Berita Viral

HP Terjatuh Saat Selfie, Pejabat Ini Nekat Kuras Bendungan, Butuh Waktu 3 Hari: Ketemu Tapi Rusak

Udah gitu, pejabat tersebut harus menjalani hukuman karena menyalahgunakan wewenangnya untuk menguras bendungan hanya demi sebuah HP.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
KOLASE SERAMBINEWS.COM/Google Maps
HP Terjatuh Saat Selfie, Pejabat Ini Nekat Kuras Bendungan, Butuh Waktu 3 Hari: Ketemu Tapi Rusak 

Melansir dari BBC News, Rabu (5/5/2021) seorang petani di Belgia itu secara tak sengaja memindahkan patok perbatasan dua negara, karena patok itu menghalangi jalur traktornya.

Dia tidak pernah menyangka jika 'beton kecil' yang menghalangi jalur traktornya adalah sebuah patok perbatasan yang sangat penting bagi kedua negara. 

Benar saja, ketidaksengajaan petani itu membuat dua negara harus melakukan komunikasi politik guna mencari jalan tengah.

Bahkan, petani tersebut terancam hukuman pidana penjara karena ulahnya memindahkan patok perbatasan antardua negara.

Peristiwa itu terjadi di antara perbatasan negara Prancis dan Belgia.

Hanya karena jalur trakotrnya terhalangi sebuah tiang, petiani ini ‘tak sengaja’ pindahkan patok perbatasan antara Prancis dan Belgia.
Hanya karena jalur trakotrnya terhalangi sebuah tiang, petiani ini ‘tak sengaja’ pindahkan patok perbatasan antara Prancis dan Belgia. (KLOASE SERAMBINEWS.COM/David Lavaix via BBC/Euronews.com)

Petani itu diketahui telah memindahkan patok perbatasan sejauh 2,29 meter ke dalam negara Prancis.

Hal itu diketahui setelah seorang penggemar sejarah lokal menyusuri hutan dan dia melihat batu yang menandai batas antara kedua negara telah bergeser 2,29 meter.

Petani Belgia itu tampaknya kesal dengan batu patok perbatasan karena telah menghalani jalur traktornya.

Oleh karena itu, ia memindahkannya ke dalam wilayah Prancis sejauh 2,29 meter.

Alih-alih menimbulkan keributan internasional, insiden itu disambut dengan senyuman dari dua sisi perbatasan negara.

"Dia membuat Belgia lebih besar dan Prancis lebih kecil, itu bukan ide yang bagus," kata David Lavaux, walikota Erquelinnes di Belgia, kepada saluran TV Prancis TF1. 

Tindakan semacam itu, katanya, telah menyebabkan sakit kepala di antara pemilik tanah pribadi, dan juga pejabat negara.

Perbatasan antara Prancis dan tempat yang sekarang disebut Belgia membentang sepanjang 620 km (390 mil). 

Itu secara resmi didirikan di bawah Perjanjian Kortrijk, ditandatangani pada tahun 1820 setelah kekalahan Napoleon di Waterloo lima tahun sebelumnya. 

Batu patok perbatasan itu berasal dari tahun 1819, ketika perbatasan pertama kali ditandai.

"Saya senang, kota saya lebih besar," tambah Lavaux sambil tertawa. 

"Tapi Walikota Bousignies-sur-Roc tidak setuju (dengan tindakan petani tersebut)," sambungnya.

Walikota Prancis, Aurélie Welonek mengingatkan kepada semua warga untuk menghindari perang atau keributan negara tantang perbatasan baru.

Otoritas lokal Belgia berencana menghubungi petani tersebut untuk memintanya mengembalikan batu tersebut ke lokasi aslinya.

Jika itu tidak terjadi, kasusnya bisa berakhir di kementerian luar negeri Belgia, yang harus memanggil komisi perbatasan Prancis-Belgia, yang tidak aktif sejak 1930.

Lavaux mencatat bahwa petani juga dapat menghadapi tuntutan pidana jika dia gagal untuk mematuhinya.

"Jika dia menunjukkan niat baik, dia tidak akan mendapat masalah, kami akan menyelesaikan masalah ini secara damai," katanya kepada situs berita Belgia, Sudinfo. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved