Jokowi akan Cawe-Cawe Pilpres, Anies Baswedan: Ada Kekhawatiran Kriminalisasi dan Ketidaknetralan
Anies Baswedan, mengaku menerima ungkapan kekhawatiran tentang kriminalisasi hingga ketidaknetralan penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu).
Dia menilai jika Jokowi selaku Presiden cawe-cawe terlalu jauh maka sama dengan mengkhianati demokrasi.
"Ini kan utamanya soal partisipasi publik dan otoritas partai. Biarkan publik dan partai berdaulat menentukan siapa yang berhak melanjutkan kursi kepemimpinan nasional," kata anggota Komisi VII DPR RI tersebut.
Selain itu, kata dia, Anies diyakini Jokowi sebagai figur bakal capres yang tak bisa diandalkan untuk melanjutkan program-program pemerintahan yang sedang dijalankan.
"Karena itu, untuk mengamankan program yang sudah dijalankan Presiden merasa perlu cawe-cawe mendukung capres selain Anies Baswedan," ujarnya.
Tanggapan Nasdem
Partai Nasional Demokrat (Nasdem) menganggap cawe-cawe yang disebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki makna lain, bukan menjaga netralitas Pemilu 2024 mendatang.
"Kami menganggap cawe-cawe-nya ini dalam makna yang lain, tidak seperti cawe-cawe dalam pengertian untuk menjaga netralitas," kata Wakil Sekertaris Jenderal (Wasekjen) Partai Nasdem, Dedy Ramanta, di program Kompas Petang, Kompas TV, Selasa (30/5/2023).
Ia menilai cawe-cawe Jokowi sebagai lambang bahwa Presiden Ketujuh Republik Indonesia itu akan terlibat jauh dalam pemilihan umum (pemilu), terutama Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Dedy menilai, cawe-cawe atau ikut campur yang dilakukan Jokowi melambangkan dua hal.
Pertama, Jokowi mendukung calon yang satu frekuensi atau sejalan dengannya.
"Sinyal itu diberikan kepada seluruh kekuatan politik dan pimpinan parpol," terangnya.
Kedua, Jokowi mengajak para pendukungnya untuk mendukung calon presiden (capres) yang ia pilih.
"Bagi para pendukungnya, atau mungkin juga yang lain, itu sebagai perlambang bahwa, 'oke, kalian harus ikut aku dan aku akan pilih capres yang kira-kira sefrekuensi'," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa Nasdem, yang telah 10 tahun menjadi bagian dari pendukung Jokowi, memahami betul karakter mantan Gubernur DKI Jakarta dan mantan Wali Kota Solo itu.
"Pak Jokowi ini kan memang tidak suka berpidato, jadi banyak yang disimbolisasikan atau diperlambangkan dalam semua pikiran Pak Jokowi sebagai presiden," terangnya.
Sebut Tolol ke Rakyat, Rumah Anggota DPR Ahmad Sahroni Diobrak-abrik Massa: Barang Dijarah! |
![]() |
---|
Alasan NasDem Mutasi Ahmad Sahroni dari Komisi III DPR: Bukan karena Ucapan "Orang Tolol Sedunia" |
![]() |
---|
Besok Sore Presiden PKS Tiba di Aceh, Ini Agenda Al Muzzammil Selama 24 Jam di Serambi Mekkah |
![]() |
---|
Sosok Ahmad Sahroni, Politikus yang Sebut Orang yang Ingin Bubarkan DPR 'Manusia Tertolol Sedunia' |
![]() |
---|
Tanggapi Klarifikasi UGM soal Ijazah Jokowi, Roy Suryo dan Rismon Sebut Ambigu dan Tantang Rektor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.