Breaking News

Capres 2024

Elektabilitas Prabowo Melejit Tinggalkan Ganjar dan Anies, Ketum Gerindra-PDIP Segera Bertemu

Elektabilitas Prabowo Subianto melejit tinggalkan Ganjar dan Anies, Ketum Gerindra dan PDIP dijadwalkan bakal segera bertemu.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Mursal Ismail
Dok Tribunnews dan Instagram @prabowo
Elektabilitas Prabowo Subianto melejit tinggalkan Ganjar dan Anies, Ketum Gerindra dan PDIP dijadwalkan bakal segera bertemu. 

Kemudian pada tahun 1991 sampai 1993, ia menjadi Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 di Kostrad.

Kariernya terus naik, di Kopassus ia diangkat sebagai Komandan Grup-3 pada tahun 1993.

Setahun kemudian ia diangkat menjadi Wakil Komandan Kopassus, dan pada tahun 1995 sampai 1996, ia menjabat sebagai Komandan Kopassus.

Kariernya di dunia militer semakin moncer ketika ia ditunjuk sebagai Komandan Jenderal Kopassus pada 1996 sampai 1998.

Ketika menjadi Komandan Jenderal Kopassus, ia ditugaskan untuk memimpin pembebasan sandera Mapenduma.

Dalam operasi tersebut, Prabowo Bersama timnya berhasil menyelamatkan 10 dari 12 peneliti yang disandera oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Puncak kariernya terjadi pada 1998, ketika ia ditunjuk sebagai Panglima Kostrad (Pangkostrad) yang membawahi sekitar 11.000 prajurit.

Saat itu, ia juga memegang peran penting di dalam TNI AD, dimana ia ditugaskan untuk mengamankan Jakarta karena situasi yang sedang kacau saat terjadi reformasi.

Saat itu, mahasiswa melakukan aksi besar-besaran untuk menuntut mundurnya Soeharto yang sudah menjadi presiden selama lebih dari tiga dasawarsa itu.

Sayangnya karier Prabowo juga merosot dengan pesat.

Sehari setelah Soeharto yang juga mertuanya mengundurkan diri, jabatannya sebagai Pangkostrad dan Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI dicopot.

Pemberhentian ini dilakukan setelah ia menjalani sidang Dewan Kehormatan Perwira terkait beberapa kasus.

Salah satunya adalah kasus penculikan aktivis yang disebut-sebut dilakukan oleh Tim Mawar. Nama Prabowo terseret karena dialah yang membawahi Tim Mawar itu.

Meski tidak terbukti ia telah memberikan instruksi untuk melakukan penculikan, namun ia tetap disalahkan karena tidak mampu mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya.

Sejak saat itu, kariernya di dunia militer akhirnya harus terhenti.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved