Berita Banda Aceh

Belajar Konflik Aceh ke Kesbangpol, Mahasiswa Prodi Kesos UIN Ar-Raniry Komit Isi Perdamaian

Kunjungan ke Gedung Memorial Perdamaian itu dalam rangka belajar lapangan dalam Mata Kuliah Academic Writing di bawah asuhan Hasan Basri M Nur

Editor: Amirullah
ist
Mahasiswa Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Ar-Raniry melakukan kunjungan dan belajar ke Gedung Memorial Perdamaian Aceh di Kantor Kesbangpol Aceh, pada Senin (5/6/2023). 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – 20-an mahasiswa dari Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Ar-Raniry melakukan kunjungan dan belajar ke Gedung Memorial Perdamaian Aceh di Kantor Kesbangpol Aceh, pada Senin (5/6/2023).

Kunjungan ke Gedung Memorial Perdamaian itu dalam rangka belajar lapangan dalam Mata Kuliah Academic Writing di bawah asuhan Hasan Basri M Nur, dosen FDK UIN Ar-Raniry. Sementara dari Kesbangpol Aceh sendiri bertindak sebagai dosen tamu adalah Surya Edy Rahman.

“Ini adalah mahasiswa dari kelas Academic Writing. Mereka ingin mengetahui dampak konflik panjang di Aceh terhadap kesejahteraan sosial,” kata Hasan Basri M Nur, saat memperkenalkan mahasiswa kepada Surya Edy Rachman.

“Mahasiswa ini berasal dari berbagai daerah di Aceh, termasuk dari pusat-pusat konflik pada masa lampau. Di antara mereka ada yang berminat melakukan kajian tentang dampak konflik terhadap kesejahteraan ekonomi dan pendidikan masyarakat Aceh,” lanjut Hasan Basri.

Baca juga: Jahatnya Perut Buncit Bagi Seksualitas Pria, Seksolog dr Anshari : Bukan Body Shaming Itu Penyakit

Surya Edy Rachman yang bertindak sebagai dosen tamu menjelaskan kronologi dan penyebab konflik Aceh sejak masa DI/TII, Daerah Operasi Militer (DOM, 1989-1998) di bawah kekuasaan Orde Baru hingga tercapainya kesepahaman damai antara Gerakan Aceh Merdeka dengan Pemerintah RI di Helsinki, Finladia, pada 15 Agustus 2005.

“Hidup dalam konflik itu sangat pedih. Banyak lahir janda dan anak-anak yatim. Pembangunan terhenti, ekonomi merosot, pendidikan tertinggal. Kalian masih bayi tatkala konflik Aceh membara pada era 1990-an hingga awal tahun 2000-an,” kata Surya.

“Adik-adik mahasiswa yang hari ini berkunjung ke Gedung Memorial Perdamaian kami nobatkan sebagai Duta Perdamaian dan Kerukunan. Tolong sampaikan derita konflik kepada generasi muda, jangan sampai mereka merasakannya,” katanya.

“Sebaliknya, ajak generasi muda untuk mengisi ruang-ruang perdamaian yang telah terwujud sejak Agustus tahun 2005,” ajak pejabat Kesbangpol Aceh yang tamatan UGM Yogyakarta ini.

Kunjungan ke Gedung Memorial Perdamaian
Kunjungan ke Gedung Memorial Perdamaian itu dalam rangka belajar lapangan dalam Mata Kuliah Academic Writing di bawah asuhan Hasan Basri M Nur, dosen FDK UIN Ar-Raniry.

Dalam kesempatan itu, Surya Edy Rachman mengajak mahasiswa untuk menggunakan hak pilih dan menjadi pemilih cerdas yang tidak termakan berita-berita hoaks dan tidak tergoda politik uang dalam momen Pemilu 2024.

Selain itu, Surya Edy juga mengajak mahasiswa dan generasi muda agar tidak pernah mencoba memakai narkoba jenis apapun walau pun ditawarkan secara gratis oleh orang tertentu.

“Aceh saat ini dalam darurat narkoba. Jangan pernah mau mencoba memakainya karena ia akan menimbulkan kecanduan. Narkoba menyerang otak yang merusak generasi bangsa,” pesan Surya.

Baca juga: VIRAL Wanita Punya 2 Suami, Siti Nyaris Diusir Warga, Tinggal Satu Atap & Gantian saat Berhubungan

Mahasiswa Prodi Kesos UIN Ar-Raniry menyatakan rasa senang telah berkesempatan untuk belajar di Gedung Memorial Perdamaian Aceh. Belajar berlangsung aktif dua arah. Mahasiswa ikut mengajukan beberapa pertanyaan seputar konflik dan dampak sosial di Aceh.

Adlin Minosra, mahasiswa Prodi Kesos, mengakui kesempatan belajar lapangan dan langsung pada pejabat terkait merupakan kesempatan bagus dan langka bagi mahasiswa S-1, berbeda dari belajar di ruang kelas di kampus.

“Kami akan menyampaikan pengetahuan tentang konflik Aceh dan dampak sosial yang kami dapatkan hari ini kepada kawan-kawan,” kata Adlin yang mengaku asal Kluet Utara Aceh Selatan.

Hal senada diungkapkan Nurrahmah dan Zahratun Nur Hasibuan. Keduanya berharap pihak Kesbangpol bersedia menerima kelompok mahasiswa lain yang belum pernah berkunjung ke Gedung Memorial Perdamaian Aceh.

Selesai ikut perkuliahan, mahasiswa menyaksikan foto-foto era konflik Aceh, momen perdaimaian dan saksi bisu senjata era konflik yang telah dipotong yang dipamer dalam Gedung Memorial Perdamaian Aceh

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved