Dulu Hasto Bilang PDIP-Demokrat Tak Bisa Kerja Sama Alasan Ideologis, Prof Humam: Konyol

Dulu Hasto bilang PDIP-Demokrat tak bisa bekerja sama karena alasan ideologis, kini masukkan AHY ke daftar Bacawapres Ganjar, Prof Humam sebut konyol.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Amirullah
YouTube Serambinews
Dulu Hasto bilang PDIP-Demokrat tak bisa bekerja sama karena alasan ideologis, kini masukkan AHY ke daftar Bacawapres Ganjar, Prof Humam sebut konyol. 

SERAMBINEWS.COM - Dahulu Sekjen Hasto Kristiyanto pernah bilang PDIP-Demokrat tak bisa bekerja sama karena alasan ideologis.

Namun usai menggelar pertemuan antara Puan dan AHY serta memastikan Ketua Umum Partai Demokrat itu masuk daftar Bacawapres Ganjar, Prof Humam sebut hal ini sebagai sesuatu yang konyol.

Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Ahmad Humam Hamid mengingatkan pernyataan itu saat diucapkan Sekjen PDIP Hasto setahun yang lalu.

“Setahun yang lalu, dari mulut Sekjennya ini menyebut seolah-olah Partai Demokrat sebagai makhluk yang tidak mendapat tempat di PDIP, karena apa, karena perbedaan ideologi, perbedaan historis katanya," ucap Prof Humam dalam "Serambi Spotlight" dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di studio Serambinews, Selasa (20/6/2023).

Baca juga: Prof Humam Sebut PDIP “Gatal” karena Puan Dekati AHY hingga Masukkan Daftar Bacawapres Ganjar

Baca juga: Suami di Rumah Tapi Tidak Ngobrol dan Main HP Terus? Begini Penjelasan dr Aisah Dahlan

Dalam pernyataannya tahun lalu, Prof Humam berujar Hasto sangat cerdas dan fasihnya menyampaikan sikap PDIP terhadap Demokrat yang dinilai tak mungkin sejalan.

"Setahun kemudian dia sendiri yang menelepon Sekjen, lalu disebutkan AHY sudah masuk dibidik menjadi (kandidat bakal) Cawapresnya Ganjar, apa nggak lucu, konyol ini sih," ucap Prof Humam.

 

 

Sosiolog dan Guru Besar USK itu juga menyampaikan, bukan AHY yang merapat ke Puan sebagaimana kekhawatiran para pendukung Anies selama ini, namun yang terjadi adalah sebaliknya.

"Kalau kita melihat bahasa perempuan, bahasa percintaan, ini yang gatal siapa, AHY atau Puan, apakah Demokrat atau PDIP," tanya Prof Humam.

"Ini yang gatal PDIP ini, gatal, gatal," tambahnya.

Baca juga: Puan Bertemu AHY, Pesan Megawati: Jangan Tegang-tegang

Momen pertemuan antara Puan dan AHY, menurut Prof Humam jangan dinilai dari sebuah peristiwa saja, melainkan harus membaca seluruh kejadian.

Ada banyak sekali ekspresi yang ditampilkan dalam pertemuan itu, meski demikian menurutnya tidak berarti apa-apa karena banyak pula penjelasan di baliknya.

"Jadi yang tadi itu namanya gatal politik, dan semua orang tahu ini bagaimana ending-nya, gak akan ada apa-apanya ini," ucap Prof Humam.

"Mungkin untuk AHY ini sebagai pertunjukan politik bagi orang yang menyukai, orang Aceh bilang piasan (hiburan), ada piasan politik, ya orang suka lihat," tambahnya.

Baca juga: Puan-AHY Makin Mesra, jadi Ancaman bagi Anies Baswedan?

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved