar, Kader PPP Aceh: Introspeksi Diri ke Dalam Bukan Sibuk Capres

Kriteria Pemimpin Dibutuhkan Indonesia, Bukan Rutinitas

Presiden Jokowi juga mengungkapkan kriteria pemimpin yang dibutuhkan Indonesia pada periode mendatang.

Menurutnya, pemimpin tersebut adalah yang lahir dari suara rakyat dan akar rumput, bukan suara elite.

Terlebih Indonesia merupakan negara yang besar dengan penduduk lebih kurang 280 juta jiwa.

"Rakyat kita, rakyat Indonesia butuh pemimpin yang tepat, butuh pemimpin yang benar, yang dekat dengan rakyat," ungkap Jokowi.

"Yang paham hati rakyat, yang tahu kebutuhan rakyat, yang mau bekerja keras untuk rakyat, itu yang dibutuhkan dan pemberani demi rakyat," tambahnya.

Presiden Jokowi juga menyebut pemimpin ke depan harus yang paham dan mengerti bagaimana memajukan negara ini.

"Karena pemimpin itu harus paham dan tahu potensi kekuatan negara ini, kekuatan bangsa ini apa, dia harus ngerti, dia harus tahu," ungkap Jokowi.

"Bukan yang hanya rutinitas, bukan yang hanya duduk di sana tanda tangan ini itu, bukan itu," tambahnya.

Baca juga: Kader PPP Aceh Minta Ruang Ijtihad Dukung Anies, Tak Mau Ikut Pusat Usung Ganjar, Ini Alasannya

Pemimpin ke depan harus tahu bagaimana membangun sebuah negara, strategi negara, strategi ekonomi dan strategi politik.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved