Gempa Hari Ini

Gempa M 5,8 Guncang Mentawai Sumatera Barat dan Dirasakan 4 Daerah, Berikut Keterangan BMKG

Gempa mengguncang Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat dan dirasakan empat daerah pada Selasa (20/6/2023).

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
KOMPAS.COM
Gempa mengguncang Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat dan dirasakan empat daerah pada Selasa (20/6/2023). 

SERAMBINEWS.COM - Gempa mengguncang Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat dan dirasakan empat daerah pada Selasa (20/6/2023).

Dikutip Serambinews.com dari situs BMKG, gempa magnitudo 5,8 terjadi pukul 15.39 WIB sore.

Gempa tersebut terjadi pada titik koordinat 0,91 lintang selatan (LS) dan 98,55 bujur timur (BT).

 


Pusat gempa berada di laut 166 km barat laut Kepulauan Mentawai dengan kedalaman 10 Km.

Menurut keterangan BMKG, gempa tersebut dirasakan beberapa daerah dengan skala MMI III-IV Siberut, II-III Pasaman Barat, II-III Pariaman, II Bukittinggi.

Baca juga: Putra Siregar Siap Bayar Berapapun jika Inara Rusli Kembali Bercadar, hingga Beri Gaji Rp50 Juta

Memahami arti Skala MMI

MMI merupakan singkatan dari Modified Mercalli Intensity.

Dikutip dari laman resmi BMKG, skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.

Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.

Baca juga: Naik Tipis, Harga Emas di Banda Aceh Hari Ini per Mayam beserta Emas Antam, Selasa 20 Juni 2023

Baca juga: Dulu Hasto Bilang PDIP-Demokrat Tak Bisa Kerja Sama Alasan Ideologis, Prof Humam: Konyol

Skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.

Oleh karena itu, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan.

Terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.

Baca juga: Puji Putrinya, Kris Dayanti Bangga, Amora Dikontrak Label Berskala Internasional

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved