Jokowi akan Cawe-Cawe Pilpres, Anies Baswedan: Ada Kekhawatiran Kriminalisasi dan Ketidaknetralan

Anies Baswedan, mengaku menerima ungkapan kekhawatiran tentang kriminalisasi hingga ketidaknetralan penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu).

Editor: Faisal Zamzami
Instagram @aniesbaswedan
Anies Baswedan meyakini sampai sekarang KPK bekerja secara profesional sebagai lembaga terhormat, sanggup menghadapi intervensi politik dari mana pun. 

"Tolong dipahami ini demi kepentingan nasional, memilih pemimpin pada 2024 sangat krusial penting sekali, harus tepat dan benar,” ucap mantan Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo itu.

 
Jokowi menerangkan, pemilihan presiden dan wakil presiden 2024-2029 menjadi krusial karena Indonesia membutuhkan pemimpin yang bisa menjadikan negara maju pada 2030.

Oleh karena itu, kebijakan dan strategi kepemimpinan berikutnya akan menjadi penentu Indonesia untuk menjadi negara maju atau tidak.

"Karena itu saya cawe-cawe. Saya tidak akan netral karena ini kepentingan nasional," katanya.

 

 Sementara itu, Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla, mendukung sikap cawe-cawe Presiden Joko Widodo selama dilakukan untuk menjaga demokrasi serta pemilu yang jujur dan adil.

“Kalau penjelasan dari pers itu cawe-cawe untuk menjaga demokrasi, menjalankan pemilu yang jurdil sangat bagus,” ujar Jusuf Kalla, Wapres ke-10 dan 12 RI, pada Selasa, (30/5/2023).

“Jadi kita harap tentu bisa dilaksanakan dengan baik,” tambahnya.

JK juga meyakini Presiden Jokowi memahami batasan cawe-cawe jelang kontestasi Pemilu 2024.

Baca juga: Soal Jalan Rusak Diambil Alih Pemerintah Pusat, Anies Baswedan Singgung Sentralisasi dan Komitmen

PKS soal Jokowi Cawe-cawe di Pemilu 2024: Presiden Panik Melihat Popularitas Anies

 Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlihat panik melihat popularitas dan elektabilitas bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan yang menunjukkan adanya peningkatan. 

Hal ini menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang akan cawe-cawe dalam pesta demokrasi nanti.

"Melihat Presiden panik dengan popularitas dan elektabilitas Anies Baswedan yang terus meningkat," kata Mulyanto kepada wartawan, Rabu (31/5/2023). 

Menurut dia, Presiden Jokowi harus paham bahwa setiap pemerintahan ada umur berkuasanya. Oleh sebab itu, kata dia, mantan gubernur DKI Jakarta itu harus menghormati mekanisme pergantian kekuasaan ini dengan legowo.

"Bukan dengan sibuk cawe-cawe mendukung satu kandidat sambil menjegal kandidat lainnya," ujarnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved