Info Singkil

Mitos Batu Lanting, Kisah tentang Kapal Pecah di Batas Samudera Hindia dari Kepulauan Banyak

Potongan bagian depan kapal yang hancur dihantam ombak itu kini menjadi batu karang yang disebut Batu Lanting. 

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Saifullah
Dok Azwar
Batu Lanting di dekat Ujung Silinger, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Kabupaten Aceh Singkil. 

Ketika air laut surut, Batu Lanting terlihat lebih tinggi.

Keberadaan Batu Lanting jarang terlihat sebab bukan di daerah lintasan Singkil-Pulau Banyak Barat. 

Batu Lanting baru terlihat jika berlayar menuju Ujung Silinger.

Sedangkan pecahan bagian belakang kapal tetap berada di sekitar Ujung Batu, Desa Teluk Nibung.

Potongan bagian ekor kapal ini disebut disebut Batu Mandulang atau Badulang karena bentuknya seperti dulang ada kamar-kamarnya.

Legenda tersebut menjadi kuat, sebab bentuk kamar-kamar batu karang bentuknya mirip kamar kapal. 

"Kisah ini diceritakan orang tua. Belum dibukukan," kata Saiful Umar, Kepala Dinas Perikanan Aceh Singkil yang merupakan putra Pulau Banyak, Kamis (25/5/2023).

Batu Badulang di kawasan Ujung Batu, sempat menjadi destinasi wisata favorit di Kepulauan Banyak.

Destinasi wisata itu menjadi tempat swafoto favorit para pelancong.

Dengan dinding batu karang serta air laut biro tosca sebagai latar belakang.

Dari Desa Teluk Nibung, bisa dijangkau dengan jalan kaki melewati pinggir pantai serta jalan setapak hutan muda. 

Di perjalanan, dinding batu karang beraneka bentuk serta akar pohon pandan berusia puluhan tahun menjadi pemandangan memikat.

Sampai di tujuan, cucur keringat segera sirna tertiup angin laut plus hawa sejuk dari asrinya pepohonan.(*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved